Prodi Pendidikan Ekonomi FPEB UPI Menghelat The 2nd ICEEE 2017

Bandung, UPI

Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pendidikan Indonesia menggelar The 2nd International Conference on Economic Education and Entrepreneurship (ICEEE), Kamis, 3/8/2017) di Hotel Grand Cokro, Bandung.

Ketua Panitia ICEEE, Prof. Dr. Eeng Ahman mengatakan konferensi initernasional ini merupakan hasil kerjasama antara Asosiasi Profesi Pendidik Ekonomi Indonesia (Aspropendo) dengan Prodi Pendidikan Ekonomi FPEB UPI.

Konefrensi tersebut menghadirkan narasumber diantaranya, Steven Cobb dari North Texas University, Ikuro Yamamoto dari Kinjo Gakuin University College Nagoya, Jepang, dan Prof. Agus Rahayu dari FPEB UPI. Serta sesi pararel yang diselenggarakan sesuai dengan topik yang telah ditentukan oleh panitia.

“Konferensi ini merupakan lanjutan dari konferensi pertama yang digelar di Surabaya pada tahun 2016 yang dimana untuk penyelenggaraan tahun ini diinisiasi oleh prodi Pendidikan Ekonomi FPEB UPI. seminar ini mengangkat isu yang berkaitan dengan tiga bidang ilmu, seperti pendidikan, ekonomi dan kewirausahaan yang berkaitan dalam konteks perubahan menghadapi ekonomi global,” kata Prof. Eeng.

Menurutnya dengan topik ini kita bisa mencapai sasaran bahwa dari waktu ke waktu perkembangan mengenai pendidikan, ekonomi, dan kewirausahaan secara global dapat kita kawal dengan baik. Serta dapat merumusan baik itu dalam konteks pembelajaran maupun konteks kebijakan yang mengahrah kepada topik utama, yaitu pendidikan, ekonomi dan kewirausahaan.

Ia berharap, dengan adanya konfrensi ini ada perbaikan mutu pendidikan di tingkat persekolahan mulai dari pembelajaran ekonomi yang diperkenalkan kepada siswa di tingkat SMP, SMU hingga tingkat perguruan tinggi. Sehingga hasil dari seminar ini bisa langsung diterapkan dalam pembelajaran di sekolah maupaun di bangku perkuliahan.

Sementara itu, menurut Steven Cobb saat diwawancara mengungkapkan bahwa setidaknya ada tiga hal yang harus diperhatikan dalam membangkitkan ekonomi suatu bangsa. Pertama, pendidikan ekonomi yang sesuai dengan tuntutan zaman. Kedua pemahaman tentang keuangan personal (personal financing) bagi masyarakat. Hal ini penting karena jika masyarakat memahami konsep keuangan personal, maka mereka akan menggunakan uangnya dengan bijak, dan  ketiga adalah kewirausahaan. Kita bisa lihat, bahwa salah satu indikasi majunya suatu bangsa, dapat dilihat dari jumlah rakyatnya yang berwirausha. Cobb menyebutkan beberapa contoh negara dengan jumlah wirausaha yang banyak seperti  AS, Singapura, disusul oleh Cina dan yang berpotensi adalah India. Cobb juga menilai bahwa di Indonesia peluang untuk maju dari sisi ekonomi cukup besar, mengingat jumlah perguruan tinggi yang mengajarkan ekonomi sangat banyak, jumlah yang tak kalah banyaknya adalah juga perguruan tinggi yang mencetak guru-guru pendidikan ekonomi. Kebijakan pemerintah jjuga dalam pandangannya, cukup memberikan peluang yang baik bagi para wirausaha dan calon wirausaha. Ia berpendapat, akan lebih baik jika pemerintah membuka kesempatan dan mengembangkan kewirausahaan hingga ke pelosok negeri secara merata. Jika ini terjadi, bukan tidak mungkin, prediksi Cobb, Indonesia akan memimpin perekonomian dunia.

Hal lain yang terungkap saat wawancara, Cobb mengomentari kebiasaan mahasiswa dalam menggunakan gawai. Adalah hal yang lumrah jika kurikulum membuat mahasiswa harus melek teknologi dan mengakses berbagai sumber informasi dalam memperluas wawasan mahasiswa. Namun hal ini harus dibarengi dengan sikap yang fokus. Jangan sampai tergoda untuk menggunakan gawai untuk berkomunikasi via medsos sehingga malah mengalihkan perhatian mahasiswa saat mereka belajar. “Intinya adalah fokus”, menurutnya.

Di akhir perbincangan, Cobb memberikan komentar tentang  bagaimana ia begitu terkesan dengan antusias para peserta konferensi. Ia juga mengagumi kampus UPI yang sangat berciri khas. Ia pun berkeinginan untuk dapat kembali lagi pada kesempatan berikutnya dalam aktivitas pengembangan ilmu pendidikan ekonomi. (ASK/DEN)