UPI Kampus Sumedang Selenggarakan Diklat Kuliah Kerja Nyata (KKN)

Sumedang, UPI

Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), hendaknya menjadi seseorang yang menyebabkan terjadinya perubahan, menciptakan sesuatu yang baru dan atau mempercepat suatu program untuk kemaslahatan umat. Mahasiswa datang ke lokasi dan berbicara tentang KKN Tematik, kemudian merespon kebutuhan masyarakat.

Demikian harapan Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat, Kewirausahaan, dan Pengembangan Kuliah Kerja Nyata LPPM UPI Dra. Katiah, M.Pd., saat menyampaikan pandangannya dalam kegiatan Diklat Kuliah Kerja Nyata (KKN) Mahasiswa UPI Kampus Sumedang di Auditorium UPI Kampus Sumedang, Jalan Mayor Abdurahman No.211, Kabupaten Sumedang, Rabu (11/7/2018).

Dijelaskan Kapus,”Sesungguhnya peran mahasiswa KKN di tengah-tengah masyarakat adalah sebagai katalisator, juga sebagai konsultan yang memberikan informasi positif, dan harus siap tampil sebagai problem solver yang mampu mengatasi masalah sesuai kapasitasnya, selain itu harus mampu bertransformasi menjadi seorang motivator yang memotivasi semangat masyarakat, serta menjadi seorang fasilitator.”

Sebelum terjun ke lapangan, ujarnya, mahasiswa harus memahami konsep dasar KKN, oleh karena itu akseslah laman http://lppm.upi.edu/. KKN itu action-nya adalah pengabdian di masyarakat, laporan KKN nantinya menjadi laporan pengabdian mahasiswa di masyarakat. Ditegaskannya,”KKN itu memiliki sifat interdisipliner bahwa mahasiswa dalam 1 kelompok terdiri dari berbagai disipin ilmu. KKN itu adalah program kurikuler karena KKN menjadi mata kuliah wajib. Perlu diketahui juga bahwa KKN merupakan wahana pembelajaran mahasiswa dan masyarakat, konsepnya mahasiswa belajar di lingkungan masyarakat dan mahasiswa bisa menyampaikan pemikirannya kepada masyarakat melalui program KKN.”

Diungkapkannya, KKN Tematik yang diselenggarakan oleh UPI sudah dilakukan sejak tahun 1975. UPI sudah sangat matang dalam pengelolaannya, saat ini sudah mempunyai 25 model KKN Tematik. KKN diikuti oleh mahasiswa semester VI, dan idealnya dilakukan selama 1 hingga 2 bulan.

Kenapa harus KKN Tematik, tanyanya. KKN Tematik sangat terarah, programnya tidak merambah segala bidang, jika temanya Posdaya maka akan berbicara tentang pendidikan non formal, kesehatan, ekonomi, agama, lingkungan hidup, dan seni budaya. KKN Tematik spesifik tujuannya, dari semua program yang diusung yaitu ingin meningkatkan kesejahteraan keluarga, keluarga pra sejahtera seperti miskin secara pendidikan, secara ekonomi, dan secara kesehatan. Selain itu, targetable, targetnya jelas terkait dengan tujuan dan programnya, serta terukur hasilnya.

Ditegaskan kembali, jika karakteristik KKN Tematik itu interdisiplin, professional, melakukan kegiatan dengan jelas prosedurnya, dan Institusional.

“KKN Tematik memiliki azas-azas KKN seperti azas kolaborasi dengan unsur terkait yang harus terjalin dengan baik, azas pembelajaran mahasiswa dan pemberdayaan masyarakat, azas relevansi yaitu mengidentifikasi anggota kelompok untuk melakukan action, azas kebutuhan yang didasarkan pada kebutuhan masyarakat, azas inovasi yaitu program yang diluncurkan harus merupakan program yang baru atau kekinian, azas visioner, visinya jelas, azas ilmu amaliyah amalilmiah, lakukan sebagai ibadah dan ikhlas untuk mempermudah kegiatan, serta partisipasi, dalam kegiatan action, melakukan aktivitas bersama warga,” paparnya.

Di tahun 2018 ini, setidaknya ada 12 program KKN Tematik yang diusung, diantaranya Citarum Harum, Revolusi Mental, Terpadu Mahasiswa dengan TNI, Pemberdayaan Masayarakat Berbasis Pendidikan, Posdaya, Pendidikan Anak Usia Dini, Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pendidikan dan Kesehatan, Kampung KB, SMK IPM, Rumah Pintar, Desa Wisata, Berbasis Pengenalan Budaya Indonesia di Luar Negeri.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Direktur UPI Kampus Sumedang Prof. Dr. Herman Subarjah, M.Si., yang diwakili oleh Ketua Prodi PGSD Dr. Maulana, M.Pd., menjelaskan bahwa KKN merupakan suatu peristiwa langka karena berlangsung 1 kali seumur hidup, oleh sebab itu seorang mahasiswa diharapkan benar-benar mengikuti seluruh rangkaian acara.

Dijelaskannya,”Respon mahasiswa UPI Kampus Sumedang terhadap KKN di tahun ini cukup bagus, ini terlihat dari jumlah partisipasi mahasiswa yang mencapai 237 orang. Hal ini berdampak terhadap pencitraan UPI secara umum. Citra UPI semakin baik, masyarakat perkotaan hingga pelosok Kabupaten Sumedang menjadi paham tentang UPI. UPI semakin dikenal, dan animo masyarakat untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi meningkat, juga kepedulian masyarakat sekitar kampus menjadi baik, terbukti dengan adanya upaya ikut menjaga ketertiban kampus, sementara itu dengan unsur pemerintahan, saat ini tenaga ahli mulai diisi oleh dosen-dosen UPI Kampus Sumedang, ada sekitar 75%, dan banyak melakukan kerja sama dalam bidang lainnya.”

Diharapkan, melalui KKN Tematik ini, nama baik UPI tetap terjaga bahkan meningkat citranya, kegiatan ini juga memiliki makna untuk menghidupkan kembali kegiatan Posdaya di Kabupaten Sumedang. Sementara itu untuk menjaga posisi tawar UPI di Kabupaten Sumedang, mahasiswa KKN Tematik UPI Kampus Sumedang diharapkan fokus untuk melaksanakan kegiatannya, tidak keluar area di Kabupaten Sumedang, hal ini terkait kemudahan akomodasi, dan banyaknya kerjasama yang sudah terjalin diantara kedua belah pihak.

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, anggota tim Koordinator KKN UPI Kampus Sumedang Dadang, M.Pd., didampingi Koordinator DPL UPI Kampus Sumedang Drs. H. Anin Rukmana, M.Pd., menjelaskan,”Peserta KKN Tematik UPI Kampus Sumedang diikuti sebanyak 237 orang, terdiri dari prodi PGSD sebanyak 132 orang dan 105 orang dari prodi PGSD Pendidikan Jasmani. Mereka akan berada di 9 desa, dan terbagi dalam 20 kelompok.”

Lebih lanjut dikatakan, pemilihan lokasi KKN yang berada di pinggiran Kabupaten Sumedang merupakan rekomendasi dari Direktur UPI Kampus Sumedang dan para Kaprodi karena memiliki potensi yang luar biasa, contohnya di wilayah Ujung Jaya, banyak tempat yang memiliki potensi kedatangan wisatawan local maupun asing ataupun unsur pemerintahan karena di wilayah tersebut terdapat proyek-proyek bertaraf nasional maupun internasional, namun yang harus menjadi perhatian hal tersebut belum berdampak signifikan pada masyarakat sekitar. (dodiangga)