UPI-IPDN Belajar Bersama Mengelola “Open Jurnal System”
|Bandung, UPI
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Pendidikan Indonesia menerima kunjungan delapan orang perwakilan Institut Pemerintahan Dalam Negri (IPDN), Rabu (31/8/2016), di Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung. Kunjungan tamu dari IPDN tersebut dalam rangka belajar Open Jurnal System (OJS) karena di UPI sudah memanfaatkan OJS tersebut. Perwakilan IPDN terdiri atas para pengelola jurnal di prodi, lembaga penelitian, pascasarjana dan fakultas.
Utusan IPDN diterima Dekan FIP Prof. Dr. Ahman, M.Pd.; Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Pendidikan Dr. H. Agus Taufik, M.Pd.; Ketua Program Studi Teknologi Pendidikan Dr. Laksmi Dewi, M.Pd.; serta Dr. Deni Darmawan, M.Si.
Prof. Dr. Ahman menuturkan, UPI pada tahun 2015 telah mendeklarasikan pengembangan sistem OJS dengan membentuk Asosiasi Pengelola Jurnal Seluruh Indonesia. FIP sendiri memiliki lima orang penulis aktif yang menggunakan sistem OJS. Untuk empat jurnal terbaik dari seluruh fakultas mendapatkan insentif serta penghargaan. OJS juga bisa dijadikan barometer Index Scopus, Google Scholar dll. Karena UPI penggagas serta telah mendeklarasikan asosiasi yang telah dikenal hingga tingkat ASEAN.
OJS adalah perangkat lunak sistem pengelolaan dan penerbitan jurnal ilmiah berbasis open source yang dioperasikan secara manual dan fleksibel. User OJS juga terbagi dalam beberapa bagian di antaranya Jurnal manager: bertugas men-setup jurnal dan mengatur fungsi peran (role) dari staf editorial (dapat juga sebagai editor dan role lain sesuai kebutuhan ). Editor: bertugas mengawasi proses editorial dapat memastikan kiriman ke bagian redaksi dapat memantau melalui submission review. Copyeditor: bekerja dengan kiriman untuk mengatur tata bahasa dan segala macam penulisan dari jurnal. Layout editor: mentarnsformasi copyedited kiriman ke dalam galleys HTML, PDF dan PS file dalam format elektronik untuk penerbitan. Proofreader: pengecekan akhir yang berkenaan dengan percetakan.
Dr. Deni Darmawan menambahkan, “Kedatangan utusan dari IPDN untuk membahas tiga jurnal yang dikelola UPI di antaranya Pedagogia, Edu Tech dan Edu Lib. Masih ada juga jurnal pendidikan luar sekolah, manajemen, Apkin, jurnal psikologi yang ada di FIP. Sehingga ini bisa menjadi produk salah satu banchmark UPI dalam dunia publikasi yang sudah berbasis pada jurnal sistem,” katanya.
Tindak lanjut dari seluruh hasil pertemuan ini, kata dia, agar terjalin kerja sama pemebekalan untuk pengelola jurnal di IPDN yang di Jatinangor atau mewakili seluruh kampus IPDN. UPI berkesempatan menjadi fasilitator atau narsumber dalam pembekalan dalam pengelolaan OJS untuk IPDN.
Kemristekdikti menjadikan OJS sebagai kiblat pembuatan jurnal. Agar semua pembuat jurnal dapat menyeragamkan untuk menilai, mereview dan memverifikasi persyaratan bahwa jurnal itu harus berbasis OJS, sehingga pada saat akan diakreditasi hasilnya akan seimbang. Karena sistem akreditasi jurnal berbasis online, pemerintah juga ingin menyejajarkan OJS agar diadopsi oleh pengelola jurnal. Sehingga setelah tiga tahun publish secara online, konsiten dan telah sesuai, maka layak memperoleh akreditasi A atau B.
UPI telah memiliki 72 jurnal yang masuk ke dalam web OJS dari seluruh prodi dan fakultas. Ini menjadi modal dasar agar ke depannya bisa bertambah lagi jurnal lainnya. Mungkin sesuai jumlah bidang kajian, prodi yang ada di UPI. Namun kembali pada budaya menulis para penulis artikel naskah harus menjadi perhatian semua pihak. Karena menulis jurnal yang baik tidaklah mudah. Di antaranya harus mempelajari sistem online yang bersangkutan, acuan, template, aturan, payung tulisan peredisi, volume, nomor dan riset. Itu harus dipahami oleh penulis, sehingga para pengelola siap memberikan pembekalan pada para penulis. Harus match antara penulis dan pengelola.
Karena Ditjen Dikti mewajibkan jurnal terakreditasi, maka jurnal harus dikelola secara elektronik. UPI sudah memanfaatkan OJS kurang lebih setahun. UPI terus belajar dan setelah ini ingin memanfaatkan hal yang sama di IPDN. Diharapkan, para pengelola mengerti bagaimana jurnal dikelola, sehingga bisa belajar dan termotivasi mengelola jurnal dan beralih ke OJS. (Ija)