Program KKN Tematik Citarum Harum dan KKN Tematik Kewirausahaan Berkolaborasi Tangani Sampah

Bandung, UPI

Bersama-sama dengan seluruh mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Republik Indonesia di dalam upayanya mengimplementasikan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2018 Tentang Percepatan Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Daerah Aliran Sungai Citarum, mengedukasi masyarakat yang ada di Daerah Aliran Sungai (DAS) Citarum untuk melakukan zero waste sejak dari rumah dengan melakukan 3R atau Reuse, Reduce, dan Recycle. Jika itu sudah dilaksanakan sejak dari rumah, kami yakin berbagai macam biaya dan program pengangkutan sampah dari tempat penampungan sementara ke tempat penampungan akhir bisa dikurangi sehingga bisa melakukan kegiatan lainnya yang lebih bermanfaat.

Pernyataan tersebut ditegaskan Direktur Pembelajaran pada Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristekdikti Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, MP., saat melakukan kegiatan monitoring dan evaluasi pelaksaan KKN Tematik CItarum Harum di Desa Kayuambon, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Sabtu (22/6/2019). Hadir dalam kegiatan tersebut, Sekretaris Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan KKN Dra. Katiah, M.Pd., dan Dosen Pembimbing KKN Sriyono, S.Pd., M.Pd., serta sejumlah mahasiwa UPI.

Menurutnya,”Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Jenderal TNI Luhut Binsar Panjaitan dan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. H. Mohamad Nasir, Drs., Ak., M.Si., Ph.D., mengamanatkan kepada Direktur Pembelajaran pada Dirjen Belmawa Kemenristekdikti dan seluruh perguruan tinggi negeri dan perguruan tinggi swasta untuk memberikan dampak yang sangat signifikan dalam 3 tahun. Oleh karena itu, Presiden RI sangat berharap kepada seluruh masyarakat Indonesia khususnya yang tinggal di sepanjang DAS Citarum untuk mengerjakan kegiatan penanggulangan pencemaran ini dengan sebaik-baiknya agar dalam kurun waktu 7 tahun Citarum menjadi menjadi the cleanest river in the world. Kemenristekdikti bersama dengan lebih dari 500 perguruan tinggi sudah bertekad akan berpartisipasi dan bergerak serta mengawal program ini dengan baik dan berupaya memperlihatkan hasilnya dalam waktu 3 tahun ke depan.”

Berdasarkan evaluasi hasil kerja sama Kemenristekdikti khususnya dengan UPI, katanya, dari tahun 2018 sampai hari ini sudah meluncurkan program-program edukasi penanganan limbah, mulai dari pembuatan regulasi sampai dengan membuat sistem, kemudian mengimplementasikannya hingga melakukan evaluasi dan monitoring. Hasilnya, diketahui sudah banyak masyarakat yang peduli terhadap Citarum. Kami sangat senang bekerja sama dengan UPI. Rektor UPI merupakan tokoh yang sangat inspiratif, yang mampu memberi contoh positif kepada seluruh sivitas akademika UPI serta mampu berkomunikasi dengan baik dengan semua Kementerian.

“Karena Rektor dan sivitas akademika UPI itu sangat solid, maka segala macam kebijakan dan program yang dirancang bersama itu betul-betul terimplemetasikan dengan baik. Kami juga ucapkan terima kasih secara khusus kepada Sekretaris LPPM UPI, Kapus Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan KKN, Dosen Pembimbing KKN, dan seluruh pihak di LPPM UPI yang betul-betul amanah saat Kemenristekdikti memberikan berbagai macam hibah program baik itu yang ada anggarannya maupun tidak, dengan sepenuh hati sudah memberikan contoh konkret Tri Dharma Perguruan Tinggi. Bagaimana upayanya dalam mendidik diri sendiri, masyarakat dan sivitas akademika, itu adalah hal paling positif yang dilakukan menurut saya,” tegasnya.

Kemudian, ungkapnya lagi, pada saat kami mempunyai problem dengan tidak adanya incinerator besar, maka Tim LPPM UPI mengulurkan bantuannya untuk membuat incinerator, dan dalam kurun waktu kurang dari 8 bulan sudah bisa berjalan dengan baik serta langsung di serahkan ke tempat-tempat yang memang membutuhkan. Kami sangat yakin pada tahun-tahun mendatang bahwa penggunaan incinerator menjadi salah satu kegiatan yang kontinyu dan bisa direplikasi di tempat lainnya. UPI merupakan perguruan tinggi yang mengimplementasikan incinerator paling baik, karena membuatnya sendiri dan digunakan oleh masyarakat luas. Diharapkan, Tim LPPM UPI melakukan riset lebih lanjut agar mesinnya lebih efektif dan efisien serta mereduksi penyakit. Adapun dampak yang dihasilkan setelahnya bisa menghasilkan produk yang bermanfaat.

Dikatakannya,”Sekali lagi saya ucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terkait atas segala upaya yang dilakukannya. Saya merasa UPI merupakan universitas pendidikan lahir batin dunia akhirat. Kenapa demikian, karena di dalam upaya penanganan sampah ini, belum tentu ada dosen dan mahasiswa yang rela berkotor-kotor dengan sampah bahkan menghampiri penyakit. Jika tidak positif thinking, ini tidak akan pernah terjadi. Tetapi Kemenristekdikti yakin, jika kita memang niatnya tulus, maka Allah swt juga akan memberikan kekuatan walaupun kita dekat dengan penyakit.”

Dalam kesempatan lain, kami juga sudah berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Satgas Citarum Harum Provinsi Jawa Barat melalui Ketua Pelaksana Harian Satgas Citarum Mayjen TNI (Purn) Dedi Kusnadi Thamim, hasilnya, kami membuat grand design penanganan Citarum. Setiap Selasa minggu ke-4, kita melakukan koordinasi, implementasi, monitoring dan evaluasi. Kemudian Selasa di setiap minggunya kami mengirimkan tim dari perguruan tinggi untuk melakukan berbagai macam kegiatan implementasi penanganan pencemaran di Citarum. UPI, ITB, Unpad, Unpas kemudian beberapa perguruan tinggi yang ada di Jawa Barat dan DKI Jakarta merupakan perguruan tinggi yang peduli terhadap kegiatan ini dan sudah melakukan banyak hal untuk membuat Citarum Harum.

“Kami sangat yakin ini berhasil, karena Menristekdikti Prof. Nasir mendukung penuh kegiatan ini. Di tahun ini, Kemenristekdikti menggandeng USAID dari Kedutaan Besar Amerika Serikat melalui program KKN Tematik Kewirausahaan untuk berkolaborasi. Jadi bukan hanya KKN Tematik Citarum Harum saja yang terlibat tapi digabung dengan KKN Tematik Kewirausahaan, nantinya menerjunkan 40000 mahasiswa hasil kerja sama 10 perguruan tinggi. Dari ke-10 perguruan tinggi tersebut, kami akan membuat anggota, diharapkan bisa menggabungkan 100 hingga 200 perguruan tinggi lainnya sehingga 40000 mahasiswa yang kami desain untuk membantu KKN Tematik Citarum Harum dan KKN Tematik Kewirausahaan tersebut betul-betul melakukan pengendalian pencemaran di DAS Citarum ini berjalan dengan baik,” ungkapnya. (dodiangga)