Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A., Ahli Bahasa yang Datang Membawa Secercah Asa

Didi Sukyadi-1UNIVERSITAS Pendidikan Indonesia (UPI) tengah bergelora. Kampus yang banyak melahirkan akademisi unggul itu tengah menggelar hajatan politik terbesarnya tahun ini. Ya, UPI menggelar rangkaian proses pemilihan rektor yang memimpin UPI pada masa bakti 2015-2020. Proses pemilihan rektor tersebut tengah menjadi sorotan utama di kalangan civitas akademika UPI dan kini berada di titik pengenalan nama calon rektor. Ada enam nama yang telah lolos tahap seleksi awal, nama-nama itulah yang akan maju dan bersaing untuk merebut tahta tertinggi sehingga kelak akan lahir pemimpin baru di Kampus Bumi Siliwangi.

Tak mau kalah, tiap sudut di UPI pun mulai berbenah dan merubah wajahnya menjadi sarana informasi untuk menyebarluaskan wajah-wajah calon pemimpin UPI. Baliho berukuran besar yang berisi nama dan judul kertas kerja masing-masing calon mulai dipasang di tiap sudut demi kesuksesan ajang pemilihan rektor tersebut. Hampir setiap fakultas di UPI mengusung calonnya masing-masing, termasuk Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastra (FPBS). Seperti tak ingin ketinggalan dari sejarah yang akan melahirkan tampuk kepemimpinan tertinggi di UPI itu, FPBS pun mengusungkan satu nama calon. Nama calon rektor dari FPBS itu tentunya sudah tidak asing lagi di kalangan civitas akademika FPBS maupun di UPI sendiri. Ia merupakan salah satu tokoh yang telah banyak berkontribusi dalam membangun nama UPI hingga harum seperti sekarang ini.Didi Sukyadi

Didi Sukyadi namanya. Pria kelahiran Majalengka yang genap berusia 48 tahun pada 9 Juni mendatang itu maju membawa harapan baru bagi UPI dan warga FPBS khususnya. Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A. merupakan sosok yang memimpin FPBS selama dua tahun belakangan, terhitung sejak 2013 hingga sekarang. Tubuhnya boleh saja terbilang mungil, namun di dalam hatinya tersimpan sosok yang berani dan berjiwa besar. Pria yang memiliki wibawa dan kharisma yang kuat tersebut merupakan gambaran seorang calon pemimipin yang ideal. Kemampuan akademis maupun sifatnya yang low-profile menjadikan ia sosok orang yang tak perlu diragukan lagi kepemimpinannya. Memiliki kemampuan bahasa inggris yang fasih dengan puluhan publikasi ilmiah menjadi salah satu dari sekian banyak potensi yang ia miliki. Hal itu pula yang menjadi modal sehingga ia berani untuk mencalonkan diri menjadi rektor UPI masa bakti 2015-2020.

Sebelum mengikuti bursa pemilihan rektor, sosok Didi Sukyadi telah memiliki track record yang patut diperhitungkan. Didi Sukyadi merupakan pria asli Majalengka yang mengenyam bangku sekolah di SD Negeri Bantaragung Rajagaluh, SMP Negeri Cikalahang Cirebon, dan SPG Negeri Majalengka dengan mengambil jurusan guru SD IPA. Sosok Didi muda mulai mengenal nama UPI, yang dulu masih bernama Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Bandung, sejak dirinya menjadi mahasiswa S1 di jurusan Pendidikan Bahasa Inggris.

Sukses memperoleh gelar sarjana tidak semata-mata menghentikan langkah besar Didi Sukyadi. Ia melanjutkan studi dan memperoleh gelar Magister di Institute of Education University of London dengan mengambil jurusan Primary Education. Tidak hanya itu, Didi yang memang memiliki semangat besar dalam mengembangkan ilmu yang dimilikinya kemudian memutuskan untuk melanjutkan studi Doktoral di Universitas Indonesia (UI) dengan kajian Ilmu Linguistik. Pendidikan terakhirnya itulah yang lantas mengantarkannya memperoleh gelar Guru Besar/Profesor dalam Bidang Ilmu Linguistik pada 1 Agustus 2013. Di tahun yang sama, ia dipercaya menjadi Dekan FPBS UPI dan menjadi nakhoda yang membawa FPBS menjadi lebih maju dan mampu bersaing di berbagai kompetisi nasional maupun internasional.Didi Sukyadi-2

Berbicara mengenai sosok Didi memang tidak lepas dari titelnya sebagai Dekan FPBS. Namun, karier cemerlang Didi tidak diperoleh secara instan. Didi sebelumnya meniti karir sebagai staf pengajar STPB Bandung pada tahun 1993. Hanya berselang satu tahun, tepatnya pada tahun 1994, Didi kembali ke kampus yang telah mendidiknya menjadi sosok yang unggul. Didi berhasil menjadi dosen di FPBS UPI sejak tahun 1994 hingga sekarang. Selanjutnya, ia perlahan-lahan mulai memantapkan karirnya di Kampus Bumi Siliwangi. Ia pernah menjabat sebagai Koordinator Layanan Bahasa Inggris di Balai Bahasa UPI (1998-2004), Kepala Balai Bahasa UPI (2004-2010), Sekretaris Satuan Penjaminan Mutu UPI (2009-2010), Kepala Perpustakaan UPI (2011-2012), dan terakhir, Didi tercatat menjadi Dekan FPBS tahun 2013 hingga sekarang.

Sejak tahun 2013, Didi juga mulai melebarkan sayapnya di berbagai konferensi nasional maupun internasional dengan bertindak sebagai penyaji, sebut saja 33rd Thailand TESOL International Conference di Khon Kaen Thailand, Kongres Internasional Masyarakat Linguistik Indonesia di Lampung, hingga Language in the Online and Offline World (LOOW 4) di Surabaya. Selain menjabat di UPI, ia tercatat menjadi Wakil Presiden The Association of Teachers of English as a Foreign Language (TEFLIN) atau Asosiasi Guru Bahasa Inggris di Indonesia periode 2014-2017. Ia juga aktif sebagai anggota di berbagai organisasi, yaitu Asia TEFL, IATEFL, Masyarakat Linguistik Indonesia, dan TESOL International.Pilrek-5

Kini, berbekal keinginan yang mulia untuk membawa UPI menjadi universitas yang unggul di bidang pendidikan, Prof. Dr. Didi Sukyadi, M.A. maju sebagai salah satu kandidat calon rektor UPI periode 2015-2020. Ditemui di kantornya di Jurusan Pendidikan Bahasa Inggris FPBS UPI pada Senin (27/4), Didi menegaskan bahwa dirinya berupaya untuk mengatasi titik lemah yang dimiliki UPI dengan menerapkan strategi-strategi yang mampu mengurangi kesenjangan antara harapan dan kenyataan yang terjadi. Sesuai dengan judul kertas kerja yang didaftarkan, yaitu Strategi Mewujudkan Visi UPI Sebagai Universitas Pelopor dan Unggul Dalam Bidang Pendidikan, Didi menawarkan strategi-strategi terbaik agar slogan A Leading and Outstanding University tidak hanya sekedar kata-kata semata, tetapi menjadi sebuah iklim yang terintegrasi dalam menciptakan sebuah universitas unggul di bidang pendidikan.

Dalam kertas kerjanya, strategi pencapaian yang dikemukakan oleh Didi antara lain meningkatkan akreditasi secara keseluruhan, baik di tingkat universitas maupun di tingkat prodi. Tidak hanya itu, Didi juga fokus terhadap masalah kesejahteraan tenaga kependidikan di UPI. Ia mengatakan bahwa dirinya akan memperhatikan kesejahteraan tenaga pendidik maupun dosen tidak tetap agar lebih pantas dan manusiawi. Di bidang kompetisi mahasiswa, Didi juga berupaya agar UPI bisa memperoleh minimal 2 raihan juara yang diakui Dikti dan 1 raihan juara internasioanl tiap tahunnya. Ia juga mengharapkan agar UPI bisa memiliki publikasi ilmiah pada jurnal yang terindeks 300, 3 jurnal terindeks Scopus, dan 6 jurnal terakreditasi nasional untuk menunjang kinerja universitas. Semua strategi itu hanya dapat terjadi bila semua unsur civitas akademika UPI memiliki kualitas yang baik dan saling bergandengan tangan dalam membangun UPI.

Selain itu, ia juga menjelaskan bahwa inti dari upaya pencapaian target tridharma perguruan tinggi adalah dengan peningkatan kualitas SDM yang harus dibangun secara terus menerus dalam jangka waktu yang panjang, karena hal itu tidak bisa muncul secara instan. “Peningkatan standar kelulusan mahasiswa dengan memasukkan keterampilan bahasa asing sebagai bagian dari learning outcome dan uji kompetensi lulusan terstandar merupakan investasi bagi peningkatan kualitas dosen UPI di masa yang akan datang, karena besar kemungkinan diantara lulusan terbaik itu ada yang menjadi dosen UPI,” tegasnya.

Sepak terjangnya yang bisa dibilang lama dengan perolehan Piagam Karya Bakti satya 20 tahun pada 2014 banyak berpengaruh dalam mengasah kemampuan Didi untuk menganalis situasi yang terjadi. Ia juga berbicara mengenai peluang-peluang terbesar yang dimiliki oleh UPI, antara lain status PTN-BH yang lebih fleksibel dalam pengelolaan akademik dan keuangan, kepercayaan masyarakat nasional dan internasional yang semakin tinggi, lahan kampus yang masih memungkinkan untuk dilakukan pembangunan, sistem multi kampus yang diakui pemerintah, ditetapkannya guru sebagai profesi, kokohnya sistem penjaminan mutu, hingga banyaknya ajang kompetisi bagi mahasiswa.

Berbicara mengenai proses pemilihan rektor UPI 2015-2020 yang kini masih berlanjut, Didi Sukyadi mengatakan bahwa dirinya tergerak untuk maju dan membangun UPI ke arah yang lebih baik dengan mencurahkan segala kemampuan yang ia miliki. Saat ditanya mengenai persaingan dengan calon lain dalam merebut gelar rektor, ia menegaskan bahwa semua orang merupakan orang-orang terbaik yang bisa memimpin UPI. “They are the best people, the best candidates. There is no competitor. Winning or losing, it’s a matter of how we contribute to our university,” ujarnya bijak.

Ia berharap siapapun yang kelak terpilih menjadi Rektor UPI 2015-2020 bisa membawa perubahan yang lebih baik bagi UPI. “Takdir siapa Rektor UPI selanjutnya itu sudah ada, sekarang yang bisa dilakukan adalah berusaha. Apapun hasilnya, tentu yang terpenting adalah upaya kita dalam memberikan kontribusi bagi UPI,” tambahnya. Kini, ayah dari 3 orang anak itu menghabiskan hari-harinya di rumah yang terletak di Desa Sariwangi, Parongpong, Kabupaten Bandung Barat dengan keluarga yang sangat ia cintai. Didi Sukyadi memang baru menjadi Dekan FPBS dua tahun belakangan, namun pengalamannya yang luas di bidang linguistik dan beragam prestasi yang ia raih mampu membawanya menjadi salah satu sosok penting yang mengharumkan nama UPI di kancah nasional maupun internasional. Ya, ia merupakan ahli bahasa yang datang membawa secercah asa baru bagi UPI.

“Jadi rektor atau tidak, saya akan tetap mengabdi kepada UPI,” tutupnya mengakhiri pembicaraan sore itu. Namun, tentu kita semua berharap agar siapapun yang kelak terpilih menjadi Rektor UPI Masa Bakti 2015-2020 bisa memegang amanah yang diberikan dan menjalankan tampuk kepemimpinan dengan baik sehingga UPI menjadi universitas yang unggul. (Karina Nur Shabrina, Septia Rizki Mutiara, Kendan Yakin MP/Mahasiswa Ilmu Komunikasi UPI 2012/Foto: Deny Nurahmat)