QURBAN : MENYEMAIKAN NILAI NILAI SOLIDARITAS & MEMBERIKAN KASIH SAYANG SESAMA MANUSIA.

Bandung, UPI

Dalam Ibadah Qurban kita diperintah untuk mengikuti secara Ittiba Bukan secara Taqlid, Karna kedua hal tersebut amat sangatlah berbeda karena mengikuti secara Ittiba itu mengikuti seseorang yang sudah mengerti, tahu dan paham sedangkan Taqlid sebaliknya kita mengikuti seseorang yang tidak tau tentang apa yang dia alami. Hal inilah yang disampaikan Dr. KH. Mukhtar Kholid, M.Ag., sebagai salah satu pemateri dalam acara Forum Diskusi Terpumpun di ruangan auditorium kantor harian Pikiran Rakyat, Rabu (7/08/2019), di jl. Asia Afrika No. 77 Kota Bandung.

Mukhtar memaparkan juga tentang konsep tujuan agama yang diturunkan bukan hanya mengatur kehidupan manusia secara vertical, namun menurutnya juga secara horizontal, dan Qurban adalah salah satu Ibadah yang vertikal sekaligus horizontal, menurutnya Qurban bukanlah sekedar ibadah vertikal, namun juga memiliki nilai sosial yang tinggi, sehingga manusia bisa berkorban dan senantiasa berbuat baik pada manusia yang lainnya.

“Orang yang menyayangi, maka Akan di sayangi Allah SWT, maka dari itu Rasulullah bersabda khairunnasi yamfauhum linnasi Sebaik baiknya manusia dialah yang berguana bagi manusia lainnya”. Tambahnya.

Hadir juga Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Prof. Atip Latipulhayat, S.H., LLM., Ph.D., yang memberikan pemaparan tentang agenda mendesak dari ibadah qurban sekarang yang dapat menjalin hubungan sosial baik lokal bahkan mendunia. Hal ini menurutnya harus dibangun untuk mewujudkan kesejahteraan sosial yang lebih luas yang saling bekerjasama membangun solidaritas dan kesejahteraan bersama.

“Bahkan Rasulullah tidak mendesain ibadah qurban ini sebagai ibadah social local, namun untuk semua kalangan, sempat ada pengamat arab yang mengatakan “Arab withot Islam is Nothing” Seandainya tanpa islam maka Arab akan tetap jahiliyah, Karna Nabi Muhammad SAW yang membawa Islam dengan Jargon Islam Rahmatan LilAlamin”. Ujarnya.

Dalam pandangan pemikiran pakar politik dan Guru Besar bidang Ilmu Politik Universitas Pendidikan Indonesia, Prof. Dr. Karim Suryadi, M.Si., bahwa ibadah Qurban ini memiliki arti, bukan hanya sekedar kita harus melaksanakan perintahnya saja, namun tersirat juga bahwa untuk senantiasa memanusiakan manusia, menghormati manusia, dan tidak mengorbankan manusia, bahkan untuk urusan ibadah sekalipun.

Dalam kessempatan yang sama, Kepala Islamic Tutorial Center Universitas Pendidikan Indonesia, Dr. H. Edi Suresman, M.Ag., menjelaskan tentang spirit dari Qurban itu sendiri yang berkesinambungan, yang akan membuat hidup manusia jauh lebih baik apabila melakukan amalan berwurban. sebagaimana Rasulullah Saw mencontohkan ketika memberikan kekayaannya untuk membantu orang yang kesusahan, bukan menimbun kekayaannya tersebut.

Ketua pelaksana kegiatan ini, Syaifullah, S.Pd., M.Si., berharap kegiatan ini dapat menghimpun pandangan dan memberikan masukan dari para ahli dengan latar belakang keilmuan yang berbeda. Hal ini menurutnya dapat mewujudkan koneksitas perintah berqurban dengan pandangan hidup yang melibatkan suatu perhimpunan masyarakat, pemerintah, ulama dan para kaum intelektual yang turut berperan dalammembangun masyarakat yang sejahtera. (Fauzan – AY)