Peran dan Kontribusi Alumni Dapat Tingkatkan Mutu UPI

foto 9Bandung, UPI

Prof. Furqon, Ph.D. Rektor terpilih pada Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di masa bakti 2015-2020 memiliki hasrat untuk menuntaskan beragam tantangan yang dihadapi kampus ini. Ancang-ancang untuk menuntaskan beragam tantangan itu pun dipaparkan saat bersilahturahmi dengan pengurus dan dewan penasehat serta pengurus Ikatan Alumni (IKA) UPI.

Respon positif terlihat dari hadirnya para undangan yang sebagian besar adalah notabene adalah para tokoh akademisi UPI yang berjumlah hampir 40 orang. Para tokoh tersebut di antaranya adalah Popong Otje Tjunjunan, Prof. Dr. H. Muhammad Ali, Prof. Dr. Endang Somantri (Dewan Penasehat), dan Wakil Ketua IKA Prof. Dr. Aim Abdulkarim, M.Pd, serta yang lainnya. Kegiatan tersebut dilaksanakan di Ruang Lavender Lantai 1 Hotel Isola Resort UPI Jalan Dr. Setiabudhi No. 229 pada selasa sore (13/7/2015).

Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kemahasiswaan, Kemitraan dan Usaha : Prof. Dr. H. Dadang Sunendar, M.Hum sebagai fasilitator menyatakan bahwa kegiatan silahturahmi ini dilaksanakan setiap tahun. Ia menyampaikan bahwa kegiatan silahturahmi tersebut pada hari tersebut merupakan keinginan bersama dari lintas bidang seperti yang digagas oleh Dr. Agus Taufik, M.Pd Direktur Direktorat Akademik, dan juga Dr. Cepy Riyana Kepala Divisi Layanan Teknologi Informasi dan Komputer UPI.

Sedangkan bagi Rektor UPI kegiatan tersebut merupakan silahturahmi secara institusional pertama dengan organisasi ini. Ia menyampaikan bahwa terdapat tantangan dalam internal institusi UPI yang harus segera diselesaikan. Pertama adalah pemanfaatan dormitori dan juga aset yang lainnya. Kedua terkait dengan adanya kegiatan riset dan teknologi yang membutuhkan fasilitasi pendanaan. Ketiga perlunya perhatian mengenai status Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum, memiliki target pada 2015 yang harus segera dicapai. Keempat adalah rendahnya income generating per unit. Target funding yang ingin dicapai adalah 100 Milyar, sedangkan kenyataannya dana yang diperoleh baru 20 Milyar. Kelima adalah mengenai akreditasi, memerlukan peran IKA dalam membangun universitas.20150713_164030

Berdasarkan data yang ada, alumni UPI saat ini sudah berjumlah 100.000, baik di dalam, dan luar negeri. Namun realitanya mereka belum dilibatkan dalam upaya dalammeningkatkan kualitas UPI. Rektor berharap agar keberadaan para alumni ini dapat meningkatkan fund rising khususnya beasiswa bagi mahasiswa yang tidak mampu. Realitasnya hal ini menjadi indikator penilaian saat Borang dan akreditasi. Belum lagi terdapat keinginan ke depannya UPI membuat Book Store, kantin yang representatif, dan juga souvenir shop. “Jelas bahwa IKA patut berkontribusi secara bergotong royong dalam meningkatkan mutu UPI, dan organisasi ini adalah aset luarbiasa bagi UPI”, pungkas Prof. Dr. Furqon.

Ikatan Alumni UPI Berperan Aktif Meningkatkan Kualitas UPI

Prof.Dr. Aim mewakili organisasi ini menyampaikan program yang sudah dilakukan mereka. Ia menyampaikan bahwa bidang konsolidasi organisasi sudah dilakukan sejak 5 (lima) tahun yg lalu. Upaya peningkatan profesionalisme di bidang pendidikan sudah dilakukan di berbagai kota dan wilayah seperti di Bogor, Kuningan Cirebon, Jawa Tengah, Jawa Timur, Papua. Sumatera, Serang.  Banten, dan sudah terbentuk di seluruh Indonesia. Kedua program bidang profesionalisme LPTK, yang sudah dilakukan sejak tahun 2012 hingga 2014 yaitu membantu pemerintah menyosialisasikan kurikulum 2013. Ketiga setiap tahun mengadakan workshop yang berkontribusi bagi mentri, rektor dan dosen. Keempat adalah program komunikasi, dan kerjasama LPTK di seluruh Indonesia, yang khususnya peserta dari Pulau Jawa, Pulau Sumatera dan Bali besar hadir, dan memberikan rekomendasi. Kelima adalah melaksanakan program Lokakarya Penelitian Tindakan Kelas (PTK), berupaya meningkatkan kemampuan menulis PTK bagi para guru. Hal ini dilakukan sebagai upaya menyikapi 8.000 orang guru yang mandeg pangkatnya di golongan 4a karena lemahnya kemampuan tersebut. Sebagai pamungkas Prof. Dr. Aim pun menandaskan bahwa kerjasama dilakukan IKA di daerah, baik dalam bidang pengembangan usaha, pembinaan, dan advokasi bagi pembinaan dan penyelesaian beragam masalah guru di lapangan.

foto 7

“Memang pada dasarnya sejak tahun 2011, IKA memiliki banyak program kegiatan. Menanggapi paparan rektor dalam upaya membangun UPI ke depan, dalam statuta UPI, peran IKA belum terinci dalam membantu institusi pendidikan ini. Detail dan jelasnya statuta IKA dapat membantu institusi. Berdampingnya sinergi ini akan menghasilkan kualitas lulusan, juga untuk memjamin pendapatan mereka setelah masuk ke dalam dunia kerja”, ujar Prof Aim.

Dewan penasehat IKA Popong Otje Tjunjunan sebagai alumni UPI yang paling senior menanggapi paparan program dan struktur organisasi IKA, yang menurutnya sudah terlaksana dengan baik. Tetapi menjadi suatu catatan penting baginya pertama adalah adanya upaya bekerjasama dari para alumni untuk memajukan anak yang akan masuk UPI melalui program beasiswa. Menurutnya program beasiswa merupakan program andalan utama LPTK di Indonesia untuk pendidikan di masa depan. Ia mengakui bahwa keinginan politik dalam meningkatkan kualitas bidang pendidikan dalam Dewan Perwakilan Rakyat saat ini masih dirasakan menjadi tantangan agar lebih mampu berperan dalam meningkatkan pendidikan yang penting bagi kemajuan bangsa.

Kedua perlunya diinisiasi adanya program beasiswa secara kelembagaan juga pribadi alumni untuk mahasiswa yang cerdas, dan kurang mampu.Oleh karena itu tentu diperlukan data jumlah alumni yang memiliki perhatian mengenai hal ini. Ia pun bersedia menanggung beasiswa 5 (lima) orang mahasiswa terutama bagi mahasiswa dari tanah priangan. Ketiga ia pun menyinggung mengenai organisasi IKA yang patut melakukan kerjasama dengan rasa memiliki dan tanggungjawab bersama. Disertai kemampuan untuk menjaga kredibilitas, dan citra alumni UPI. Terakhir pentingnya sosialisasi dan ekspos peran IKA di media massa, dimana menunjukkan komitmen bahwa alumni UPI berperan dalam menanggung mahasiswa yang tidak mampu.

Di penghujung acara Direktorat Akademik dan Layanan TIK UPI bekerjasama menyampaikan data-data yang diperoleh saat ini tentang alumni di hadapan para hadirin yang hadir. Dr. Cepy Riyana Kepala Divisi Layanan TIK UPI menyampaikan bahwa terdapat pendataan alumni secara online sebelum mereka meninggalkan UPI. Upaya tracer para alumni sudah dilakukan dalam periode tahun 2012, tahun 2013, dan tahun 2014.  Upaya ini dilakukan dalam upaya mencapai target menjaring setiap angkatan sebanyak 10.000 orang, dengan menggunakan metode kuesioner online.

Menurut Cepy, pendekatan tracer memiliki standar metode, dan instrumen pendekatan riset. Diharapkan melalui upaya ini dapat memberikan feedback kepada universitas. Selain itu juga diharapkan diperoleh feedback bagi para mahasiswa sebelum mereka masuk ke UPI, lalu saat mereka sedang input pembelajaran, serta adanya pelayanan setelah mereka keluar dari UPI. Terutama mengenai data berapa lama masa tenggang waktu, dalam memperoleh pekerjaan yang memiliki standar gaji yang sesuai atau tidaknya. Hal ini memerlukan data tracer sebanyak dua angkatan, dengan standar setelah mereka lulus dua tahun dari UPI.

“Tracer online kepada para alumni selain bermanfaat memberi feedback di atas juga memberikan gambaran besar bagaimana keterlibatan mahasiswa dalam riset, pembimbingan dosen kepada mahasiswa, dan kepuasan mereka terhadap sarana dan prasarana UPI. Upaya ini adalah langkah nyata institusi dalam memberikan pelayanan prima bagi akademisi yang secara profesional akan berdampak kepuasan para alumninya terhadap institusinya.” pungkas Cepy.

Jelas memang bahwa bagi UPI yang memiliki lintas sektor dalam institusi ini, menyadari benar perlunya silahturahmi yang dapat meningkatkan peran dan kontribusi alumni. Hal ini diyakini benar sebagai salah satu ujung tombak dalam meningkatkan kualitas mutu mahasiswa UPI di masa mendatang. (Teks : Dewi Turgarini, Foto : Meggy)