UPI Kukuhkan Tiga Guru Besar

Bandung, UPI

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengukuhkan tiga guru besarnya secara bersamaan dalam kegiatan Pengukuhan Guru Besar di Lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia. Dua diantaranya dari Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB), dan satu Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK). Ketiganya secara bergantian menyampaikan orasi ilmiahnya di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (7/5/2018).

Rektor UPI Prof. Dr. H. R. Asep Kadarohman, M.Si., menjelaskan,”Pengukuhan jabatan akademik Guru Besar kepada ketiganya berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 101232/A2.3/KP/2016, atas nama Dr. Suwatno, M.Si., diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Komunikasi Organisasi. Dr. Hj.  Budi Mulyanti, M.Si., diangkat dalam jabatan akademik atau fungsional dosen sebagai Profesor atau Guru Besar berdasarkan Surat Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia. Ditetapkan melalui SK Nomor 68577/A2.3/KP/2017, sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang Ilmu Fisika Elektronik, serta Dr. Memen Kustiawan, S.E., Ak., M.Si., CA., diangkat dalam jabatan akademik/fungsional dosen sebagai Profesor/Guru Besar dalam bidang ilmu Akuntansi, berdasarkan SK Nomor 101243/A2.3/KP/2016.”

Dalam kesempatan tersebut, Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Komunikasi Organisasi Di Era Digital;  Pengaruh Digitalisasi Di Dunia Akademis dan Praktis. Menurutnya,”Komunikasi organisasi sesungguhnya dapat dipandang sebagai deskriptor dan sebagai fenomena. Sebagai disiplin, dimasukan ke dalam sub-divisi dari area ilmu komunikasi, sebagai deskriptor, berfungsi untuk menjelaskan apa yang terjadi dalam sebuah organisasi, serta sebagai sebuah fenomena yang terjadi dalam organisasi. Oleh karena itu, komunikasi organisasi dapat hidup di dua domain, yakni di alam akademis dan alam praktis. Keduanya saling berhubungan bahkan saling mendukung satu sama lain, sehingga lebih sesuai (compatible) dengan kebutuhan dunia industri dan dunia sosial.”

Lebih lanjut dikatakan, Komunikasi organisasi saat ini sedang menghadapi era baru yang ditandai dengan terjadinya perubahan sangat dramatis dalam metode komunikasi. Orang menyebutnya dengan Digital Age atau Post-Industrial Age. Perkembangannya sangat masif menciptakan sebuah revolusi yang tidak kalah besarnya dengan Revolusi Industri pada tahun 1800an. Dalam organisasi bisnis, adaptasi Information and Communication Technology (ICT) dalam komunikasi organisasi sudah dimulai sejak tahun 1994 dimana internet dan Web 2.0 memberikan perubahan menjadi virtual office.

“Setelah Web 2.0, dunia komunikasi kemudian dikejutkan kembali dengan adanya penemuan Web 3.0 dan terakhir yang terbaru adalah Web 4.0. Web 3.0 menentukan data struktur dan menghubungkannya agar lebih efektif dalam melakukan pencarian, otomatisasi, integrasi dan digunakan kembali di berbagai aplikasi. Web 3.0 dapat menghubungkan, mengintegrasikan dan menganalisa data dengan berbagai pengaturan untuk memperoleh arus informasi baru, juga mampu meningkatkan pengelolaan data, mendukung aksesibilitas internet seluler, mensimulasi kreativitas dan inovasi, mendorong faktor dari fenomena globalisasi dan membantu dalam mengatur kolaborasi di web social,” ungkapnya.

Sementara itu, ujarnya lagi, Web 4.0 adalah penemuan tercanggih disebut sebagai Ultra-Intelligent Electronic Agent, Symbiotic Web atau Ubiquitous Web. Motif diballik Symbiotic Web tersebut adalah interaksi antara manusia dengan mesin dalam simbiosis. Dengan web ini, mesin bisa lebih pintar dalam membaca konten dan memutuskan sendiri apa yang akan dieksekusi lebih dulu untuk memuat situs web secara cepat dengan kualitas dan kinerja yang superior, serta membangun lebih banyak lagi commanding interfaces, berfungsi sebagaimana sebuah sistem operasi (operating system).

Dijelaskannya,”Pengaruh teknologi komunikasi baru, selalu memiliki dampak utama terhadap organisasi, karena dipandang sebagai fondasi dari aktivitas organisasi. Kedua, sumber informasi dari organisasi tradisional telah tergantikan oleh teknologi komunikasi tingkat tinggi (advance communication technology). Ketiga, organisasi dan individu harus berpindah dari penggunaan teknologi yang semata-mata sebagai alat untuk menjalankan aktivitas menuju pengumpulan informasi yang berkembang secara terus-menerus.”

Salah satu benefit dari komunikasi digital bagi organisasi adalah peningkatan produktivitas dan efisiensi, tegasnya. Organisasi dapat menghemat, mampu memangkas waktu, mendorong kenaikan produktivitas, dan meningkatkan komunikasi (improve communication), serta menaikkan tingkat partisipasi (increase participation). Adapun tantangannya struktur organisasi yang ada mengalami perubahan menjadi lebih flat, terjadinya karakter dan pola komunikasi yang lebih egaliter dan berorientasi pemberdayaan (empowering), dan menurunkan rasa percaya diri terhadap pengetahuan sendiri (decreases personal knowledge confidence).

Selanjutnya dalam kesempatan yang sama, Prof. Dr. Hj.  Budi Mulyanti, M.Si., menjelaskan tentang Fisika Material Elektronik dalam Bidang Sensor Optik: Status, Aplikasi dan Perkembangannya. Dijelaskannya,”Material elektronika yang sangat beragam saat ini, yaitu hampir semua unsur pada Tabel periodik unsur-unsur Kimia diperlukan untuk aplikasi divais elektronika mulai dari kawat tembaga sederhana sampai material magnetik berperformansi tinggi untuk compact disc (CD) dan divais mikroelektronika lainnya.  Divais elektronika dan metode pemrosesan divais memanfaatkan zat padat, cair, gas dan bahkan plasma. Jangkauan sifat atau karakteristik zat padat sangat beragam, sehingga pada umumnya diklasifikasikan berdasarkan pada konduktivitas, transmisi optik, difusi-resistansi,  pengaturan atom-atom penyusunnya, energi ikat, sifat-sifat kimia dan mekanik, atau pun aspek geometri struktur kristalnya.”

Diungkapkannya, sensor optik adalah divais yang mengkonversikan cahaya menjadi sinyal elektronika. Seperti halnya photoresistor, sensor optik dapat mengukur kuantitas fisik cahaya dan menerjemahkannya ke dalam bentuk yang dapat dibaca oleh instrumen.

Dibandingkan dengan sensor elektronik, sensor optik memiliki banyak keunggulan, yaitu sepenuhnya pasif sehingga dapat digunakan dalam lingkungan eksplosif. Tidak berinterferensi dengan medan elektromagnetik, sehingga ideal untuk aplikasi gelombang mikro. Tahan terhadap suhu tinggi dan lingkungan yang reaktif secara kimia, sehingga ideal untuk lingkungan yang keras dan tidak bersahabat. Ukuran kecil: ideal untuk pemasangan permukaan. Tingkat biokompatibilitas yang tinggi, tidak mengganggu elemen yang diukur dan tidak terpengaruh gelombang elektromagnetik, sehingga ideal untuk aplikasi medis seperti pemompaan balon intra aorta. Dapat memonitor berbagai parameter fisik dan kimia. Berpotensi untuk sensitivitas, jangkauan, dan resolusi tinggi. Isolatif sempurna terhadap potensial elektrostatik yang tinggi.

“Namun demikian, seperti halnya sensor jenis lainnya, sensor optik memiliki kelemahan yang harus diatasi, yaitu terjadi interferensi dari berbagai efek, misalnya sensor pengukur tekanan, biasanya sangat sensitif juga terhadap  temperature,” ujarnya.

Aplikasi material dalam suatu divais elektronika dapat ditinjau dari karakteristik listrik, optik maupun magnetic, ujarnya. Pembahasan tentang ketiga karakteristik tersebut telah saya tekuni dan telah pula menghasilkan publikasi baik yang berskala nasional maupun internasional, serta beberapa hak cipta sehingga memiliki kekuatan hukum.

Sensor serat optik  sangatlah ideal untuk pemantauan  lingkungan yang berubah dengan cepat dan memiliki banyak keunggulan, seperti mudah diintegrasikan  ke dalam berbagai macam struktur, termasuk material komposit, dengan sedikit gangguan karena ukurannya yang kecil dan geometri silindris, tidak menghantarkan arus listrik, tahan terhadap interferensi elektromagnetik (frekuensi radio), ringan, kuat, lebih tahan terhadap lingkungan yang keras, memiliki sensitivitas tinggi, kemampuan multiplexing untuk membentuk jaringan penginderaan (sensing networks), kemampuan untuk  penginderaan jauh, dan multifungsi deteksi, seperti tegangan, tekanan, korosi, suhu dan sinyal akustik.

Selanjutnya, Prof. Dr. H. Memen Kustiawan, S.E., Ak., CA., M.Si., M.H., membahas tentang Pertanggungjawaban Keuangan Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) Sebagai Badan Hukum Mandiri Dalam Menyelenggarakan Pendidikan Tinggi. Diungkapkannya bahwa pada Perguruan Tinggi Negeri yang berbentuk badan hukum (PTN BH) permasalahan pertanggungjawaban keuangan merupakan bagian terpenting sebagai salah satu prasyarat untuk mendorong terciptanya kinerja PTN BH yang baik dan terpercaya.

”Menurut Pasal 1 butir 11 Permenkeu 209/PMK.05/2015, bentuk pertanggungjawaban keuangan adalah berupa laporan keuangan. Penyelenggara perguruan tinggi berkewajiban untuk mempertanggungjawabkan hasil kerja atas semua kegiatan yang dijalankan universitas kepada semua pemangku kepentingan dan publik,” ujarnya.

Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dapat mengakibatkan denda, litigasi, atau konsekuensi lain bagi entitas yang dapat menimbulkan dampak material terhadap laporan keuangan (SA 250.1 Par 2). Ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang ditemukan dalam pemeriksaan keuangan, dimuat dalam laporan atas kepatuhan

Sementara itu dalam sambutannya, Ketua Dewan Guru Besar UPI Prof. H. Fuad Abdul Hamied, M. A., Ph. D., mengatakan bahwa DGB menyambut dengan suka cita atas 3 guru besar yang dikukuhkan. Dikatakannya,”Saya ingatkan bahwa selain tugas sebagai dosen, guru besar mempunyai tugas khusus, yaitu harus aktif menulis buku, kemudian harus menghasilkan karya ilmiah, serta memperluas gagasan, dan semuanya harus dilakukan dalam kegiatan sehari-hari.”

Seperti kita ketahui, ketiganya telah mengemukakan temuannya, ujarnya. Bagaimana saat ini, apa yang terjadi pada kita dapat mengubah keseluruhan sisa hidup kita. Kita harus pahami apa yang bergejolak saat ini, dapat mengubah masa depan. (DAN)