Sersan Surip

Malam semakin larut. Udara dingin berhembus menyelinap ke segala penjuru pojok Bandung Utara.
“Rip, ayo tidur. Kita istirahat. Besok ada tugas penting dari komandan “, suara pelan datang dari pojok sebelah.
“Aku tak bisa tidur, kang. Dua malam terakhir ini, sakerejep ge teu tiasa mondok,” jawab Sersan Surip berbisik kepada rekannya Sersan Bajuri.
“Saya tak rela apabila senjata rampasan dari tentara Jepang harus diserahkan kepada tentara Sekutu”, jawabnya.
“Ya sudah kalau begitu, semua senjata yang kita rampas, disimpan saja di ruang basement di lantai bawah”, sersan Sodik menimpali. Besok akan semakin genting. Bandung akan dikepung dari segala penjuru. Tentara Sekutu sudah mendekati Pusat Bandung, kata Sersan Bajuri menimpali.
*
Malam semakin larut. Dua pertiga malam sudah dilalui. Tetapi sersan Surip tetap tak bisa memejamkan mata. Hatinya menerawang. Dalam bawah sadarnya, sakolebat sosok almarhumah ibunda tercinta mendekat. Ia tersenyum bahagia. Astagfirulloh Aladzim. Allohummafilahaa waafiaha. Semoga ema telah tenang di alam sana.

Bandung Utara semakin dingin.
Kabut putih pelan pelan semakin pekat membalut. Dan Fajar kadzib tampak memerah di ufuk timur.
*
Periode pasca Kemerdekaan 17 Agustus 1945, periode yang sangat kritis. Kedatangan tentara Sekutu dengan tentara Gurkha nya yang dipimpin Mc.Donald ke kota Bandung menebar ancaman. Mereka diberi tugas untuk melucuti senjata tawanan perang Tentara Jepang. Suasana semakin mencekam. Karena tentara Sekutu diboncengi tentara kolonial Belanda yang masih ingin menjajah. Pemerintahan NICA ikut membonceng. Dimotori oleh Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dengan komandan Sukanda Bratamanggala warga kota Bandung melawan. Pertempuran sengit tak terhindarkan.
**
Di keremangan subuh 24 November 1945. Tentara sekutu yang diperkuat satuan artileries dan grontroepers (tentara angkatan darat) Belanda menyerang secara membabi buta. Kontak senjata terjadi di basis pertahanan pejuang Bandung utara. Pertempuran heroik di sekitar Gedung Isola pun tak terhindarkan. Para pejuang dan tentara TKR secara gagah berani mempertahankan basis pertahanan mereka. Dalam peristiwa heroik tersebut banyak pejuang dan tentara TKR yang gugur. Termasuk
trio sersan, yaitu sersan Surip, sersan Bajuri, dan sersan Sodik. Trio sersan yang merupakan sosok pejuang pemberani. Dengan dikomandani oleh Kapten Abdul Hamid, telah membuat tentara sekutu dan satuan artileries , Belanda kewalahan. Pengorbanan mereka harus di bayar mahal. Mereka gugur. Mereka syuhada.
*
Untuk mengenang peristiwa heroik tsb., di Pintu Gerbang Utara kampus UPI, berdiri tangguh Patung Sang Pejuang. Tercatat di Prasati 61 pejuang yang gugur. Senjata dan peralatan tempur yang digunakan pada peristiwa heroik tersebut disimpan rapih sebagai koleksi Museum Pendidikan Nasional UPI. Itulah sosok para pejuang Bandung Utara. Salah satunya : Sersan Surip. Kami bangga atas pengorbananmu. Kau adalah inspirasi.Kau ikon perjuangan. Kami menaruh hormat pada mu. Semoga kau telah tenang di alam sana. Dalam dekapan Sang Empunya (Dinn Wahyudin)