Teater Lakon Lakonkan “Anak Kabut dan Bencana Kabut Asap”

MubarokBandung, UPI

Bencana kabut asap di Sumatera dan Kalimantan semakin mengkhawatirkan. Kabut asap akibat kebakaran hutan kian parah dan mencapai kondisi siaga. Bahkan beberapa hari terakhir kabut asap sampai ke Jakarta. Puluhan orang pun menjadi korban bencana ini. Ada yang mengidap ISPA, batuk, flu, iritasi mata dan kulit. Perlu penangangan yang serius dan keterlibatan semua pihak untuk menyelesaikan bencana kabut asap ini.

Teater Lakon merespons bencana kabut asap ini dengan mementaskan naskah Anak Kabut karya Soni Farid Maulana. Pementasan akan dilaksanakan di Auditorium Fakultas Ilmu Pendidikan UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Kamis (29/10/2015) pukul 10.00 WIB. Pementasan ini disutradarai Gustri Yorizal dan Ricilia Ryan Putri sebagai aktor. Kamil Mubarok berperan sebagai penata artistik dan lighting, Sidiq Utomo dan Zulqi Lael Ramadhan sebagai penata musik, dan Maudy Widitya sebagai pimpinan produksi sekaligus penata rias dan kostum.

Anak Kabut merupakan naskah monolog yang mengisahkan tentang kerinduan seorang perempuan pada kekasihnya. Ingatan yang selalu datang membayangi setiap malam tentang kejadian masa lalu. Ingatan yang selalu membuatnya ketakutan dan meracau seperti orang gila. Kenangan yang selalu muncul dengan sang kekasih yang telah mati.

Seorang perempuan yang bernostalgia dengan kekasihnya lewat puisi mengingatkannya pada gairah yang terpendam. Gairah yang bertahun-tahun lenyap dari dadanya. Ia teringat kembali akan kejadian pemerkosaan yang menimpa dirinya. Ia diperkosa oleh segerombolan orang berhati nero. Ia mempertanyakan tentang reformasi dan komnas HAM yang tak memperjuangkan nasib diri dan teman-temannya. Semua hanya ramai diperbincangkan di koran sedangkan pelakunya masih bisa bebas ongkang-ongkang kaki.1-2

Ia juga mempersoalkan kekasihnya yang ditembak mati pada bulan Mei. Kekasih yang dicintainya mati karena diduga sebagai provokator dari pihak lawan. Padahal semua tuduhan itu tidak benar. Kekasih perempuan itu hanyalah seorang mahasiswa lulusan perguruan tinggi yang tidak bisa menjadi PNS karena tidak punya koneksi dan uang pelicin. Ia juga mempersoalkan tentang para koruptor yang bisa mengajukan diri sebagai wali kota, bupati, gubernur bahkan presiden.

Ada juga masalah bom yang sering meledak di Aceh, Ambon, Bali, Jakarta, dan kota-kota yang tak terduga dalam peta. Soni Farid Maulana pandai menyisipkan kritik sosial terhadap negeri ini. Semua hal ia kritik lewat naskah Anak Kabut ini. Padahal secara keseluruhan ini hanya membicarakan tentang sebuah kerinduan seorang perempuan pada seorang kekasih.

Ini juga menjadi cerminan dan bahan renungan bagi kita untuk senantiasa memperbaiki diri. Meski ada yang memberitakan bahwa kabut asap di Sumatera bukan hanya akibat kebakaran hutan tapi juga hutan yang sengaja dibakar oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. Sebaiknya kita lebih dewasa menyikapi permasalahan ini, mari bersama-sama membantu dan meringankan bencana kabut asap dengan segala kemampuan yang kita miliki. Yang tak kalah penting juga tontonlah pementasan Anak Kabut produksi Teater Lakon ini pada waktu dan tempat yang sudah ditentukan. Informasi dan pemesanan tiket bisa menghubungi Maudy dengan no kontak 089625776353. (Kamil Mubarok, Anggota Teater Lakon UPI)