Prof. Sunaryo Mewisuda Lulusan UPI Kali Yang Terakhir

IMG_4535Bandung, UPI

Rektor Universitas Pendidikan Prof. Dr. Sunaryo Kartadinata, M.Pd. mewisuda 2.133 lulusan yang terdiri atas 14 Diploma (D3), 1.695 Sarjana (S1), 94 Pendidikan Profesi, 258 Magister (S2), dan 72 Doktor (S3), Rabu (15/4/2015) di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Wisuda kali ini merupakan kesempatan terakhir bagi Prof. Sunaryo untuk mewisuda lulusan, karena masa jabatannya segera berakhir dalam beberapa bulan terakhir.

“Wisuda kali ini insya Allah wisuda terakhir yang saya hadiri dalam kapasitas saya sebagai Rektor, karena wisuda yang akan datang insya Allah UPI akan telah dipimpin oleh pimpinan baru. Kita berdoa semoga  segala sesuatunya berjalan lancar dan dalam ridha Allah SWT. Aamiin,” kata Prof. Sunaryo.

Dikemukakan, pada wisuda kali ini ada  perubahan penting terkait dengan dokumen kelulusan mahasiswa dan raihan prestasi yang dicapainya  di dalam menempuh studi di UPI. Perubahan dimaksud adalah bahwa mulai wisuda sekarang ini, UPI  mengimplementasikan Permendikbud Nomor 81/2014 tentang Ijazah, Sertifikat Kompetensi dan Sertifikat Profesi Pendidikan Tinggi.

IMG_4582

“Mulai wisuda kali ini UPI mengeluarkan dan menggunakan ijazah dan transkrip akadmik baru yang dilengkapi dengan Surat Keterangan Pendamping Ijazah dan Sertifikat Kompetensi. Bagi para wisudawan bidang kependidikan, UPI memberikan sertifikat kompetensi kependidikan seusai dengan bidang keahlian masing-masing baik berkenaan dengan kompetensi mengajar maupun kompetensi kependidikan lainnya,” katanya.

Langkah dan kebijakan yang diambil ini, kata Prof. Sunaryo, diharapkan lebih mampu mengomunikasikan raihan prestasi dan kecakapan para lulusan tidak sebatas yang mereka peroleh dalam bangku kuliah melainkan juga yang mereka peroleh melalui kegiatan ekstra kurikuler, organisasi kemahasiswaan, maupun kegiatan lain di luar itu tetapi memberikan pengalaman dan kecakapan khusus kepada para lulusan/ wisudawan.

IMG_3245Filosofi dan konsep dasar yang ada di balik itu, katanya, adalah bahwa proses belajar pada abad 21. Pada abad global ini, belajar tidak lagi terbatas pada sumber kelas dan sekolah secara terbatas melainkan belajar bersumber kepada semua kemungkinan yang ada dalam dunia kehidupan. Demikian pula aspek yang dikembangkan pada diri manusia meliputi berbagai kemungkinan (possibilities) yang akan menuntut program dan layanan pendidikan yang terdiversifikasi. Inilah yang disebut dengan whole learning dan whole learner dalam perspektif belajar global.

“Implikasi dari kecenderungan ini, ialah bahwa proses belajar akan harus menjadi proses otonom yang ada dan dilakukan oleh individu, sedangkan guru dan lingkungan menyiapkan ragam kemungkinan pengalaman yang bisa memfasilitasi ragam aspek perkembangan individu/peserta didik,” kata Rektor UPI selanjutnya.

Dia selanjutnya menjelaskan, proses pendidikan dan pembelajaran menjadi proses transformatif, fasilitatif, dan dialogis. Ini sebuah tantangan penyelenggaraan layanan pendidikan ke depan yang akan menjadi sangat inklusif dan menuntut para guru memiliki kecakapan khusus melayanai ragam kebutuhan peserta didik. (WAS/Deny/Dodi/Andri)