Sensei, Joeragan Goeroe

Kisah guru sangat universal. Rekam jejaknya dari zaman ke zaman sangat istimewa. Mereka penyandang profesi terhormat dan disegani. Guru diyakini sebagai orang bijak dan berilmu. Begitu istimewanya sosok guru, Plato – filsuf Yunani yang hidup 25 abad lampau (427 SM- 327 SM), pernah berujar, Teachers have such power that prime minister can only dream about it. Guru memiliki kekuatan sedemikian rupa sehingga seorang Perdana Menteri sekalipun hanya dapat memimpikan.
Itulah sosok guru. Kelompok terhormat yang berwibawa karena ilmu dan pengetahuan yang dimilikinya. Mereka kelompok terpandang.

Sistem pendidikan gurupun secara terus menerus ditata ulang. Sistem regulasi, penggajian, remunarasi dan karir guru juga berdampak pada profesi guru semakin membaik. Sertifikasi guru dan calon guru terus dibenahi melalui Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan ataupun PPG Prajabatan. Kehidupan guru menjadi semakin cerah. Mereka mendedikasikan kemampuan profesionalnya secara penuh, dan hak kesejahteraannya secara bertahap bisa terpenuhi.

Namun demikian, bagi kelompok guru tertentu, masih juga terhembus derita sendu. Mereka belum semua mendapat imbalan hak yang lebih baik. Oleh karena itu, sosok guru masih menjadi objek parodi karena nasibnya tak selalu berbanding lurus dengan tugas yang diembannya. Saat ini masih banyak guru yang mendedikasikan waktu dan pikirannya secara penuh, namun belum mendapat hak penghasilan yang memadai. Sebut saja sosok guru honor. Mereka bukan sebuah balada dalam aliran cerita, tetapi kondisi lebih pada fakta. Sisi lain realita kegetiran di negeri ini. Masih banyak guru honor yang hak kesejahteraannya sangat minim. Mereka harus survive dengan penghasilan yang jauh di bawah UMR, padahal tugasnya sangat mulia yaitu mencerdaskan generasi muda

Satir Oemar Bakri

Lagu Oemar Bakrie yang dinyanyikan Iwan Fals sangat melegenda pada tahun 1980-an. Lagu satir ini bertutur tentang sosok guru sederhana yang mengajar tanpa pamrih. Ia figur guru yang sepenuh hati berbakti. Simak penggalan liriknya.

Oemar bakri empat puluh tahun mengabdi
Jadi guru jujur berbakti memang makan hati
Oemar Bakri banyak ciptakan menteri,
profesor, dokter, insinyur pun jadi
mengapa gaji guru Oemar bakri selalu dikebiri..

Satir lagu ini begitu mendalam sebagai kritik kehidupan sosial pada masa itu. Figur guru diilustrasikan sangat sederhana. Ia seorang pesepeda sejati dengan tas lusuh menelusuri jalan berlubang. Baktinya tak luntur. Ia tetap mengabdi agar anak didiknya bisa belajar keras untuk masa depan yang lebih baik.

Joeragan Goeroe

Guru atau Goeroe zaman doeloe sering menjadi nostalgia (sengaja ditulis dengan huruf oe=u). Guru jebolan Kweekachool voor Inlandsche Onderwijern atau Sekolah Guru bagi kaum pribumi, tampil disegani oleh para murid nya. Atau pada beberapa dekade berikutnya, guru muda jebolan Sekolah Guru Bagian B (SGB) tampil prima mendidik anak pribumi di bangku Sekolah Rakyat (SR). Ungkapan akronim Guru sebagai “orang yang digugu dan ditiru” saat itu sangat dirasakan. Guru merupakan sosok yang sangat dihormati dan disegani.

Mereka tak hanya mengajar bidang ilmu tetapi juga mendidik moral, integritas, karakter dan sopan santun. Pola manajemen sekolahpun dilakukan dengan sistem inspeksi. Ada Mantri Goeroe istilah populer untuk kepala sekolah. Sedangkan untuk Pengawas Sekolah dikenal dengan nama School Opzichter atau sering disebut Opsiner. Alkisah, konon pada suatu hari, Toean Opsiner datang ke sekolah. Ia akan melakukan inspeksi mendadak. Ia pergi ke toilet dulu, dan menyimpan pakaian kebesarannya baju jas putih putih dan topi bulat yang khas seperti helm di meja guru depan kelas. Ketika siswa satu per satu masuk kelas, dengan rasa “hormat dan campur takut”, semua siswa membungkukan kepala dan badannya sebagai tanda hormat pada baju dan topi bundar sang opsiner

Itulah sisi lain pendidikan di zaman kolonial. Joeragan Goeroe, Mantri Goeroe dan Opsiner merupakan tokoh yang dihormati sekaligus “ditakuti” oleh para murid sekolah rakyat.

Sensei

alam dimensi global, sosok guru merupakan salah kelompok elit yang disegani dan dihormati. Bagi masyarakat Jepang misalnya, masyarakat sangat menghargai profesi guru. Mereka sangat hormat dan memberikan apresiasi yang tinggi kepada para guru. Mereka menyebut guru dengan sebutan sangat terhormat yaitu Sensei.

Tofugu (2019) menulis bahwa kata sensei memiliki makna sebagai a person born before you were. Orang lahir sebelum anda. Maknanya adalah orang yang “dituakan” dan dihormat. Mereka merupakan sosok yang memiliki pengetahuan dan keterampilan mumpuni. Dengan dengan demikian sebutan sensei bisa juga melekat pada profesi lain dengan expertise tertentu yang sangat disegani masyarakat.

Studi yang dilakukan Japan Education System (2018) menyebutkan bahwa dari 82 profesi utama di Jepang, ternyata guru berada pada posisi 18, kepala sekolah posisi 9, dan profesor urutan ke 3. Hal ini menunjukkan bahwa profesi guru, kepala sekolah dan dosen di perguruan tinggi merupakan kelompok yang sangat dihargai. Mereka dihormati dan sudah barang tentu juga, mereka mendapat penghasilan yang sepadan.

Seorang rekan yang lama bermukim di Jepang pernah mengemukakan pengalaman menarik. Walau lebih sebagai joke. Tradisi masyarakat Jepang yang sangat menghargai sensei,
biasanya diekspresikan dengan memberi gestur hormat. Yaitu dengan lebih membungkukkan kepala dan badannya ketika bersua sensei. Suatu hari, seseorang bertemu dengan sensei senior yang memang sudah bungkuk postur tubuhnya. Ketika sang sensei mengangguk dan membungkukan badannya, ia dengan susah payah menurunkan posisi badannya untuk lebih bungkuk lagi.

Demikian juga dalam tradisi masyarakat China. Mereka juga hampir sama dengan bangsa Jepang, begitu hormat pada guru. Masyarakat China menyebut guru dengan ujaran Seonsaeng atau Xiansheng. Suatu predikat terhormat disematkan bagi seseorang yang berilmu dan mengabdikan dirinya untuk mengajar.
Begitu hormatnya kepada sang guru, dalam tradisi Cina masa lampau, penghargaan pada guru diberikan dalam bentuk Xiushu. Arti Xiushu adalah a bunch of dried meat. Sebongkah daging yang dikeringkan atau dendeng. Secara filosofis, maknanya profesi guru patut diberi penghargaan yang tinggi, hidup berkecukupan dengan mengkonsumsi makanan bergizi higinies. Melalui tunjangan Xiushu inilah para guru bisa terus sehat mengabdi untuk melahirkan generasi terdidik.

Mr.Chips

Akisah, di sebuah sekolah sederhana Brookfield school di pedesaan Fenland. Sosok seorang guru muda bernama Mr. Chips sangat dicintai murid muridnya. Ia sosok guru yang taat secara konvensional dalam keyakinannya dan menerapkan disiplin yang kuat di kelas bagi muridnya. He is conventional in his belief and exercises firm dicipline in the classroom.

Mr. Chip juga seorang guru yang efektif dan sangat dihormati. Ia guru yang humoris dan menyenangkan semua orang. He is an effective teacher, and develop an arch sense of humour that pleases everyone. Namun demikian, sikap pedagogisnya mengendur setelah ia menikah dengan wanita muda bernama Katherine. Terjadi perubahan drastis dalam pola pembelajaran di sekolah tersebut. Namun pernikahan Mr. Chip dengan pujaannya tak berlangsung lama. Kathrine wafat ketika melahirkan putra mereka. Terjadilah pergulatan bathin pada diri sang guru Mr. Chips.

Itulah kisah penggalan Novel berjudul “Good Bye Mr.Chips”. Novel buah pena Sastrawan kaliber dunia James Hilton pada tahun 1933. Novel ini sangat populer dan menjadi best seller dan mendunia. Novel Mr.Chips inilah yang membawa James Hilton bertengger sebagai penulis Novel terkenal kelas dunia.
Itulah sosok guru dari berbagai sisi. Guru adalah pribadi yang sangat dihormati semua kalangan. Begitu pentingnya posisi guru, banyak telaah tentang guru sebagai pribadi yang patut digugu dan ditiru (Dinn Wahyudin)