Tim PkM Prodi Pendididikan Umum dan Karakter SPs UPI, Tingkatan Literasi Ideologi Pancasila Melalui Model Pelatihan Partisifatif Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan

Gambar: Pembinaan Ideologi Pancasila bagi PMI oleh Prof. Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., dan Prof. Dr. Encep Syarief Nurdin, SH., Drs., M.Pd., M.Si.

Taiwan, UPI

Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PkM) dari Program Studi Pendididikan Umum dan Karakter Sekolah Pascasarjana (SPs) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang beranggotakan Prof. Dr. Yadi Ruyadi, M.Si., dan Prof. Dr. Encep Syarief Nurdin, SH., Drs., M. Pd., M.Si., Dr. H. Warlim, M. Pd., dan Supriyono, M.Pd.melaksanakan kegiatan pelatihan peningkatan literasi ideologi Pancasila bagi pekerja migran Indonesia di Taiwan, Minggu (21/7/2024).

Menurut Prof. Yadi Ruyadi dalam laporannya dijelaskan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan literasi ideologi Pancasila dikalangan pekerja migran Indonesia di Taiwan. Kedua, tujuannya adalah untuk melakukan pembinaan ideologi Pancasila bagi pekerja migran Indonesia di Taiwan,  dan ketiga adalah untuk memperkuat penghayatan serta pengamalan ideologi Pancasila bagi pekerja migran Indonesia di Taiwan.

Dijelaskannya lebih lanjut,”Kegiatan ini diharapkan dapat menjadi filter terhadap pengaruh dari ideologi transnasional yang bertentangan dengan ideologi Pancasila. Kegiatan ini juga sebagai bentuk kontribusi UPI terhadap program pembinaan ideologi Pancasila yang dilakukan oleh Kementerian Luar Negeri dan BPIP khususnya pembinaan bagi WNI yang ada di luar negeri.”

Metode pelatihan yang digunakan dalam kegiatan PkM ini adalah metode pelatihan partisipatif, ungkapnya. Pada kegiatan pelatihan ini di ikuti oleh 23 Pekerja Migran Indonesia di Taiwan.

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengatakan bahwa Pendidikan Pancasila memiliki tantangan besar dalam menghadapi era disrupsi informasi. Tantangan tersebut terbagi atas dua, yaitu tantangan internal dan tantangan eksternal. Prof. Yudian menyebut bahwa salah satu tantangan internal terbesar adalah mengembalikan Pendidikan Pancasila menjadi mata pelajaran wajib yang diajarkan di bangku Pendidikan (https://bpip.go.id/berita/1035/733). Selama ini banyak kasus yang menimpa PMI di luar negeri, termasuk di Taiwan. Berdasarkan informasi, sepanjang tahun 2017 Kamar Dagang dan Ekonomi Indonesia (KDEI) Taiwan telah berhasil menyelesaikan 1.529 kasus (94 persen) yang menyangkut Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Taiwan. (https://news.detik.com/berita/d-3878960/1-529-kasus-pekerja-migran-di-taiwan-berhasil-diselesaikan).

Dijelaskan Prof. Yadi Ruyadi bahwa Pemerintah Indonesia dan Taiwan terus bekerja sama untuk meningkatkan aspek perlindungan bagi PMI dan peningkatan kesejahteraan bagi PMI yang bekerja di Taiwan. Fungsi perlindungan dan pelayanan bagi PMI, harus terus ditingkatkan agar berbagai pemasalahan yang dihadapi PMI seperti gaji tidak dibayar, kecelakaan kerja, kontrak kerja tidak sesuai, pemulangan PMI, penganiayaan dan banyak hal lainnya dapat teratasi dengan segera. Kasus yang menimpa PMI tidak hanya menyangkut masalah yang terkait dengan aspek pekerjaan saja, tetapi juga ada yang terkait dengan masalah terpaparnya oleh ideologi transnasional. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah Indonesia melalui kementrian luar negeri dan BPIP telah melakukan upaya pembinaan ideologi Pancasila untuk memperkuat pemahaman, penghayatan, dan pengamalan Pancasila.

“Melalui pembinaan literasi ideologi Pancasila bagi PMI di Taiwan merupakan bentuk kontribusi UPI terhadap upaya pembinaan ideologi Pancasila bagi WNI di luar negeri yang sedang dilakukan oleh BPIP RI dan Kementerian Luar Negeri RI. Literasi ideologi Pancasila bagi PMI harus terus ditingkatkan seiring dengan munculnya kasus WNI di luar negeri baik yang terpapar oleh ideologi transnasional yang bertentangan dengan ideologi Pancasila maupun yang menolak ideologi Pancasila menggantikan dengan ideologi lain,” tegasnya.

Pembinaan Ideologi Pancasila (PIP) bagi WNI di luar negeri perlu menjadi fokus perhatian, mengingat masih banyaknya WNI yang tinggal di luar negeri terpapar oleh ideologi transnasional, ujarnya lagi. Khusus bagi PMI di Taiwan kondisinya sangat memerlukan PIP. Karena PMI yang akan berangkat ke Taiwan kurang bahkan tidak pernah mendapat PIP sebelum berangkat ke luar negeri. Sementara para PMI tersebut akan tinggal lama di Taiwan dengan hidup di lingkungan ideologi negara lain. Kondisi ini menjadi rentan untuk terpapar oleh ideologi lain.

Pelaksanaan PIP bagi PMI di Taiwan sangat mendapat respon positif dari para PMI, mereka sangat berantusias mengikuti PIP. Demikian juga pihak KDEI yang menjadi tempat PIP bagi PMI sangat mendukung dan mengharapkan kegiatan PIP dapat menjadi program rutin yang dilakukan oleh UPI di Taiwan.

Dari hasil PIP, terdapat peningkatan wawasan di kalangan PMI tentang Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi negara Indonesia yang ditunjukkan dengan beberapa indicator, yaitu pengetahuan tentang bendera negara, lagu kebangsaan Indonesia Raya, sila-sila Pancasila, kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, kedudukan Pancasila sebagai ideologi negara, komitmen dukungan terhadap Pancasila, menolak ideologi lain, dan kemauan untuk terus belajar memahami tentang Pancasila.

Kembali ditegaskan Prof. Yadi Ruyadi, sebagai program tindak lanjut, pertama perlu dilakukan PKM Tentang Peningkatan Literasi Ideologi Pancasila Melalui Model Pelatihan Partisifatif Bagi Tenaga Kerja Indonesia di Taiwan sangat potensial untuk dilanjutkan pada tahun berikutnya (tahun 2025), karena BMI di Taiwan sebagai peserta PKM sangat membutuhkan wawasan tentang kepancasilaan.

Kedua, mitra Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipe sangat mengharapkan adanya kegiatan yang serupa secara terus menerus setiap tahun, dan ketiga bahwa pembinaan literasi ideologi Pancasila bagi BMI di luar negeri menjadi sangat urgent karena pembinaan ideologi Pancasila bagi WNI di luar negeri telah menjadi program BPIP, sehingga sangat terbuka untuk dilakukan kemitraan dengan BPIP, dan terakhir, sebagai wujud nyata kontribusi UPI terhadap pembinaan Ideologi Pancasila bagi WNI di luar negeri.