Rizki Akbar Mustopa Kuliah dengan Sepenuh Hati

1DI kalangan mahasiswa, istilah indeks prestasi kumulatif (IPK) sudah tidak asing lagi. Bagi Rizki Akbar Mustopa, IPK adalah sebagian dari hasil dari kerja keras selama perkuliahan di kelas. Disebut “sebagian” karena hasil nyata kegiatan perkuliahan adalah tindakan nyata sebagai aplikasi dari teori yang didapatkan. Tindakan tersebut nantinya harus dapat memberikan kontribusi dalam kehidupan sehari-hari. IPK merupakan gambaran pencapaian hasil kegiatan perkuliahan yang berupa angka.

“Memperoleh IPK cumlaude dapat dikatakan sebagai sebagian dari prestasi, tetapi bukan prestasi yang sesungguhnya. Prestasi yang sesungguhnya adalah keberhasilan penerapan ilmu yang sesuai IPK tersebut di dunia yang sebenarnya, yakni lingkungan masyarakat atau dunia kerja,” kata lulusan terbaik dari Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia yang mewakili Fakultas Pendidikan Bahasa dan Sastera (FPBS) Universitas Pendidikan Indonesia yang dikukuhkan, Rabu (16/12/2015), di Gedung Gymnasium Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.2

Rizki Akbar Mustopa, mengaku bersyukur mampu meraih IPK dengan predikat cumlaude. Namun, ia sempat bingung menjawab pertanyaan “bagaimana cara memperoleh IPK cumlaude? Hal itu karena tidak ada perencanaan yang khusus untuk mencapai IPK tersebut. Sebagaimana mahasiswa lainnya, ia menjalani perkuliahan seperti biasa. Karena jurusan Bahasa Indonesia adalah pilihan pertamanya saat masuk SNMPTN, Rizki menjalani masa-masa perkuliahan tanpa rasa terpaksa.

“Dengan kata lain, saya menjalaninya dengan sepenuh hati. Mendalami ilmu bahasa Indonesia, khususnya dalam bidang pengajaran adalah hobi saya. Sejak duduk di bangku SMA, saya memang sudah memiliki ketertarikan di bidang pengajaran bahasa. Berawal dari ketertarikan dan hobi tersebut, semasa kuliah saya juga sering mengikuti seminar terkait bahasa dan pembelajarannya baik sebagai peserta maupun sebagai pemakalah,” ujar Rizki Akbar.3

Dari kegiatan seminar tersebut, kata dia, banyak ilmu dan pengalaman yang didapatkan. Ilmu dan pengalaman itu sangat menunjang dalam proses perkuliahan di kelas. Terkadang ada hal yang tidak didapatkan di kelas selama perkuliahan. Melalui kegiatan seminar itu Rizki Akbar mendapat banyak ilmu serta pengetahuan baru dari peserta seminar yang terdiri atas dosen, guru dan mahasiswa. Hal lain yang menurut dia dapat menunjang prestasi perkuliahan yakni keikutsertaan dalam lomba tertentu.

“Semasa kuliah, saya sempat mengikuti lomba debat nasional yang diadakan di Universitas Negeri Yogyakarta. Saat itu saya dan dua orang rekan saya mewakili UPI dalam acara tersebut. Kami meraih juara pertama dalam acara tersebut. Keikutsertaan dalam lomba tersebut menambah pengalaman dan pengetahuan baru saya terkait debat dan berbicara di forum umum yang teorinya sempat dipelajari di perkuliahan,” ujar Rizki Akbar.4

Selain itu, hal lain yang dapat membantu meningkatkan prestasi perkuliahan adalah pengalaman melakukan penelitian, ujar Rizki Akbar. Semasa kuliah dulu, ia mendapat kesempatan bergabung bersama kakak kelas dan dosen FPBS sebagai tim peneliti dalam sebuah proyek penelitian yang diselenggarakan atas kerja sama UPI dan Cornell University, Amerika Serikat. Dalam proses penelilitian tersebut, ia mendapat banyak pengalaman. Dengan demikian, hal itu dapat diterapkan dalam penyusunan tugas mata kuliah serta penyusunan skripsi.

“Saya pikir hal utama untuk memperoleh prestasi kuliah atau memperoleh IPK tinggi adalah semangat yang kuat untuk menjalani perkuliahan dengan tulus dan ikhlas. Jika demikian, kita tidak akan merasa terbebani saat menjalani perkuliahan. Alih-alih sibuk mempertahankan IPK, kita malah akan sibuk dengan hobi kita menggeluti ilmu dan praktik yang kita pelajari selama kuliah,” ujar Rizki.5

Tanpa menargetkan perolehan IPK tinggi pun, kata dia, dengan sendirinya nilai mata kuliah akan tinggi pada setiap semesternya. IPK atau nilai akhir yang dilaporkan setiap semester adalah sebuah dampak dari usaha selama menjalani proses perkuliahan. Dengan demikian, yang harus dikejar adalah kemampuan dalam menguasai seluruh mata kuliah baik yang bersifat teoretis maupun praktik. Kemampuan inilah yang nantinya dijadikan sebagai bekal menghadapi dunia nyata yakni untuk berkontribusi di lingkungan masyarakat dengan berbagai profesi yang digeluti. (WAS/Dodi)10