Sepuluh Pesan Prof. Mr. Muhammad Yamin

Bandung Utara pagi hari, 20 Oktober 1954. Semilir angin terasa sangat menyejukkan. Sejumlah undangan sudah hadir di Gedung Bumi Siliwangi, yang sebelumnya dikenal sebagai  Villa Isola. Hari itu, ada momen penting dan bersejarah dalam dunia pendidikan. Yaitu peresmian  pembukaan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)  Bandung yang akan dilakukan Prof.Mr.

Muhammad Yamin, Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan (PPK) RI.

Peresmian PTPG Bandung (sekarang UPI) merupakan tonggak yang sangat penting dalam sejarah pendidikan guru di Indonesia. Sebagai kilas balik, berikut cuplikan pidato Menteri PPK RI yang dikemas menjadi Sepuluh Pesan Pendidikan Guru.

Pertama, dengan tercapainya kemerdekaan Indonesia sejak hari proklamasi, terletaklah pada kita sekalian suatu kewajiban, untuk mengangkat seluruh rakyat Indonesia pada tingkat yang lebih tinggi. Berpuluh juta jiwa pada akhir zaman penjajahan sebagian besar terdiri dari orang buta huruf yang membutuhkan pelayanan untuk mendapatkan pendidikan dan untuk memperdalam pengetahuan.

Kedua, berkat kegiatan para pendidik, baik di lingkungan pemerintah maupun dalam hubungan inisiatif partikelir, usaha untuk memperbaiki penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran  dapat terus dilakukan. Lambat laun Pemerintah dapat melipatgandakan banyak sekolah guru. Dewasa ini ada sekitar 500 SGB dan 60 SGA yang akan mengisi kekurangan guru sekolah rakyat. Juga untuk sekolah lanjutan telah dilakukan untuk  menambah tenaga pengajar dengan pendirian Kursus  B-I dan B-II. Kewajiban menambah sekolah rakyat yang kini berjumlah 33 ribu, tak menjadi soal lagi. Tinggallah soal melengkapi sekolah menengah dengan tenaga akademisinya yang berhubungan langsung dengan memperbanyak dan mempertinggi mutu sekolah lanjutan.

Ketiga, bagi kita sekalian adalah suatu kewajiban yang maha penting  untuk menegakkan kemerdekaan bangsa dan negara. Untuk menyumbangkan tenaga dan pikiran demi kemajuan Nusantara. Untuk kepentingan itu, suatu keharusan untuk memupuk kekuatan ruhani dan jasmani pemuda kita agar menjadi jaminan guna kekuatan negara dan kemakmuran bangsa.

Keempat, tujuan pendidikan dan pengajaran ialah untuk membentuk manusia susila yang cakap dan warga negara bangsa beradab yang demokratis serta bertanggung jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan Tanahair. Disamping pembinaan ahlak agar tercapai kekuatan moril yang tinggi, perlu diupayakan sebaik baiknya usaha untuk mencapai kepandaian dan kecerdasan yang akan menjadi dasar ilmu pengetahuan. Juga dalam pelaksanaan cita cita kebudayaan umumnya yang bersifat nasional.

Kelima, semua tindakan yang berkaitan dengan hal tersebut tadi adalah usaha untuk membentuk angkatan baru yang kuat dan mempunyai kemampuan untuk mendukung kejayaan negara. Berhubung dengan itu maka penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran adalah soal nasional yang harus didukung seluruh bangsa Indonesia.

Keenam, pada perguruan tinggi dirasakan bahwa  hubungan dengan mutu pengetahuan para pemuda yang mengikuti kuliah, taraf pendidikannya sangat sukar untuk dipertahankan, jika mutu sekolah lanjutan tidak dipertinggi. Keharusan untuk mempertinggi mutu pengajaran itu terutama pada sekolah lanjutan atas. Jalan yang terpenting untuk mempertinggi mutu sekolah itu adalah mempertinggi mutu pendidiknya. Untuk mendapatkan dasar yang secara ilmu pengetahuan dapat dipertanggungjawabkan, maka para pengajar pada sekolah lanjutan atas itu selayaknya mendapat didikan yang bersifat universiter. Dengan demikian, karena berdasarkan taraf penyelidikan ilmu pengetahuan dapatlah dijamin pendidikan pada perguruan tinggi di Indonesia.

Ketujuh, dalam mencapai tujuan politik pengajaran yang demokratis, kita harus berani menempuh jalan baru. Jalan yang mempertinggi derajat perguruan kita dan memberi keleluasaan untuk  melakukan perluasan sekolah. Revolusi kemerdekaan kita mulai dengan keberanian. Dengan keberanian kita membangun di lapangan pengajaran dengan menaikan mutu pelajar dan pengajar di persekolahan bagian pertengahan karena penuh rasa tanggungjwab untuk masa sekarang dan masa yang akan datang. Atas pandangan ini, Kementrian PPK merencanakan dan menciptakan PTPG. Maksud pendirian ini ialah untuk memenuhi kebutuhan negara akan tenaga pengajar yang berpendidikan universitas dan mempunyai wewnang penuh untuk mengajar pada sekolah lanjutan atas.

Kedelapan, pada tahap awal tahun 1954, baru dibuka tiga PTPG yaitu di Malang, Bandung dan Batusangkar. Pada tahun mendatang akan didirikan PTPG serupa di sejumlah kota lain. Pendidikan di PTPG terdiri dari dua tingkatan yakni Bakaloreat dan Doktor atau Acaria. Pendidikan di PTPG  meliputi semua ilmu pengetahuan yang menjadi  mata pelajaran pada sekolah lanjutan.

Kesembilan, pekerjaan melatih dan mendidik para mahasiswa di PTPG, sungguh suatu pekerjaan yang berat, memakan waktu dan kesabaran serta penuh pertanggungjawaban. Bagaimanapun para dosen berdiri di depan para pelajar yang akan dibentuk menjadi pengajar masa depan. Dosen sebagai pelatih angkatan pemuda dalam waktu yang lebih gemilang dalam zaman sekarang. Para pelajar akan dibekali oleh para dosen dengan ilmu pengetahuan dan pesanan sanubari yang mulia dan bermutu tinggi.

Kesepuluh, kepada para mahasiswa PTPG, diharap supaya rajin belajar secara teratur dan mengikuti tata tertib. Gembiralah pada waktunya. Latihlah jiwa ragamu dengan seksama. Pakailah waktu sebaik baiknya dan jangan ada waktu terbuang. Kota Bandung sebagai tempat mahasiswa belajar adalah daerah alam yang indah dan bersejarah.

Nama Bumi Siliwangi tempat berkuliah adalah sindiran kepada geria*) tempat kediaman yang menyinarkan  cahaya keruhanian dan rasa kepahlawanan bersejarah. Nama Siliwangi membawa jiwa pendidik ke alam sakti Tanah Pasundan dan memperingatkan kita pada bakti dan jasa para pemuda pejuang pada zaman revolusi kemerdekaan. Semoga bermanfaat (Dinn Wahyudin)