Prof. Didi Mendukung Siapa pun yang Menjadi Rektor UPI

DidiBandung, UPI

Meskipun tidak masuk tiga besar pada pemilihan calon Rektor Universitas Pendidikan Indonesia pada pemilihan yang dilakukan Senat Akademik UPI, Rabu (6/5/2015), Prof. Dr. Didi Suryadi, M.Ed. mengaku tidak risau. Direktur Sekolah Pascasarjana UPI ini mengaku nothing to loose dalam proses pemilihan Rektor UPI ini. Apalagi, pemilihan rektor kali ini pada akhirnya akan memilih pemimpin terbaik.

“Yang penting, saya maju karena mengemban amanat dari para pendukung. Di samping itu, saya punya gagasan tentang pengembangan masa depan UPI. Terpilih atau tidak semua terserah kepada pemilih. Kita doakan agar rektor terpilih yang terbaik,” kata Prof. Didi Suryadi usai pemilihan calon Rektor UPI di Gedung UC UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Rabu (6/5/2015).

Prof. Didi mengatakan, melihat hasil pemilihan calon rektor, baginya itu tidak menjadi masalah. Jika dilihat dari pilihan-pilihan, itu sangat relatif. Artinya, tidak sepenuhnya melihat orang atau program tapi juga ada faktor yang lain. “Ini kan ada pilihan ABC atau ABCD yang bisa membentuk pola. Jadi ada yang bisa membentuk pola atau tidak. Ada dua kemungkinan, jika yang berpola ada semacam kesepakatan-kesepakatan, sedangkan jika yang tidak berpola cenderung mengusung objektivitas,” ujar Didi.Didi-2

Dengan hasil yang sudah ada, kata Prof. Didi, dirinya tidak merasa kecewa, karena baginya siapa pun yang terpilih sebetulnya sama saja. Kepentingannya bukan atas kepentingan pribadi, tetapi kepentingan UPI. Apa pun alasan cara memilih, bagi Prof. Didi, itu tidak menjadi masalah. Karena itu masalah preferensi, karena menurutnya cara pandang seseorang itu berbeda-beda. Dalam dunia demokrasi, itu sah saja. Apakah kita mengedepankan objektivitas atau kepentingan.

Kegiatan selanjutnya, kata Prof. Didi, yaitu kembali melanjutkan tugasnya sebagai dosen yang berkewajiban melakukan riset, mengajar, dan pengabdian sesuai tridarma. Baginya, riset adalah ruh, dan ia sangat menikmati hal tersebut. Prof. Didi mengatakan, “Legalisasi itu bukan jabatan, legalisasi adalah optimalisasi potensi akademik saya sebagai dosen yang memiliki jangka panjang yang akan saya tinggalkan sehingga memberi pengaruh untuk generasi muda, sedangkan jabatan hanya sementara,” ucap Prof. Didi

Prof. Didi tidak berpikir untuk menjadi wakil rektor, siapa pun rektor atau wakilnya itu tidak jadi masalah. Dari ketiga calon yang sudah terpilih, Prof. Didi mendukung seluruh calon yang terpilih. Baginya selama prosesenya bermartabat, semua harus mendukungnya.

Prof. Didi mengungkapkan harapan untuk rektor yang terpilih nanti, “UPI itu memiliki potensi besar, potensi itu terletak pada manusianya, jika ingin membesarkan UPI maka potensi yang dimiliki UPI siapa pun dia, dari golongan mana dan kalangan mana harus diberi ruang yang cukup untuk berkembang,“ ungkap Prof. Didi. (Alwan Husni Ramdani, Bagas Abdiel KT, Harly R, dan Bagas Abdiel KT, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI)