Spirit Askida Ekmek

Di salah satu sudut kota Istambul Turki, sejumlah toko kue dan roti sibuk di datangi calon pembeli. Selain warga setempat, banyak juga wisatawan yang datang membeli roti. Ada sesuatu yang tak lazim dalam benak pikiran para wisatawan yang datang. Yaitu banyak pembeli roti yang membayar lebih dari sejumlah roti yang dibawa pulang. Seseorang yang membeli dua atau lebih roti, sebagian dibawa pulang dan sisanya dititipkan untuk pengunjung lain yang membutuhkan.

Itulah tradisi turun temurun warga Turki untuk berbagi. Tradisi itu disebut sebagai Askida Ekmek yang berarti roti yang ditangguhkan atau paying it foward. Yaitu roti atau makanan yang dititipkan oleh pembeli. Oleh pegawai toko semua roti titipan tersebut dikumpulkan dan digantungkan di suatu tempat. Roti tertangguhkan yang tergantung tersebut akan dibagikan kepada pengunjung lain yang membutuhkan. Begitulah tradisi masyarakat kota Istambul untuk berbagi.

Spirit askida ekmek ini konon sudah berlangsung berabad lampau, sejak Ottoman Empire. Yaitu masa Kesultanan Utsmaniyah yang berjaya semenjak Abad 16. Tradisi askida ekmek ini terus turun temurun dilakukan oleh komunitas muslim di Turki. Para pembeli roti, membeli lebih, dan hanya membawa pulang setengahnya. Mereka menitipkan roti yang sudah dibayar tadi kepada pengelola kedai toko. Pengelola toko akan mendistribusikan titipan roti tersebut kepada warga lain yang membutuhkan

Spirit dan budaya askida ekmek ini pada dasarnya menyiratkan semangat tolong menolong. Saling membantu dan menerapkan amanah dan keterbukaan. Ada tiga kelompok yang menjamin tradisi berbagi ini bisa terlaksana dengan baik. Pertama, kelompok pembeli (buyer) yang mau bersidakoh. Spirit askida ekmek, adalah refleksi diri untuk tidak tamak. Tidak makmak mekmek, mentang mentang mampu membeli Mereka tak memborong semua barang melebihi kebutuha. Mereka hanya membawa makanan seperlunya saja. Mereka bersedekah dengan menyimpan sebagian roti untuk dititipkan kepada pengelola kedai roti. Kemudian didistribusikan kepada yang membutuhkan. Mereka dapat berbagi dan bersodakoh tanpa perlu ria atau pamer kepada orang lain.

Kedua, pengelola kedai (provider). Pengelola kedai roti yang amanah dan jujur. Mereka berjualan, sekaligus juga amilin yang amanah menerima titipan dari donatur. Titipan roti dari para pembeli, didistribusikan secara transparan kepada yang berhak. Ketiga, masyarakat penerima (users). Mereka yang kategori masyarakat yang membutuhkan. Tetapi mereka juga tidak makmak mekmek. Mereka pun hanya mengambil roti sekedarnya saja. Mereka juga masih memberi kesempatan kepada orang lain yang membutuhkan. Masyarakat penerima, tak perlu mengggadaikan diri sebagai pengemis. Mereka cukup bertanya kepada penjual roti, apakah masih tersedia bungkusan roti yang tergantung?. Bila masih tersedia, mereka bisa langsung menerima makanan roti tersebut dengan gratis.

Semangat Berbagi

Semangat berbagi pada dasarnya bersifat universal. Banyak kelompok masyarakat yang selalu berderma atau melakukan charity. Yaitu motivasi untuk membantu orang lain yang membutuhkan dengan tujuan derma, amal, bermurah hati, selalu berbagi. Caranya pun bisa berbeda beda. Di cafe cafe di Itali, dikenal dengan caffe sospeso atau kopi yang tangguhkan. Yaitu pembeli yang membayar 2- 3 cangkir kopi, tetapi yang dikonsumsi hanya secangkir saja. Sisanya didonasikan untuk konsumen yang memerlukan. Di kota Paris dikenal dengan Le cafè sur Le Mur atau secangkir kopi di dinding. Suatu cara masyarakat berbagi, tanpa tahu siapa penerimanya.

Tradisi masyarakat Istambul di Turki dengan sebutan askida ekmek atau roti yang ditangguhkan. Yaitu cara membeli beberapa potong roti, dan sisanya dititipkan di kios toko untuk diberikan pada yang berhak. Dalam laporan Charities Aid Foundation (2016), disebutkan ada 10 negara yang warganya merupakan orang paling dernawan di dunia. Dalam laporan yang bertajuk World Giving Index (2016), India dan Amerika Serikat merupakan dua negara dengan peringkat tertinggi diamati dari populasi yang menyumbang yaitu mencapai 184 juta orang. Kemudian disusul oleh Selandia Baru dan Kanada. Warga di negara berkembang lebih banyak menolong dalam bentuk tenaga relawan. Sedangkan negara maju, masyarakatnya lebih gemar memberi uang, kecuali Inggris dan Kanada. Secara umum, Indonesia adalah negara yang paling dermawan ke 10

Berbagi Saat Pandemik Covid-19

Di saat pandemik covid 19 seperti sekarang ini, semangat berbagi patut lebih digalakkan. Ketika PPKM misalnya, banyak warga yang membutuhkan uluran bantuan, terutama makanan siap saji. Ataupun kebutuhan primer lainnya. Saatnya semangat berbagi seperti model askida ekmek patut dikembangkan. Warga yang mampu, membeli kebutuhan pokok dan sebagian bisa dititipkan Toko langganannya untuk dibagikan. Kampus, kantor, sekolah, lembaga lain, termasuk mesjid, gereja, dan tempat ibadah lainnya bisa meningkatkan peran layanan sebagai charity service atau donation center. Gerakan sukarela ini memberi ektra layanan dengan menampung titipan bahan dari para dermawan dan sekaligus mendistribusikan kepada yang berhak. Itulah inti semangat berbagi, seperti yang dilakukan masyarakat Istambul Turki.

Silahkan berinovasi untuk terus berbagi. Ketika pandemik seperti sekarang ini, kekompakan masyarakat untuk saling menjaga dan berbagi sangat diperlukan. Saatnya kita berbuat. Imunitas akan semakin meningkat apabila saling berbagi dan menerima. Dalam pandangan islam, semangat berbagi antara lain bisa dikaji dari pengaturan zakat, Infak dan Sedekah. Zakat adalah sebagian harta yang wajib dikeluarkan oleh seorang muslim/mah untuk diberikan pada mustahiq atau orang yang berhak. Infak lebih merupakan pemberian atau sumbangan harta yang digunakan untuk kebaikan untuk kepentingan yang diperintahkan Allah SWT. QS At Taubah 103, Allah SWT berfirman Khuz min amwalihin sadaqatan tutahiruhum wa tuzakkihim biha wa salli’alaihim.. Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoakan untuk mereka.

Sedangkan makna sedekah lebih merupakan pemberian yang dilakukan oleh seorang muslim/mah kepada orang lain secara sukarela dan ikhlas tak terbatas waktu, jumlahnya. Sedekah refleksi berbagi pada orang lain baik materi atau non materi. Senyum adalah sedekah. Sedekah bisa diberikan oleh siapa saja kendati seseorang itu tak berharta.
Hadist Rosululloh ( HR Ad Dailami dari Ibnu Umar), Obatilah orang sakit dengan sedekah, bentengi hartamu dengab zakat, dan sesungguhnya zakat itu menolak peristiwa mengerikan dan penyakit. Itulah sekilas tentang tradisi berbagi askida ekmek dan zakat, infak, sedekah dalam pandangan islam. Semoga bermanfaat (Dinn Wahyudin)