Penguatan SDM Calon Guru untuk Hadapi Tuntutan Industri

 

Kudus, UPI

Dewasa ini sangat diperlukan penguatan dari sisi penyiapan Sumber Daya Manusia (SDM), bagaimana para guru disiapkan untuk bisa menerima pembaharuan, baru setelah itu infrastruktur. Yang menonjol dalam kunjungan ini adalah SDM itu sudah siap untuk menerima pembaharuan yang ada. In Sya Allah ini akan mempengaruhi pola operasional yang ada di Kampus UPI di daerah, terkait bagaimana menyiapkan dosen, dan mahasiswa serta stakeholder lainnya untuk lebih meguasai bidangnya, nanti kami dukung infrastrukturnya.

Demikian ungkap Direktur Kampus UPI di Serang Drs. H. Herli Salim, M.Ed, Ph.D., usai melakukan kunjungan kerja ke 6 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) binaan Djarum Foundation, bersama sejumlah pimpinan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di Louis Kienne Hotel Simpang Lima. Jl. Ahmad Yani No. 137, Simpang Lima, Semarang, Jawa Tengah, Jumat (25/1/2019).

Menurutnya, universitas dalam hal ini UPI, masih berjalan di implementasi kurikulum, belum sampai ke bagaimana hubungannya dengan pasar. Kunjungan kerja ini adalah salah satu misi Pak Rektor untuk membawa semua pimpinan untuk melihat kondisi riil di lapangan.

“Kaitannya dengan prodi baru kami yaitu Prodi Pendidikan Kelautan dan Perikanan, core-nya adalah membaca potensi laut untuk mensejahterakan masyarakat, bagaimana memberdayakan ekonomi pesisir, bagaimana pemberdayaan perikanan sehingga menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat untuk menambah kesejahteran masyarakat,” ujarnya.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, menurut Dekan FPTK UPI Prof. Dr. Mokhammad Syaom  Barliana, M.Pd., M.T., berdasarkan hasil temuan di lapangan (SMK-SMK di Kudus), UPI tidak tinggal diam untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia calon guru, kami tetap mengikuti perkembangan, hanya saja memang dari segi infrastruktur kita tertingal dari SMK binaan Djarum Foundation yang terus mengikuti perkembangan mendekati standar industri.

Sementara itu, lanjutnya, untuk peningkatan kualitas calon guru dari FPTK agak sedikit terlambat karena keterbatasan anggaran universitas, di sisi lain universitas masih fokus untuk pengembangan infrastruktur gedung.

Ditegaskannya,”Adapun upaya peningkatan kualitas guru yang kita lakukan seperti kerja sama dengan industri masih dalam kondisi terbatas. Kami hadir disini untuk melaksanakan mandat dari Kemenristekdikti untuk mengembangkan UPI khususnya FPTK sebagai center of excellence in vocational education, yaitu mengembangkan infrastruktur termasuk equipment laboratorium yang didukung oleh kompetensi sdm. Untuk itu, kita juga mengadakan pelatihan dan mengembangakan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Jadi selain mendapatkan ijazah, mereka juga akan mendapatkan 5 sertifikat kompetensi, itu juga bagian dari upaya mendekatkan diri dengan industri.”

Sementara itu untuk mengatasi permasalahan infrastruktur, katanya, kita sudah melakukan kerja sama dengan beberapa industri, seperti mengembangkan teaching industry yaitu membuat industri di dalam kampus dan teaching factory yaitu menghadirkan pembelajaran di fakultas dengan kultur industri.

“Kita akan kembangkan pusat riset, karena selama ini kita melakukan kerja sama dengan SMK hanya sebatas magang praktek mengajar, sementara sumbangan terhadap pengembangan pendidikan SMK-nya masih terbatas. Diharapkan dengan adanya kegiatan ini, kita akan mulai dengan model pembelajaran, memilih 1 SMK untuk menjadi model pembinaan FPTK UPI, sehingga terjadi sinkroniasi,” ungkapnya.

Bagaimanapun percepatan industri tidak bisa diikuti oleh lembaga pendidikan, ungkapnya lagi, karena terbatasnya anggaran, sementara perkembangan industri pasti lebih cepat karena orientasinya berbeda. Oleh karena itu diperlukan kolaborasi, kerja sama industri itu penting melalui proses pemagangan, pengembangan teaching industry, pengembangan teaching factory dan lain sebagainya.

Ditambahkannya,”Dalam kesempatan lain kita akan kembangkan melalui pembukaan prodi baru seperti Otomasi Industri, Robotika, Teknik Energi Terbarukan, dan Teknologi Pangan, serta Teknik Transportasi dan Logistik, itu sebagai antisipasi perkembangan teknologi di era Revolusi Industry 4.0.”

Hal serupa ditegaskan oleh Kepala Biro Sarana dan Prasarana UPI Dr. H. Ade Budhi Salira, M.Si., dijelaskannya,”Mulai tahun 2019, UPI memperoleh dana dari ADB untuk pengembangan 3 fakultas, yaitu FPEB, FPTK dan FPSD, serta SPs. Di dalamnya ada pengembangan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi yang akan kita kembangankan yaitu prodi-prodi baru, contohnya seperti DKV di FPSD.”

Terkait dengan penyiapan kompetensi guru-guru untuk SMK, maka kita melakukan kegiatan benchmarking ke beberapa SMK di Kudus binaan Djarum Foundation agar dapat memberikan gambaran dalam menyiapkan kompetensi calon guru. Selain itu, menyiapkan peralatan laboratoriumnya agar pengetahuan calon guru tidak kalah dari calon siswanya, hal ini untuk menghindari gagap teknologi yang membuat para guru tidak bisa menggunakan alat-alat yang ada di SMK karena kondisi peralatan kita masih ketinggaalan. Saat ini, guru-guru di SMK dilatih untuk memiliki mindset industri, karena permintaan pasar terus dinamis. (dodiangga)