Planet Antariksa, Ruang Berinteraksi Anak di Sekitar Kampus UPI

Bandung, UPI

Kepedulian terhadap wajah pendidikan Indonesia bisa datang dari mana saja. Salah satunya dari komunitas belajar Planet Antariksa. Komunitas ini berkonsentrasi pada anak di sekitar kampus UPI Bumi Siliwangi, yang bergerak pada pengembangan mental, menerapkan penanaman karakter dan moral. Komunitas Planet Antariksa didirikan oleh empat mahasiswa Ilmu Pendidikan Agama Islam (IPAI) UPI, mereka adalah Ogie Sagara Rahman, Panji Futuh Rahman, Muhammad Irfan Ilmy, dan Mohammad Wildan Fauzila. Sementara ini sekarang sudah beranggotakan 13 mahasiswa dari hasil rekrutmen. Para mahasiswa ini hanya ingin memberikan ilmu yang dimiliki sebagai bakti kepada masyarakat, khususnya masyarakat sekitar kampus.

Dalam pemilihan nama Planet Antariksa diartikan sebagai tempat yang menakjubkan, seperti halnya planet adalah tempat tinggal dan antariksa adalah semesta di mana segala hal yang menakjubkan berada. Area ini diharapkan menjadi tempat yang menakjubkan bagi anak mengembangkan potensi yang dimilikinya.

Anak memerlukan perhatian khusus dan ruang untuk menungkan kreativitasnya. Di komunitas belajar Planet Antariksa, mereka belajar mengenai pengetahuan dasar, menggambar, membuat anyaman, membuat mozaik, bermain congklak, atau sekadar mendengarkan cerita dari pengajar, sampai mengaji Alquran.01

“Komunitas ini bergerak dalam tiga bidang, yaitu ilmu pengetahuan, budaya, dan agama. Di ilmu pengentahuan, kami mengajarkan pengetahuan dasar seperti pengenalan tentang binatang, tumbuhan, alat transportasi dan lain sebagainya, dengan budaya kami mendongengkan kisah-kisah legenda jaman dahulu sampai memainkan permainan tradisional, sedangkan agama kami gunakan untuk menanamkan akhlak pada anak-anak melalui kisah hikmah para nabi sampai belajar baca tulis quran (BTQ). Melalui ketiga hal tersebut kami ingin menanamkan mental anak yang berupa menerapkan karakter yang kuat dan penanaman moral pada anak,” ujar Ogie, salah satu pendiri komunitas belajar Planet Antariksa.

Setiap Sabtu, pukul 14.30 WIB para astronot (begitulah sebutan para peserta didik di komunitas belajar Planet Antariksa) mulai berdatangan. Sambil menunggu azan asar berkumandang, mereka dipersilakan bermain dengan permainan yang telah disediakan sebelumnya, mulai dari lego, puzzle, lilin malam, congklak, sampai kertas untuk menggambar. Ketika azan asar berkumandang, para astronot dan pengajar bersama-sama ke masjid terdekat untuk melangsungkan salat berjamaah. Setelah itu dilanjutkan kembali di saung semesta (tempat belajar Planet Antariksa) dengan kegiatan yang disesuaikan dengan tema pembelajaran.

Hampir dua jam pembelajaran dari jam 15.30-17.15 WIB, para astronot menghabiskan waktu dengan bermain, belajar, mendengarkan dongen, berkreasi, mengembarakan imajinasi, sampai berinteraksi dengan sesama astronot lain maupun para pengajar. Hingga acara ditutup dengan doa bersama sambil menyantap hidangan bersama yang telah disediakan oleh para pengajar, biasanya berupa buah-buahan.

Komunitas ini dijalankan secara sukarela, gratis untuk siapapun yang mau belajar khususnya anak-anak. Sementara untuk sekarang ini keberlangsungan operasional komunitas belajar Planet Antariksa mengandalkan patungan dari para pengajar dan sumbangan donatur. (Humas Planet Antariksa)