Sinema Pendidikan: Mendidik Lewat Film

Bandung, UPI

Menyambut peringatan Bulan Film Nasional, Unit Kegiatan Mahasiswa Film Satu Layar (UKMF Satu Layar) UPI menggelar Sinema Pendidikan perdananya pada Sabtu (25/03/2017) di ruang Audio visual Museum Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia, Jln. Dr. Stiabudhi No. 229 Bandung. Sinema Pendidikan merupakan bioskop sekaligus ruang diskusi film alternatif yang akan disuguhkan selama lima kali dalam dua bulan kedepan.

Tujuan diadakannya Sinema Pendidikan, menurut Bihar Jafarian selaku pelaksana kegiatan, diantaranya ialah “Biar orang sadar kalo pendidikan tuh ga harus dikelas aja, tapi lewat menonton pun bisa, bukan cuma sekedar hiburan tapi kalau dilanjutkan dengan diskusi dan berbagi opini, apalagi sharing dengan pembuatnya pasti banyak ilmu yang didapet” tandasnya.

Sinema Pendidikan yang digelar pertama kalinya menampilkan dua film yakni film pendek Worked Club karya Tunggul Banjarsari yang mengenalkan dan mengemas sudut pandang lain yang dialami seorang asisten rumah tangga, juga membangun persepsi akan realitas baru pada benak penonton mengenai ART, dan film panjang pertama Wicaksono Wisnu Legowo berjudul Turah  yang mengangkat persoalan sosial dan ekonomi kelas rendah, namun tak terjebak dalam romantisasi persoalan kemiskinan, menceritakan sebuah kampung yang berdiri di atas tanah timbul di pesisir utara Kota Tegal, dan kehidupan seluruh warga kampung bergantung yang pada seorang juragan/tuan tanah. Kedua film tersebut dapat mengajarkan tentang realitas sosial di sekitar kita, terutama film Turah. Sehingga, dalam menjalani kehidupan kita yang sudah semakin enak, kita mesti bersyukur karena masih banyak di luar sana masyarakat yang serba kekurangan, jauh dari kata cukup.

Selain menonton kedua film tersebut, diakhir acara penonton berkesempatan untuk berdiskusi dengan sutradara film Turah. Penonton pun terlihat sangat antusias dalam kesempatan diskusi dengan sutradara yang meraih dua penghargaan di JAFF ini.

Selain menjadi ajang menambah ilmu, Sinema Pendidikan juga menjadi sarana apresiasi sebuah film dan juga menjadi sebuah  jalur yang dapat memperpanjang umur ekshibisi film dihadapan penonton selain jaringan bioskop komersial. Sinema Pendidikan sebagai layar alternatif juga dapat menjalin kerjasama antara ekshibitor yang menyediakan tempat dengan produser atau distributor yang menyuplai filmnya, sehingga program pemutaran akan terus ada dan tersedia.

“Bagi yang belum sempat hadir di Sinema Pendidikan perdana, akan ada beberapa Sinema Pendidikan yang akan digelar, yang terdekat selanjutnya akan digelar dipertengahan bulan April mendatang dan pastinya bakalan menghadirkan film-film terbaik pilihan yang rugi jika terlewatkan,” tambah Sakinah selaku salah satu panitia lainnya dalam kegiatan Sinema Pendidikan ini. (Afif Anwar Rasyid/ Caraka Muda Humas UPI)