Prof. Deni Darmawan Presentasikan Miniatur Laboratorium yang Mobile

 

Bandung, UPI

Dalam kesempatan ini, sebagai peneliti, kami berupaya menciptakan produk penelitian yang berbasis pada upaya mengkonkritkan Revolusi Industry 4.0. kami menciptakan protorype yang dibutuhkan para siswa SMK dalam rangka meningkatkan kompetensinya, sehingga begitu mereka lulus bisa langsung diserap oleh dunia industri.

Pernyataan tersebut disampaikan Prof. Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M.Si., MCE., usai mempresentasikan miniatur laboratorium yang mobile, sebuah produk inovatif di era industry 4.0, buah karya Peneliti Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang beranggotakan Prof. Dr. Deni Darmawan, S.Pd., M.Si., MCE., Tata Risdian R, ST., M.Pd., dan D. Sudjana, BE., dalam Kegiatan Seminar Hasil Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Pameran Poster di Ruang Auditorium lantai 3 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) UPI, Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (9/12/2019).

Diungkapkannya,”Di Jepang, produk ini sudah mendapatkan validasi dari tim peneliti Tsuru University, Jepang. Produk ini mampu menarik minat mereka. Namun, di Indonesia, ini menjadi tantangan tersendiri bagi pihak-pihak terkait untuk bisa mengadopsi prototype hasil penelitian ini menjadi sebuah kebutuhan SMK. Penelitian ini bukan sekedar cerita, tetapi sebuah produk nyata. Intergrated Communication Mobile Laboratorium Simulator (ICMLS) sudah didukung oleh industri, yaitu PT. INTI, sebuah perusahaan elektronik terkemuka di Indonesia.  Melalui dukungannya, kami juga sudah memperoleh standar baku produk dalam jumlah yang banyak atau pabrikasi atau industri. Produk ini juga sudah diperkenalkan ke Dinas Pendidikan Provinsi hingga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.”

Sebanyak 3000 SMK sudah siap mengadopsi produk ini, tegasnya, hanya saja diperlukan kolaborasi dan sinergi antar lembaga yang terkait. Jika selaras dengan ide-ide digital, teknologi  dan mobile maka ICMLS yang merupakan merupakan miniatur laboratorium yang mobile ini sangat berpeluang dijadikan program nyata bagi terwujudnya kebijakan Kemendikbud yang baru ini. ICMLS akan dibuat ke dalam beberapa versi yang lebih user friendly, yang responsible dan penerapan Artificial Intelligence-nya lebih nyata dan mobilitasnya lebih ringan.

“Yang menarik dari produk ini adalah sebuah solusi bagi para siswa SMK dalam kegiatan praktikum. Mereka tidak lagi ramai-ramai menggunakan sejumlah infrastruktur yang mahal dan banyak di laboratorium. ICMLS mampu menekan biaya-biaya tersebut hingga 75%. contohnya biaya untuk pengadaan server dan computer client. Siswa bisa lebih terkontrol dan terpantau progress-nya. Dari 19 uji kompetensi, bisa dilakukan dengan 1 alat ICMLS,” yakinnya.

Diharapkan, ICMLS bisa diindustrialisasi, baik oleh industri maupun LPPM UPI jika memiliki tempat untuk memproduksinya secara massal. Juga terciptanya teaching insudtry yang berorientasi pada Income Generating Unit (IGU). Untuk diketahui, setelah dilakukan review oleh BPK, produk ini memperoleh applause dan direkomendasikan untuk diajukan ke Direktorat Jenderal Penguatan Inovasi Kemenristekdikti untuk memperoleh anggaran yang lebih besar, sementara itu LPPM UPI menyarankan untuk memproduksi versi yang ke-3. (dodianga)