Persatuan Umat

Bandung, UPI

Rabu (17/11), Allah Swt. memberikan nasihat kepada manusia untuk selalu mengedepankan sikap persatuan yang merupakan ciri khas dari orang-orang beriman. Maka dari itu penjelasan Dr. KH. Aam Abdussalam, M.Pd. berikut ini bisa dijadikan bahan rujukan oleh umat Islam untuk memperkuat persatuan umat dan mengetahui penyebab dari terjadinya perpecahan.

Kaum muslimin diberikan amanat oleh Allah Swt. untuk menegakkan agama dan jangan terpecah belah dengan tetap menjaga solidaritas serta menghindari perselisihan ataupun perpecahan yang bertujuan agar adanya kesepakatan pada usuludin dan tidak membuat umat Islam menjadi pecah karena masalah-masalah perbedaan. Maka dari itu para Rasul diutus bukan hanya untuk menegakkan agama saja, akan tetapi untuk menegakkan solidaritas, persatuan, dan menghindari perpecahan.

Terdapat tiga larangan yang ditujukan kepada kaum muslimin, yaitu: dilarang untuk saling bermusuhan dan bertengkar; dilarang untuk saling berbantahan; serta dilarang untuk melakukan sesuatu yang menghilangkan keakraban dan saling mencintai. Selain itu, ada pula tiga penyakit yang merusak kedamaian umat, antara lain: mengikuti hawa nafsu; mengutamakan keduniaan; dan bangga dengan pendapat sendiri atau merasa paling benar, sebab sebuah perpecahan pada dasarnya disebabkan oleh sikap seseorang terhadap perbedaan yang ada. Adapun penyakit dari kedamaian umat menurut Rasulullah Saw. ialah rasa hasad dan rasa benci.

Solusi dari penyakit tersebut ialah dengan meminta kepada Allah untuk menghilangkan rasa benci yang ada di dalam diri kita; membuka diri untuk saling mendengarkan berbagai pendapat dengan tetap melakukan analisis dari pendapat-pendapat tersebut; mengembangkan cara pandang sayang terhadap sesama manusia; memperbaiki ukhuwah; bertasamuh atau menerima perbedaan, baik itu dalam berpendapat atau beribadah selama perbedaan tersebut memiliki dasar yang dapat diyakini dan tidak mungkar, serta menjaga tali silaturahmi.

Namun sehebat apapun ungkapan-ungkapan kita untuk mempengaruhi orang lain, hakikat dari berdakwah dan berjuang untuk agama Allah adalah menjemput pertolongan Allah, karena kehebatan yang kita miliki tidak dapat memastikan apa-apa di hadapan kehendak Allah. (Cikal Aktar Muttaqin)