The Problem Solving with 3H

Tasikmalaya, UPI

Senin 29 Oktober 2018, Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Tasikmalaya menggelar upacara bendera untuk peringati Hari Sumpah Pemuda ke-90 di lapangan voli UPI Kampus Tasikmalaya Jl. Dadaha no 18 Kota Tasikmalaya. Upacara ini diikuti seluruh Dosen, karyawan tendik dan mahasiswa, dengan Pembina Upacara dari perwakilan dosen yaitu Dr. Dian Indihadi, M.Pd.

Hari Sumpah Pemuda ke 90 ini bertemakan Bangun Pemuda Satukan Indonesia. Tema ini diambil atas dasar pentingnya pembangunan kepemudaan untuk melahirkan generasi muda yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, kepeloporan, dan kebangsaan berdasarkan pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam sambutannya, pembina upacara berpesan bahwa pemecahan masalah yang ada pada pemuda zaman sekarang harus kembali ke titik. Ini satu cerita soal bagaimana melawan kebosanan, kejenuhan, merasa di titik kulminasi dan semua terasa mentok, stuck, tak bergerak.

Hidup, bekerja dan melakukan aktivitas rutin, baik yang kita suka atau kita benci sekalipun, sejatinya seperti sebuah perjalanan. Bagaimana kita memberi analisa atas pekerjaan apapun itu, belajar membuat pekerjaan kita berjalan sesuai alur yang sudah disepakati, dan kemudian belajar mengendalikan diri sendiri, untuk bisa membuat pekerjaan kita, seperti “kekasih” yang selalu kita cintai.

Selain itu juga Dr. Dian Indihadi, M.Pd., berpesan mari kita awali pekerjaan itu dengan kata “me-“ bukan kata “di”, karena me- yaitu imbuhan yang diikuti kata kerja yang bermakna suatu kejadian yang terjadi dari diri kita, dengan maksud kita yang melakukan “kerja” tersebut (aktif). Sedangkan di- merupakan imbuhan yang diikuti kata kerja yang bermakna suatu kejadian yang terjadi bukan dari diri kita,malahan dari luar kita (pasif) dan lebih dekat dengan kata perintah (comand). Hal ini sangat berpengaruh pada cara pelayanan kita dalam pekerjaan.

Pembina upacara juga menyampaikan bahwa pemecahan masalah yang terakhir kembali pada 3 H (Heart, head and hand) ketiga unsur ini menjadi penting karena dimulai dari hati untuk berpikir supaya tangan ini bisa lebih optimal dalam suatu pekerjaan. (AQ)