UPI Peringati Hari Pendidikan Nasional Tahun 2018

Bandung, UPI

Sebanyak 288 orang Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), menerima Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia pada Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2018, di Lapangan Upacara Gymnasium Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Rabu (2/5/2018).

Menurut Kepala Biro Kepegawaian UPI Dr. Sahroni, S. Sn., M.Pd.,”Pemberian Piagam Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia tersebut merupakan hasil kinerja mereka selama 10 tahun, 20 tahun, dan 30 tahun mengabdi, namun tidak secara otomatis semua bisa menerima penghargaan tersebut, apalagi jika tidak bekerja dengan baik, penghargaan ini harus diusulkan dan tentunya yang bersangkutan harus berkinerja baik, dan dinilai berprestasi serta menjadi panutan di lingkungan unit kerjanya.

Parameternya adalah mereka tidak pernah diberi sanksi disiplin, tegasnya, dan melakukan kinerjanya sesuai dengan apa yang ditulissakn dalam SKP. Adapun jumlah penerima penghargaan ini sudah sesuai target atau sesuai usulan, jika ukurannya merujuk pada penghargaan, ini menandakan bahwa kinerja mereka cukup baik, sesuai yang diharapkan pimpinan.

Dalam kesempatan yang sama, UPI melalui Wakil Rektor Bidang Keuangan, Sumber Daya dan Administrasi Umum, juga Biro Kepegawaian, menyerahkan 10 Surat Keputusan Calon Pegawai Negeri Sipil Tenaga Pendidik di Lingkungan UPI.

Dijelaskannya, bahwa UPI sebenarnya mendapatkan 18 formasi CPNS, namun dalam perjalanannya, dari jumlah kuota tersebut hanya terisi 12 orang pendaftar, karena berbagai kendala seperti adanya salah informasi sehingga tidak mengikuti ujian lanjutan dan akhirnya harus gugur. Adapun syarat pendaftarannya bahwa yang bersangkutan harus cum laude, dan program studinya harus terakreditasi A.

“Sejak diterimanya SK tersebut, mereka sudah bisa memulai dan menjalankan tugasnya mulai hari ini. Diharapkan, mereka bisa berkarir sesuai bidangnya masing-masing, dan segera mempersiapkan diri untuk meniti karir sebagai tenaga pendidik dengan menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi, dan selanjutnya unit masing-masing yang akan melakukan pembimbingan,” ujarnya.

Pada kesempatan yang sama, salah seorang dosen di lingkungan Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Askolani, S.E., M.M., tercatat sebagai penerima perhargaan. Dia menyatakan bahwa piagam yang diterimanya sesuai dengan Pasal 22 Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 2010 sebagai penghargaan kepada PNS yang telah bekerja dengan penuh kesetiaan kepada Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, negara dan pemerintah serta dengan penuh pengabdian, kejujuran, kecakapan, dan disiplin secara terus menerus paling singkat 10 tahun.

Diungkapkannya,”Saya mendapatkan penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Karya Satya dari Presiden Republik Indonesia untuk masa bakti 10 tahun. Ini merupakan suatu kehormatan, karena pengabdian yang telah saya lakukan mendapat apresiasi dari negara. Atas dasar penghargaan ini, diharapkan bisa menjadi salah satu motivasi untuk berkarya lebih baik lagi di masa mendatang. InsyaAllah.”

Sementara itu, Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Dr. H. M. Solehuddin, M. Pd., hadir sebagai pembina upacara pada Puncak Peringatan Hari Pendidikan Nasional Tahun 2018, dan berkesempatan membacakan sambutan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Dikatakannya,”Menghadapi revolusi industri 4.0, Kemenristekdikti sudah bergerak, menggagas beberapa kebijakan untuk menjawab kebutuhan di era ini.

“Salah satu kebijakan yang akan segera diimplementasikan adalah Program Pendidikan Jarak Jauh atau PJJ, di mana dalam waktu dekat Kemenristekdikti akan mengeluarkan permenristekdikti untuk mendukung pelaksanaan program ini. Adapun salah satu implementasi dari kebijakan mengenai PJJ nantinya adalah pembangunan universitas siber (Cyber University) yang dipersiapkan untuk pembelajaran daring,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakan, bahwa pendidikan tinggi ke depan akan menawarkan banyak pilihan model pembelajaran, mulai dari face to face, online learning, hingga blended learning. Kita tidak dapat memungkiri bahwa saat ini pendidikan memang sudah mengarah ke online learning, meski di sisi lain tak sedikit perguruan tinggi yang masih mengalami kendala dalam infrastruktur.

Ditegaskannya,”Ini artinya kita harus melakukan penyesuaian dan pengembangan PJJ, karena ini tidak bisa dilakukan secara konvensional, harus melakukan beberapa persiapan untuk mengimplementasikannya, seperti kesiapan infrastruktur, sumber daya manusia, dan lain sebagainya.” (dodiangga)