Ubah Mind Set, Perkuat Mental Wirausaha

Bandung, UPI

NET
NET

Menurut survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) selama sepuluh tahun terakhir (2004 sampai dengan 2014), jumlah pengangguran terbuka di Indonesia fluktuatif. Namun, cenderung mengalami penurunan dari angka 10 juta ke 7 juta pengangguran.

Pendidikan tertinggi yang ditamatkan mereka beragam. Ada yang tidak pernah mengecap bangku pendidikan sama sekali, ada yang hanya tamatan sekolah dasar, tamatan sekolah menengah pertama, tamatan sekolah menengah umum dan kejuruan, lulusan diploma I, II, II dan akademi, serta lulusan universitas.

Pada survei terakhir 2014 yang dilakukan Agustus, lulusan universitas yang menjadi pengangguran terbuka berjumlah 495.143 jiwa. Jumlah ini jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan jumlah pengangguran tamatan sekolah menengah dan kejuruan yang mencapai 2 juta jiwa lebih. Meskipun jauh lebih rendah kondisi seperti ini tetap tidak sebanding dengan lapangan kerja yang sempit.

Melihat realitas di lapangan yang cukup memprihatinkan di mana pengangguran lulusan universitas hampir mencapai 500 ribu jiwa. Maka mahasiswa perlu didorong untuk mengembangkan mental berwirausaha agar tidak bergantung kepada niat mencari kerja setelah lulus kuliah sementara jumlah lapangan kerja sangat sedikit.

Mahasiswa yang dinilai mampu berpikir kreatif sebaiknya membuang jauh-jauh mind set bahwa untuk berwirausaha diperlukan modal materi yang besar. Tanpa memiliki modal materi, cukup bermodalkan kemauan yang keras, usaha, serta doa kegiatan wirausaha dapat dijalankan. Kegiatan berwirausaha tanpa modal contohnya menjadi reseller gorengan, cemilan, kue dan lain sebagainya.

“Untuk mengawali belajar wirausaha mahasiswa tidak perlu berpikir jauh harus memulai usahanya dengan jenis usaha yang fantastis dan bermodal besar, yang penting pelan tapi pasti, bertahap dan konsisten,” ujar Rizky, mahasiswa Manajemen Pemasaran Pariwisata yang berbisnis gorengan.

Selain harus punya modal materi yang besar, mind set yang seringkali menghambat laju mahasiswa untuk mulai belajar berwirausaha adalah kegiatan wirausaha mereka akan mengganggu perkuliahan. Padahal jika dipandang dari sudut pandang yang lebih positif, kegiatan berwirausaha akan membuat mahasiswa termotivasi agar lebih rajin karena harus pandai membagi waktu antara kuliah dan berwirausa.

Dengan berwirausaha mahasiswa akan lebih menghargai setiap rupiah yang didapat. Belajar lebih banyak soal tanggung jawab dan menjadi manajer untuk diri sendiri. Wirausaha adalah ladang belajar menjadi pribadi yang lebih matang. Tidak ada ruginya belajar wirausaha semasa kuliah. (Miyanti, Mahasiwa Jurusan Ilmu Komunikasi, FPIPS UPI)