Sosialisasi Model Pembelajaran Merdeka Belajar dalam Penelitian Trigatra Bahasa FPBS UPI di SMAN 8 Cirebon

Tim Penelitian Trigatra Bahasa FBPS UPI telah melakukan sosialisasi model pembelajaran merdeka belajar di SMAN 8 Cirebon pada 29 Juli 2022. Penelitian ini didukung oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP). Ketua tim peneliti sekaligus Dekan FPBS UPI Prof. Dr. Tri Indri Hardini, M.Pd. hadir didampingi anggota peneliti yaitu: Prof. Dr. Dadang Sunendar, M. Hum., Dr. Yulianeta, M.Pd., Rahmah Fauziyah, Karina Diah Rahmawati, Deni Abdul Ghoni, Mala Nurkamila, Nabilah Amartya Intishar, dan Rama Kurnia Santosa. Acara dihadiri pula oleh Tim Trigatra Bahasa FPBS UPI, Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah Bapak Dr. Ganjar Harimansyah, Kepala sekolah SMAN 8 Cirebon Ibu Dra. Lina Herlina S., M.Pd., dan guru-guru bahasa dari beberapa sekolah di Cirebon.

Menurut Prof. Dr. H. Tri Indri Hardini, M.Pd. “Praktik Trigatra Bahasa meliputi bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing dan dari model pembelajaran yang telah disosialisasikan diharapkan dapat digunakan dan disosialisasikan  dalam pembelajaran di sekolah, serta disebarluaskan kepada masyarakat. Hadirnya bahasa Indonesia menjadi simbol kerukunan bangsa. Adanya bahasa daerah yang sangat banyak di Indonesia merupakan gudang penelitian yang sangat banyak diminati para peneliti. Keragaman bahasa daerah di Indonesia menjadikan banyaknya keunikan khas yang sangat menarik juga penting untuk dilestarikan. Tidak lupa kuasai bahasa asing untuk bisa bersaing.”

“Bahasa Indonesia bukan sekadar alat berkomunikasi tetapi juga lambang jati diri bangsa yang tidak bisa tergantikan. Penelitian ini salah satunya dilatarbelakangi pentingnya strategi optimalisasi perencanaan, pengembangan, pembinaan, dan perlindungan bahasa yang semuanya didasarkan pada persatuan bangsa yang memiliki banyak suku bangsa,” kata Dekan FPBS UPI, Prof. Dr. Tri Indri Hardini, M.Pd.

“Pelindungan bahasa daerah sangat penting karena ada pola pikir dan pola etnisitas yang digambarkan bahasa. Bahasa tidak bisa kita ukur dengan melihat masih banyak yang bisa berbahasa daerah di sekitar kita tetapi dengan adanya penelitian dapat memperkuat kesimpulan sebenarnya. Penting upaya melestarikan bahasa daerah dilakukan bersama-sama. Jika kita tidak melestarikan bahasa daerah bisa saja bahasa daerah terancam punah,” ujar Dr. Ganjar Harimansyah.

Sementara Prof. H. Dadang Sunendar, M. Hum mengatakan bahwa hidup 3 wujud bahasa atau 3 gatra Indonesia yaitu: bahasa Indonesia, bahasa daerah, dan bahasa asing. Bahasa Indonesia sebagai pemersatu bangsa, alat perhubungan, dan menjaga persatuan bahasa. Bahasa daerah sangat penting karena merupakan ciri kebhinekaan kita, harapannya bangsa Indonesia dapat menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar, melestarikan bahasa daerah, dan menguasai bahasa asing. Untuk seluruh masyarakat Indonesia jangan lupa Utamakan Bahasa Indonesia, Lestarikan Bahasa Daerah, dan Kuasai Bahasa Asing (FPBS/Humas UPI)