Peran Orang Tua Dibalik Kesuksesan Seorang Anak

Tasikmalaya, UPI

Kualitas seorang anak, yang memiliki sifat baik maupun buruk dipengaruhi oleh pendidikan yang diberikan oleh orangtua mereka. Banyak orang percaya dibalik kesuksesan seorang anak, terdapat orangtua yang hebat. Orangtua kadang melupakan fungsi penting keluarga yang disebut sebagai fungsi pendidikan. Fungsi pendidikan (education) berguna dalam mempersiapkan karakter, mental dan masa depan anak dikemudian hari.

Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu, anak, hidup dalam satu atap, dan hidup dalam kondisi saling bergantung, Keluarga adalah tempat pertama bagi anak untuk membentuk jati diri, kepribadian serta karakter. Selain ibu yang memiliki cinta serta kasih sayang yang besar untuk anak-anaknya.

“Tentunya dibalik itu semua ada seorang ayah yang rela berkorban dan berjuang untuk membiayai dan menghidupi anak-anaknya,” hal tersebut disampaikan Muhammad Noer Syamsi sebagai pemateri pada Workshop Parenting bertema “Di balik Kesuksesan Anak ada Ayah Hebat” yang diselenggarakan oleh Mahasiswa KKN UPI Kampus Tasikmalaya Kelompok 20, Jum’at, 11 Agustus 2017, di Kelurahan Singkup, Tasikmalaya.

Dikatakan Noer Syamsi, bahwa Ayah merupakan pria tangguh dan hebat untuk anak dan keluarganya. Ayah merupakan pria yang tidak pernah kenal lelah. Ayah merupakan pria yang selalu berusaha untuk memberikan semua yang terbaik untuk anak-anaknya. Ayah rela mempertaruhkan segalanya demi sang anak. Seorang ayah rela menerjang bahaya dan rintangan hanya untuk sang anak. Tidak peduli dirinya sakit atau susah, yang terpenting anak yang disayanginya bisa bahagia dan mendapatkan segala yang terbaik dalam hidupnya.

Ayah merupakan pria yang paling ingin melihat anaknya bahagia. “Oleh karena itu, ayah akan melakukan segala cara untuk membahagiakan anak-anaknya. Ayah akan berjuang demi kesuksesan sang anak. Ayah akan bekerja keras demi untuk mewujudkan impian dan cita-cita anaknya,” ujar Muhammad Noer Syamsi.

Lebih lanjut Noer Syamsi menjelaskan, perjalanan menjadi dan sebagai ayah, ibarat petualangan dalam kehidupan. Setiap kejadian sekecil apapun bersama anak dan atau istri, sejatinya menjadi peluang pembelajaran bagi ayah.Dalam ranah pengasuhan, rentang usia anak 0 – 7 tahun adalah satu masa yang disebut golden moment. Pada usia anak-anak inilah, saat terbaik menanamkan banyak hal pada buah hati. Proses membangun kedekatan, bisa dimulai ayah saat janin masih bersemanyam di rahim ibunda. Kemudian berlanjut setelah permata hati hadir di alam fana, memberi persembahan dan sikap terbaik. Niscaya pada usia emas ini dampaknya manjur, menjadi pondasi sikap bagi kehidupan anak-anak di masa mendatang.

Penanaman karakter anak, akan terasa efektif dengan dicontohkan tidak sekedar dinasehatkan saja. Anak merekam apa yang dia lihat, sedangkan yang dia dengar relatif cepat hilang. Seperti ingin punya anak yang rajin sholat, sebagai ayah mestilah tegak menunaikan sholat lima waktu. Mustahil bagi ayah pengabai kewajiban ibadah, berharap anaknya sigap dan khusyu mendirikan sholatnya.

“Proses peneladanan ayah dari rumah, menjadi sepenuh bekal anak dalam menempuh badai kehidupan mereka sendiri. Kelak akan tiba saatnya, anak-anak lepas dari pelukan orang tua. Mereka meniti jalan hidup sendiri, jalan kehidupan yang ditempuh tanpa pendampingan orang tuanya,” tegasnya. (Renita)