Sekolah Harus Siap Implementasikan Kurikulum 2013

Bandung,UPI

Implementasi kurikulum 2013 di pendidikan dasar secara konsep kurikulumnya sudah digaungkan sejak tahun 2012. Ruang lingkup implementasi mencakup penyusunan dokumen (penyusunan dan pembuatan buku untuk siswa), penyediaan buku, pelatihan guru (5 hari), pendampingan guru yang dilakukan oleh pemerintah, serta pelaksanaan pembelajaran.

“Yang harus kita utamakan dalam implementasi kurikulum 2013 adalah pertama, kesiapan sekolah, kedua memberikan pelatihan kepada guru. Implementasi Kurikulum 2013 pada tahun 2013 baru tergarap 2.598 sekolah dasar, di sekolah menengah pertama tergarap 1.436 sekolah, untuk tahun 2014 dan 2015 diharapkan telah mencapai 100% dalam melaksanakan kurikulum 2013, untuk SD mencapai 147.487 sekolah, sementara untuk smp mencapai 35.597”, ujar Sri Rejeki saat memaparkan implementasi kurikulum 2013 di tahun 2014.

Sri Rejeki yang hadir sebagai narasumber Forum Dialog Pendidikan dengan tema Implementasi Kurikulum 2013, menggantikan Hamid Muhammad, M.Sc., Ph.D Direktur Jenderal Pendidikan Dasar Kemdikbud mengatakan, pemahaman guru dalam  kurikulum 2013 harus paham tentang kompetensi yaitu pemahaman tentang capaian pembelajaran, kedua harus memiliki pemahaman mengenai materi pembelajaran, lalu menguasai proses pembelajaran, serta mempunyai pemahaman penilaian pembelajaran, penilaiannya otentik, tidak boleh ditunda, hal tersebut bermuara pada pemahaman terhadap buku siswa, pemahaman terhadap buku guru, pemahaman konteks dan sumber lain.

Kegiatan ini diselenggarakan oleh Pusat Informasi dan Hubungan Masyarakat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, di Hotel Ibis Bandung-Trans Studio, Jln. Gatot Subroto No. 289, Bandung, menghadirkan Ketua LPMP Jawa Barat yang juga Kepala UIK Dr. Frans Masse Pakpahan, M.Sc., dan perwakilan dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Firman Adam sebagai narasumber.

Dikatakan, “Dalam proses pendampingan terdapat tahapan perencanaan pendampingan yaitu pendataan guru sasaran, penentuan gugus/klaster, pembagian guru sasaran ke gugus/klaster, perhitungan kebutuhan guru pendamping, penentuan kebutuhan materi pendampingan, perhitungan kebutuhan pelatih pendamping, penyusunan model dan jadwal pendampingan. Proses pendampingan selanjutnya yaitu persiapan pendampingan, diantaranya rekrtuting NS penyusunan materi, rekruting pelatih pendamping, pelatihan pelatih pendamping, serta pelatihan pendampingan. Sementara itu dalam pelaksanaan pendampingan melakukan alokasi guru pendamping ke klaster dan menjadwal pelaksanaan pendampingan di gugus/klaster, satuan pendidikan oleh pendamping, satuan pendidikan oleh Kepala Sekolah sendiri), pelaporan pendampingan”.

Pengadaan buku kurikulum sendiri didanai melalui dana BOS. Skema pembiayaannya yaitu pembiayaan implementasi kurikulum 2013 pada tahun 2014, penyediaan buku mulai dari SD hingga SMA, dari semester l tahun 2014/2015 dibiayai oleh BOS dan BOS buku, sementara untuk semester ll tahun 2014/2105 dibiayai dari dana DAK dan APBD, BOS Sekolah Menengah, sementara itu untuk pelatihan guru dan pendampingan monev menggunakan dana dari APBN dan APBD.

Monitoring dan evaluasi dalam implementasi kurikulum 2013 bertujuan secara umum bertujuan untuk memastikan bahwa semua proses implementasi kurikulum berjalan sesuai dengan rencana, kemudian untuk mengetahui kendala-kendala yang terjadi yang membutuhkan penanganan segera, lalu untuk mengetahui hasil dari semua proses kurikulum meliputi, pengadaan buku, pelatihan, proses pembelajaran dan pendampingan, serta untuk mengetahui  dampak kurikulum baru terhadap siswa, guru dan pengelolaan sekolah.(Dodiangga)