Tafsir Tarbawy (Q.S. Al-Muzzammil ayat 11-19)

Kajian subuh bersama Dr. KH. Aam Abdussalam, M.Pd. kali ini membahas tentang Q.S. Al-Muzzammil ayat 11 sampai 19 sebagai upaya untuk memahami kasih sayang dan kelembutan Allah Swt. dalam membimbing dan mendidik umatnya. Menurut beliau untuk memahami isi dari ayat-ayat ini tentu perlu dilihat kondisinya secara keseluruhan. Maka dari itu, penjelasan beliau berikut ini bisa dijadikan bahan rujukan oleh umat Islam dalam memahami hakikat dari kasih sayang dan kelembutan.

Dilansir dari unggahan di kanal YouTube TVUPI Digital pada Rabu, 15 September 2021/8 Safar 1443 H menjelaskan tentang hal tersebut.

Pada masa awal berdakwah menyebarkan ajaran Islam, Rasulullah Saw. dan para sahabatnya mendapatkan banyak sekali penyiksaan, penghinaan, dan ocehan, serta ungkapan-ungkapan yang menjelekkan. Dalam kondisi seperti itu, Allah Swt. menurunkan surah Al-Muzzammil sebagai sapaan yang lembut dan penuh kasih sayang. Rasulullah Saw. kemudian dibimbing untuk mendirikan salat malam sebanyak mungkin, karena ibadah malam lebih menghujam ke hati dan meneguhkan pribadi serta dibimbing untuk terus berdzikir dan menyerahkan diri secara total kepada Allah Swt.

Setelah melaksanakan salat malam dan dzikir, Rasulullah Saw. juga diberikan bimbingan untuk menghadapi kerasnya perlawanan dakwah dengan cara bersabar dan menghindar dengan sebaik-baiknya. Sebab Allah Swt. sendiri yang akan menghadapi mereka dan memberikan kesempatan bagi mereka untuk berubah. Karena berdakwah tidak boleh diisi dengan kebencian, merasa paling benar, celaan, atau memecah belah umat.

Sebagai upaya untuk menggugah hati orang-orang jahiliyah, Allah Swt. memberikan mereka peringatan dengan azab di akhirat seperti borgol besi yang sangat berat; makanan yang nancap di tenggorokan dan tidak bisa dikeluarkan ataupun dimasukkan ke dalam; serta goncangan yang sangat dahsyat. Allah Swt. juga memberikan mereka peringatan dengan peristiwa empirik seperti kisah Firaun yang dihancurkan karena telah durhaka kepada Allah Swt. dan Rasul yang telah diutus kepada mereka. Yang di mana pembicaraan Allah Swt. ini langsung diarahkan kepada kaum musyrikin. Serta peringatan yang cenderung menekan diantaranya yakni memperingatkan mereka akan adanya azab; anak-anak yang mendadak beruban; dan langit yang akan terbelah berserakan.

Beliau menambahkan bahwa ancaman ini merupakan peringatan atau bimbingan yang mengarahkan mereka agar menjaga diri dari azab dan bukanlah suatu bentuk kebencian atau luapan amarah, melainkan sesuatu yang pasti akan terjadi di kemudian hari dan sebagai salah satu bentuk kasih sayang Allah Swt. serta harapan agar kesadaran mereka terbuka untuk memilih jalan hidayah kepada Rabbnya. (Cikal Aktar Muttaqin)