Rektor UPI : Guru Harus Menjadi Teladan Bagi Peserta Didiknya

 

 

Bandung, UPI

Pendidikan bisa membuat sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin melalui riset-riset. Kita semua sebagai guru memiliki tanggungjawab besar, kontribusi kepada negara. Kontribusi ini terkait bagaimana kita mampu meningkatkan daya saing bangsa.

Paparan tersebut disampaikan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., yang hadir sebagai pembicara dalam Seminar Nasional “Pendidikan Karakter di Era Generasi Digital” pada Sabtu (1/12) bertempat di Dome C5 Daarut Tauhiid Bandung, Jalan Gegerkalong Girang, Bandung. Dalam kesempatan tersebut, Rektor UPI menyampaikan materi “Mengembangkan Ruh Guru Sebagai Pendidik”.

Sebagai awal dari materi, Rektor UPI mengantarkan peserta kegiatan melalui pihak yang berjasa dalam kehidupan peserta didik. Dalam hal ini, dua sisi kehidupan seseorang untuk membangun diri adalah orang tua dan guru. Guru bukanlah sebuah profesi yang mudah, mengingat ia harus menjadi teladan bagi peserta didiknya.

“Kalau kita ingin memiliki siswa yang berkarakter, maka yang harus lebih dahulu memiliki karakter bagus adalah gurunya. Guru yang pertama harus berkarakter. Guru memiliki 30% peran dalam perkembangan anak, ini hal yang signifikan dalam pembangunan karakter,” ujar Rektor UPI.

Rektor kemudian mengajak para guru untuk melihat rancang bangun pendidikan Indonesia berdasarkan aturan yang berlaku. Acuan dasar pendidikan dapat ditinjau oleh para guru melalui Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas).

“Bila kita lihat dari UU Sisdiknas, pendidikan berfungsi untuk mengembangkan spiritual keagamaan, kemudian berfungsi untuk mengembangkan kecerdasan, kepribadian dan sebagainya. Dari enam aspek yang ada, lima aspek menyangkut terkait perilaku dan hanya satu yang menyangkut kecerdasan,” jelas Rektor UPI.

Rektor UPI melihat bahwa krisis moral menjadi catatan penting. Para guru mendapatkan tantangan dari perkembangan zaman, hal tersebut perlu untuk diantisipasi.

“Semua masalah yang ada pada lingkup peserta didik, seperti narkoba, tawuran, pornografi, radikalisme, seks bebas, dan korupsi adalah tantangan kita sebagai guru. Pekerjaan rumah kita adalah bagaimana kita dapat mengarahkan peserta didik untuk menjauhi fenomena-fenomena tersebut,” ujar Rektor UPI.

Beberapa indikator kesalehan sosial diperlihatkan dalam pemaparan oleh Rektor UPI. Data indeks kesalehan sosial menunjukkan semakin baiknya kesadaran masyarakat Indonesia terkait persepsi terhadap korupsi. Hal tersebut disejajarkan dengan pemahaman warga atas hak dan kewajiban, terkhusus nilai kejujuran.

Rektor UPI juga menambahkan terkait pandangan tentang profil guru yang mendidik. Guru yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang penuh kasih sayang, damai, dan mendoakan peserta didiknya agar menjadi pribadi yang salih dan salihah. Selain itu, guru dapat mendukung peserta didik dengan menciptakan pendidikan yang sarat kolaborasi dan menjauhi bentuk pendidikan kompetisi.

Sedikit menyinggung tentang perkembangan zaman, terutama atas kehadiran era Revolusi Industri 4.0, Rektor UPI menyampaikan sekilas pandang tentang guru dan pendidikan.

“Pendidikan bukan hanya proses transfer ilmu pengetahuan, tetapi juga transfer nilai-nilai karakter. Sehingga demikian, secanggih apapun teknologi berkembang, maka guru tidak akan bisa tergantikan,” ujar Rektor UPI.

Pada akhir pemaparan materi, Rektor UPI menyampaikan kiat bagi seorang guru agar dapat mengembangkan ‘ruh guru’ sebagai pendidik.

“Guru sebagai pendidik butuh reorientasi niat dengan menjadi guru sebagai ladang amal, sebagai ibadah. Gaji adalah dampak maslahat tambahan. Jika kita mampu meniatkan itu, maka kita sebagai guru dapat mendapat jiwa pendidik,” pungkas Rektor UPI.

Seminar Nasional “Pendidikan Karakter di Era Generasi Digital” merupakan rangkaian kegiatan dalam rangka Milad Daarut Tauhiid ke-28. Kegiatan yang mengundang guru-guru se-Indonesia ini menghadirkan Rektor UPI; H. Anies Rasyid Baswedan, Ph.D., Gubernur DKI Jakarta; dan KH. Abdullah Gymnastiar, Pendiri Pondok Pesantren Daarut Tauhiid. (Teks: Endriski – Caraka Muda/Foto: Kukuh – Caraka Muda)