SM3T Memberikan Dampak Positif bagi Pendidikan di Indonesia

sm3t 1Bandung, UPI

Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal (SM-3T) sudah lama menjadi program unggulan pemerintah. Program ini diharapkan menjadi suatu pola bahwa setiap calon guru perlu mengabdikan diri di wilayah 3T untuk memberikan dampak positif bagi bangsa Indonesia. Demikian dikemukakan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. H. Furqon, Ph.D., saat membuka kegiatan Talk Show Gerakan SM-3T sebagai Kebangkitan Guru Nasional dengan tema Menyebar Inspirasi, Membangun Prestasi, Rabu (25/11/2015), di Gedung Kebudayaan Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Lebih lanjut dikatakan, SM-3T mendorong para sarjana untuk berpatisipasi dalam program yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi) untuk membina calon guru dalam mengenal wilayah nusantara, mengenal berbagai budaya dan adat istiadat sebagai bahan pembelajaran, serta untuk menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air.sm3t 2

“SM-3T merupakan salah satu program untuk mencerdaskan Indonesia, sangat bermanfaat untuk membantu daerah yang kekurangan guru, yang kurang beruntung dalam bidang pendidikan seperti wilayah Papua, NTT, Aceh dan lain sebagainya. Program ini sangat baik dilakukan para calon guru dan masyarakat setempat untuk mendapatkan pengalaman baru tentang pendidikan nasional, juga untuk menjaga keutuhan NKRI. Masyarakat 3T sangat membutuhkan guru profesional dan berkualitas, kedatangannya selalu disambut dengan baik,” paparnya.

SM-3T pertama kali diluncurkan pada tahun 2011, merupakan program pengabdian Sarjana Pendidikan untuk berpartisipasi dalam percepatan pembangunan pendidikan di daerah 3T selama satu tahun sebagai penyiapan pendidik profesional yang akan dilanjutkan dengan program Pendidikan Profesi Guru (PPG). Selain mempersiapkan calon pendidik profesional sebelum mengikuti PPG, program ini juga bertujuan untuk membantu daerah 3T dalam mengatasi permasalahan pendidikan terutama kekurangan tenaga pendidik. Setelah lima tahun berjalan, belasan ribu sarjana telah bergabung dalam program SM-3T, mengabdi di pelosok negeri. Jumlah kuota pada angkatan ke V adalah 3000 peserta .

Sementara itu, salah seorang peserta SM-3T Angkatan 3 tahun 2013 Arif Rachman Nugraha menjelaskan,”Pengalaman mengikuti program ini sangat luar biasa, kami ditugaskan di luar pulau Jawa dan ditempatkan di daerah pedalaman yang pembangunannya belum terjamah oleh pemerintah. Akses jalan yang sulit, komunikasi yang tidak stabil, transportasi yang masih langka, anak didik sangat berbeda, karena setelah pulang sekolah mereka harus langsung membantu orang tua, jadi kita harus pandai-pandai membuat metode khusus, tersendiri, dan standar pendidikan pun diturunkan, sore atau malam hari kita mengadakan kegiatan belajar bersama. Alhamdulillah, respon pemerintah daerah setempat sangat antusias dan senang dengan keberadaan kita. Idealnya program ini berjalan 2 tahun.sm3t 3

Pengalaman ini tidak bisa dirasakan banyak orang, kami mendapatkan pengalaman menjelajahi panorama alam tersembunyi, mendapatkan banyak kenalan, teman, dan keluarga baru. Pasca Pengabdian (SM-3T) kami diberi beasiswa untuk mengikuti PPG dan mendapatkan sertifikat pendidik (pengganti akta IV), diberikan formasi khusus untuk tes CPNS, serta bisa lebih cepat untuk sertifikasi. Pada Tahun 2015 Program SM-3T telah memberikan bukti prospek yang menjanjikan, dimana 809 orang guru lulusan SM-3T dan PPG diterima menjadi PNS dengan status Formasi khusus oleh KemenPAN RB.

Ada berbagai bentuk kegiatan dalam acara peringatan hari guru ini di antaranya: talkshow, pameran foto, peluncuran buku, panggung apresiasi, dan pemutaran film dokumenter para peserta SM-3T. (DAN/DN)