Setiap Lulusan UPI Diharapkan Menyumbangkan Satu Karya

Bandung, UPI

Bulan Agustus merupakan bulan bersejarah bagi bangsa Indonesia. Kita baru saja merayakan dan mensyukuri hari kemerdekaan Indonesia. Hari untuk menguatkan kembali jiwa kebangsaan, persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang berlandaskan Pancasila dan UUD 1945.

Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki sumber daya alam yang melimpah dan tanah yang subur dengan banyak ragam suku bangsa, budaya, dan bahasa. Hal ini merupakan potensi yang jarang dimiliki oleh negara-negara lain, yang apabila dikelola dengan baik akan menjadi suatu kekuatan dalam meningkatkan daya saing bangsa. Namun demikian, keberagaman ini juga rentan terhadap konflik apabila tidak dikelola dengan baik. Kesadaran akan kerentanan sebagai dampak keberagaman telah dipikirkan oleh para pemimpin bangsa dengan menyatupadukan keberagaman menjadi suatu kekuatan, dalam bingkai Bhineka Tunggal Ika.

“Sejalan dengan derasnya arus globalisasi, yang ditandai dengan tidak ada lagi batas-batas arus informasi. Hal ini akan menjadi tantangan sekaligus juga ancaman bagi persatuan dan kesatuan, apabila tidak ada upaya penguatan jati diri bangsa,” demikian dikatakan Rektor UPI. Prof. Dr. H.R. Asep Kadarohman, M.Si saat pidato Upacara Wisuda UPI Gelombang II, di Gymnasium UPI, Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Selasa, (22/8/2017).

Pada wisuda gelombang II ini, UPI mewisuda 2.398 lulusan, yang terdiri atas 1.277 wisudawan dari kampus Bumi Siliwangi dan 1.121 wisudawan dari kampus UPI di Serang, Purwakarta, Cibiru, Sumedang dan Tasikmalaya.

Dalam kesempatan tersebut, Rektor UPI yakin dan percaya bahwa semua lulusan UPI menyadari akan pentingnya kesadaran berbangsa dan bernegara, sehingga akan mampu berkiprah dan berkontribusi dalam menyiapkan generasi Indonesia Emas Tahun 2045.

“Oleh karena itu, lulusan UPI harus menjaga dan memelihara jati diri bangsa Indonesia dengan kompleksitas dan kebhinekaan masyarakat, serta permasalahan yang dihadapi,” ucapnya.

Dikatakan bahwa, lulusan UPI dituntut untuk mampu menyerap, menyintesis, serta memperkenalkan kekayaan dan kearifan lokal Indonesia sebagai salah satu solusi permasalahan dunia. Gotong royong dan toleransi di Indonesia bisa jadi contoh nyata bagi dunia bahwa nilai-nilai tersebut dapat diadaptasi sebagai salah satu cara untuk mewujudkan perdamaian dunia.

Untuk dapat bersaing di era global, lulusan UPI harus memiliki pemikiran terbuka dan bersedia menerima (receptive mind) kebhinekaan serta memiliki pemahaman akan nilai-nilai multikulturalisme. Nilai-nilai bersama (shared value) dari multikulturalisme, seperti berbuat baik kepada sesama, bersikap adil, mencintai perdamaian, dan toleran terhadap keberagaman merupakan faktor penting yang harus dimiliki lulusan UPI dalam berkiprah di masyarakat. Pemikiran menerima keberagaman akan mempercepat peningkatan wawasan dan pengetahuan, karena keberagaman akan menjadi sumber ilmu pengetahuan tacit knowledge.

Lebih jauh Rektor UPI menjelaskan, kompleksitas kehidupan abad 21 yang ditopang oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat telah menyebabkan terjadinya pergeseran jenis pekerjaan dan keterampilan yang dibutuhkan. Kebutuhan sumber daya manusia untuk hal-hal yang bersifat rutin semakin menurun dari tahun ke tahun karena digantikan oleh mesin. Sebaliknya kebutuhan kecakapan berpikir (expert thinking) dan komunikasi yang kompleks semakin meningkat.

International Institute for Management Development (IMD) yang kerjasama dengan Lembaga Management FEB Universitas Indonesia, pada bulan Juni 2017 melaporkan bahwa daya saing Indonesia pada 2017 menduduki peringkat ke 42 dari total 63 negara yang disurvey, naik 6 tingkat dari tahun 2016. Rendahnya peringkat daya saing bangsa Indonesia salah satunya disebabkan oleh rendahnya kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Untuk mengatasi permasalahan rendahnya daya saing, guru memegang peranan penting bagi tersedianya SDM yang berkualitas, bukan hanya di Indonesia, tetapi juga di semua negara di dunia.

Mulai hari ini di pundak Saudara ada tanggung jawab yang besar sebagai alumni UPI. Nama baik almamater menjadi taruhan dalam mengarungi kehidupan baru sebagai lulusan UPI. Leading and outstanding yang dikumandangkan oleh UPI akan tercermin dari perilaku alumninya. Oleh karena itu, saat inilah moment yang tepat untuk Saudara berkiprah secara nyata. Tunjukkan kepada masyarakat bahwa Saudara memiliki kompetensi yang dapat diandalkan. Tunjukkan kepada dunia bahwa lulusan UPI mampu bersaing dalam kompetisi yang ketat dan fair.

Rektor UPI berharap kepada yang diwisuda hari ini, andaikan setiap orang menyumbangkan satu saja karya atau kemampuanya, maka akan ada 2.398 karya yang dipersembahkan untuk kebaikan bangsa dan negara. Jika setiap kali wisuda, lulusan UPI menyumbangkan karyanya untuk berkontribusi pada masyarakat, niscaya kita akan menjadi bangsa dan negara yang maju dan disegani. (Deny)