Rektor UPI Serahkan SK Guru Besar kepada Prayoga Bestari dan Florentina

Bandung, UPI

Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., menyerahkan SK Pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Profesor/Guru Besar kepada Dr. Prayoga Bestari, S.Pd., M.Si., Dosen Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (FPIPS) dan Dr. Florentina Maria Titin Supriyanti, M.S., Dosen Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FPMIPA), di Ruang Rapat Gedung Partere Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Kamis (2/2/2023).

SK tersebut adalah Surat Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia dengan NOMOR 5782/M/07/2023, atas nama Dr. Prayoga Bestari, S.Pd., M.Si., yang diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Kebijakan Publik dan Dr. Florentina Maria Titin Supriyanti, M.S., yang diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Bio Kimia Pangan dengan SK NOMOR 5783/M/ 07/2023.

Menurut Rektor UPI, saat ini dengan jumlah total 143 orang guru besar, secara nominal presentasenya naik menjadi 10%, ini ideal.

“Namun di sisi lain, adanya penambahan dosen-dosen muda dengan kualifikasi magister untuk mengisi prodi-prodi baru menyebabkan terjadinya ketidakseimbangan jumlah guru besar sesuai dengan proporsinya, dampaknya proporsinya tertarik lagi dan tertarik lagi,” ungkap Rektor.

Namun demikian, tegas Rektor, kita upayakan terus bertambah dan meningkat jumlahnya dengan mendorong para dosen untuk segera mengusulkan jabatan akademik/fungsional dosennya sebagai Profesor/Guru Besar, sehingga presentase di atas 10%-nya terjaga.

Diungkapkan Rektor,”Permasalahan klasik dalam upaya untuk menambah jumlah guru besar adalah tradisi riset. Tradisinya belum berjalan dengan baik, belum terjadi pembiasaan diri untuk melakukan publikasi artikelnya. Jika risetnya jalan, publikasi internasionalnya jalan, maka bisa dipastikan tidak akan menemui kendala yang berarti, bahkan mungkin tidak ada kendala.”

Seperti yang saya harapkan, lanjutnya, bahwa guru besar itu tidak lagi berpikir untuk dirinya sendiri, tapi berpikir bagaimana memberikan kontribusi terhadap pembinaan generasi masa depan. Mindset ini yang harus dibangun, jangan sampai terbesit untuk meminta perlakuan khusus. Saat ini, pikiran-pikiran inovatif dan baru diharapkan lahir dari para guru besar. Temuan-temuan tersebut itu di share, jadi bukan hanya untuk dirinya saja, tapi untuk para generasi muda. Sehingga, apa-apa yang ada dalam dirinya itu bermanfaat untuk mengembangkan SDM lebih lanjut.

Hadir dalam kesempatan tersebut, jajaran pimpinan universitas seperti Para Wakil Rektor, Ketua Senat Akademik, Ketua Dewan Guru Besar, Dekan FPIPS dan Dekan FPMIPA, serta Kepala Biro SDM. (dodiangga/foto:ravi)