PRODI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DAN DISDIK KAB. BANDUNG BARAT SELENGGARAKAN PENGUATAN LITERASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

Rabu, 20 Juli 2022 – Sabtu, 23 Juli 2022, Program Studi PBSI FPBS Universitas Pendidikan Indonesia bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Kabupaten Bandung Barat, MGMP Bahasa Indonesia, dan PGRI Bandung Barat melaksanakan seminar dan lokakarya dalam rangka implementasi pengabdian kepada masyarakat. Kerja sama ini merupakan rintisan untuk ditindaklanjuti dengan MoA yang akan datang.

Inisiasi kerja sama antara Disdik, MGMP Bahasa Indonesia, dan PGRI ini merupakan rangkaian pengabdian kepada masyarakat yang diketuai Ibu Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd.  Semiloka ini mengambil judul “Penguatan Literasi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi Guru SMP Kabupaten Bandung Barat”.

Tangkap Layar Kegiatan Semiloka
Drs. Dadang A. Sapardan, M.Pd.

Narasumber pertama yaitu Kepala Bidang Pendidikan Disdik Kabupaten Bandung Barat, Drs. Dadang A. Sapardan, M.Pd. memaparkan implementasi gerakan literasi. Literasi merupakan kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas hidupnya. Program literasi di sekolah diimplementasikan 15 menit membaca disesuaikan dengan kondisi sekolah. Tujuannya agar peserta didik gemar membaca dan membaca menjadi kebiasaan dan gaya hidup. Program ini dilakukan secara bertahap sekali atau dua kali dalam seminggu hingga dapat dilakukan setiap hari. Prinsipnya program ini bukan membaca buku teks pelajaran melainkan buku yang diminati siswa, tidak diikuti tugas-tugas dan dilakukan dengan menyenangkan sambil bermain.  Selain itu juga tidak ada evaluasi. Implementasi gerakan literasi dilakukan melalui pengembangan perpustakaan sekolah dan sudut baca sekolah. Kegiatan membaca dilakukan dengan empat cara. Pertama membacakan nyaring, kedua membaca terpandu, ketiga membaca bersama, keempat membaca mandiri. Adapun pihak-pihak yang dilibatkan dalam gerakan literasi sekolah yaitu komunitas pegiat literasi, komite sekolah, alumni, perguruan tinggi, orang tua/wali murid, dunia usaha, dan industri.

Kecakapan abad 21 meliputi literasi dasar yaitu kemampuan menggunakan keterampilan untuk kehidupan keseharian meliputi bahasa dan sastra, numerasi, sains, digital, finansial, budaya, dan kewarganegaraan. Adapun kompetensi yang harus dicapai meliputi kemampuan menyelesaikan permasalahan kompleks untuk berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.

Sasaran berikutnya karakter utama yaitu kemampuan menghadapi perubahan pesat lingkungan yang terdiri atas religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Implementasi literasi dan numerasi dilakukan membaca massal, sasabu (satu sekolah satu buku), pengembangan perpustakaan, penempatan sudut baca, dalam ruangan dan ruang terbuka.

Dra. N. Mimin Rukmini, M.Pd.

Sejalan dengan apa yang dikatakan oleh sumber pertama, Dra. N. Mimin Rukmini, M.Pd. memaparkan inspirasi pembelajaran dan penilaian yang menguatkan kompetensi literasi. YLS merupakan sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik. Tiga tahap gerakan literasi di sekolah yaitu pembiasaan, pengembangan, dan pembelajaran.

Komponen literasi meliputi konten (teks informasi dan teks sastra). Konteks (personal, sosiobudaya, dan saintifik). Proses kognitif meliputi menemukan informasi, interpretasi, dan mengintegrasi, serta mengevaluasi, dan merefleksi.  Penguatan literasi sangat penting karena melimpahnya informasi di era teknologi ini menuntut peserta didik untuk menguasai beragam informasi dan materi pengetahuan sehingga kompetensi literasi dikuasai peserta didik agar mampu mengakses, mengolah, dan memanfaatkan beragam informasi, dan pengetahuan tersebut.

Dr. Isah Cahyani, M.Pd.

Pemateri ketiga memaparkan penguatan dengan pemanfaatan literasi digital secara bijak. 

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam manajemen jejak digital.

1. Konsekuensi

2. Pengelolaan

3. Kontribusi

4. Sikap dan Nilai

Untuk mengurangi risiko jejak digital, para pengguna media sosial harus memperhatikan  posting-an yang diunggah secara berhati-hati. Menghapus bukan berarti hilang namun tersimpan di database. Oleh karena itu, sebuah posting-an yang sudah dihapus oleh pemilik akun suatu saat bisa muncul kembali apabila ada yang melakukan screenshot dan menyimpannya. Solusinya membatasi diri dalam dunia digital dengan tidak sering memamerkan gaya hidup pribadi. Cara bijak menggunakan literasi media dan informasi, mengolah informasi di medsos dengan menemukan, mengatur, dan menganalisis media informasi. Kedua memahami informasi di medsos, ketiga kritis dalam mengolah, memahami, dan mengevaluasi media informasi.

Eka Rahmat Fauzy, M.Pd.

Pemateri keempat Eka Rahmat Fauzy, M.Pd. memaparkan bahwa media pembelajaran sebagai alat bantu untuk mendampingi siswa dalam proses pembelajaran. Salah satu media digital yang digunakan untuk pembelajaran literasi digital adalah Canva, Padlet, dan microlearning lainnya.

Canva adalah platform berbasis web yang bisa dimanfaatkan untuk membuat berbagai desain menarik. Manfaat Canva di antaranya sebagai berikut.

a. Hemat waktu dengan template siap pakai

b. Kreativitas dapat dituangkan ketika membuat media Canva

c. Variasi membuat tugas grafis baik secara individu maupun kelompok dapat dibagikan di Google Classroom, Microsoft Teams, atau dari dalam Canva.

d. Berkolaborasi dalam membuat tugas. Tugas dapat dikerjakan bersama walaupun anak-anak sedang PJJ. Hal ini karena file bisa di-share kepada orang lain dan bisa diatur settingnya bisa edit atau hanya bisa melihat saja. Untuk kolaborasi berarti setting dibuat tim bisa saling mengedit.

Selanjutnya, pada hari kedua, Kamis, 21-23 Juli 2022 semiloka dilaksanakan secara berkelompok. Pengelompokan dibagi ke dalam tiga kelompok.

Kelompok pertama dengan fasilitator Ibu Dra. Nunung Sitaresmi, M.Pd. kemudian fasilitator kelompok kedua Ibu Dra. Lilis Sulistyaningsih, M.Pd. dan fasilitator kelompok ketiga Drs. Denny Iskandar, M.Pd.

Pelaksanaan lokakarya diawali dengan menganalisis RPP Bahasa Indonesia.  Dalam analisis ini dicermati pengintegrasian literasi dalam pembelajaran.

Integrasi literasi terkandung dalam  RPP baik secara implisit ataupun eksplisit. Selanjutnya, salah satu peserta memeragakan implementasi literasi dalam pembelajaran.  Literasi sudah muncul dalam langkah mengamati, mendiskusikan, mengumpulkan data, mengasosiasi, dan mengomunikasikan karya.  Literasi dimanfaatkan sebagai pemantik pembelajaran dan komunikasi karya hasil berkolaborasi.