SEMANGAT SADA KATA

Kami memanggilnya  Harun. Nama lengkapnya Harun Arrasyid Nasution. Ia lulusan PPG bidang studi Tehnik Bangunan SPs UPI tahun 2020, kerjasama BPSDM  DI Aceh dengan UPI.

   Saya bersyukur diterima sebagai guru di SMKN 2 Simpang Kiri Kota Subulusalam,  Daerah Istimewa Aceh Darussalam, demikian penggalan awal tulisan yang ia kirim melalui watchapp.  Saya sangat menikmati profesi sebagai guru bidang studi produktif di suatu SMK pada kota Santri Subulussalam. Kota cantik nan elok di Aceh bagian selatan berbatasan dengan Sumatera Utara.

    Saya bangga dan senang menjadi guru, mengabdikan ilmu dan keterampilan kepada siswa SMK. Kami bisa berinteraksi setiap hari dengan para siswa, di kelas ataupun di laboratorium sekolah. Walaupun fasilitas sekolah, masih terbatas, kami bisa membekali para siswa dengan berbagai pengetahuan, sikap, dan keterampilan bidang bangunan.    

    Kerjasama sekolah dengan dunia usaha atau DUDI dan Pemkot Subulussalam terjalin sangat indah. Siswa kami secara periodik memperoleh kesempatan untuk praktek kerja pada proyek pembangunan infra struktur yang sedang dikerjakan pihak swasta atau proyek yang dikelola Pemkot Subulussalam. Pendekatan manajemen sekolah diselaraskan dengan semboyan Pemkot Subulussalam dengan ikon Sada Kata.  Artinya satu kata. Segala sesuatu, termasuk program pendidikan di sekola, dibahas bersama. Disepakati bersama. Semua program dibahas dan dimufakati dulu, kemudian diimplementasikan.  Sada kata = Satu kata. Satu itikad untuk kemajuan sekolah.

Sada Kata

     Spirit Sada Kata atau satu kata, tampaknya bukan sebatas slogan di kota Subulusalam, Daerah Istimewa Aceh Darussalam ini. Sada Kata adalah ikon yang melekat dan menjadi prilaku keseharian masyarakat setempat dan Pemkot Subulussalam. Sada kata maknanya satu kata sepakat. Yaitu kebulatan tekad untuk menjadikan Kota Subulussalam menuju masyarakat yang aman damai sentosa, dengan ciri kesungguhan untuk menjaga syariat islam.

    Dalam bahasa Arab,  kata Subulussalam artinya  jalan menuju keselamatan. Warga kota kecil ini hidup dalam damai, aman sejahtera dan merupakan kota sejarah  para ulama ternama, dai terkenal dan para pujangga Melayu yang melegenda.   

   Secara geografis, kota Subulussalam terletak di bagian selatan Provinsi Daerah Istimewa Nangru Aceh Darussalam, berbatasan dengan Provinsi Sumatera Utara. Kota kecil ini juga dikenal bukan hanya karena alamnya yang indah dan kaya sumber hayati  seperti damar, rotan, kemenyan, juga Wilayah ini terkenal telah melahirkan ulama besar dan Sastrawan legendaris.

Pujangga Hamzah Fansury

     Salah satu ulama dan pujangga Melayu yang sangat terkenal pada Abad 16 adalah  Syeh Hamzah Fansury.   Ia terkenal sebagai sosok pujangga sufi yang kharismatik.

    Nama Hamzah Fansury merupakan seorang ulama sufi dan sekaligus pujangga atau sastrawan moyan abad ke 16. Syair karya Sang pujangga Melayu Hamzah Fansury sangat melegenda.

Teeuw, A (1994) menyebut Hamzah Fansury sebagai penyair tasawuf yang produktif dan inovatif. Penyair abad 16 yang berani berinovasi dengan menggunakan pilihan kata yang kreatif, sufistik dan tak segan menggunakan  kata  dalam bahasa Arab  atau Persia dalam puisinya.

Inilah cuplikan Syair Perahu karya Hamzah Fansury :

Inilah gerangan suatu madah

mengarang syair terlalu indah,

membetuli jalan tempat berpindah,

di sanalah i’tikat diperbetuli sudah….

Itulah penggalan syair karya Hamzah Fansury yang melenggenda, sang penyair kondang Melayu. Syair lainnnya antara lain syair Perahu,  syair Pedagang, syair Burung Pingai.

   Ia wafat dan dimakamkan di peristirahatan terakhirnya di suatu bukit rimbun di pinggiran kota Subulussalam.

The town of Durian

    Kota Subulussalam juga terkenal dengan aneka buah buahan.  Salah satunya durian khas Subulusalam. Durian kuning kunyit  dengan cita rasa selangit. Durians all season. Durian  cita dan aroma yang khas, cocok bagi penggemar durian untuk memanjakan lidahnya. Durian dengan warna kuning kunyit dengan rasa legit dan kepahitan. Ada juga durian Subulussalam  dengan warna oranye kemerahan dengan rasa manis pahit atau manis gurih vanilla.

      Ayo berkunjung ke kota kecil yang indah Subulussalam. The town of durians all seasons.  Bagi sahabat yang senang melancong, berkunjunglah ke kota Subulussalam Aceh. Perjalanan 4-5 jam dari kota sekitar Danau Toba. Kota para santri yang indah hijau dengan ciri warga kota yang agamis. Cicipi juga durian khas Subulussalam yang berwarna kuning kunyit yang legit. Nikmati dan rasakan sensasinya.

   Itulah kota kecil Subulussalam. Kota Sada Kata yang beritikad menuju warga kota yang berbahagia lahir bathin. Bagian dari NKRI yang berdasarkan Pancasila menuju Bangsa Indonesia yang  baldatun thayyibattun wa  rabbun ghafur.

   Allah SWT berfirman dalam Surah Saba ayat 15, Laqad kaana lisaba in fi maskanihim aayah, jannataani ‘ay yaminiw wasyimal, kulu  mir riqki rabbikum wa syukurullah, baldatun tayibatuw wa rabbun ghafur.

   Sungguh bagi kaum Saba’ ada tanda kebesaran Tuhan, di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, “makanlah oleh mu dari rizki yang dianugrahkan Tuhanmu dan bersyukurlah kepadaNya. Negerimu adalah negeri yang baik nyaman sedang Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Pengampun”.

Salam.

    Itulah kota santri Subulussalam. Kota kecil yang elok kebanggaan warganya. Seperti dikatakan Harun Arrasyid Nasution, lulusan PPG SPs UPI yang ditugaskan mengajar di SMKN Simpang, ia bangga menjadi guru dan mengajar generasi muda Kota Subulussalam. Kota jalan menuju keselamatan dengan semangat Sada Kata. Satu kata. Satu tekad melalui mufakat.

Salam Sada Kata!!

(Dinn Wahyudin)