UPI Tebar 50 Guru Produktif SMK ke Daerah Tertinggal

1-aBandung, UPI

Pemerintah mengharapkan Lembaga Pendidikan Tinggi Kependidikan (LPTK) menjalankan program percepatan peningkatan mutu pendidikan, terutama di berbagai daerah, di seluruh pelosok negeri dalam berbagai tingkatan (pendidikan dasar, menengah, dan tinggi). Terkait dengan hal tersebut, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) bekerja sama dengan Direktorat Pembinaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Ditjen Pendidikan Menengah Kemendikbud menyelenggarakan Program Pemenuhan Kebutuhan Guru Produktif SMK melalui Sarjana Mengajar angkatan ke-4 di Sekolah Menengah Kejuruan khususnya yang berada di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) seperti Kalimantan Barat, Lampung, dan Nusa Tenggara Timur, serta di daerah Jawa Barat dan Banten.

“Disadari atau tidak, wilayah Indonesia sangatlah luas. Masalah sumber daya manusia menjadi salah satu masalah diantara sekian banyak permasalahan, oleh karena itu pemerintah dirasakan memerlukan bantuan kita dalam upaya membangun sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan, dan UPI sangat mengapresiasi hal tersebut,” ungkap Rektor UPI Prof. H. Furqon, M.A. Ph.D., di Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi nomor 229 Bandung, Rabu (29/7/2015).

Dia menambahkan, UPI berharap kepada 50 Guru Produktif yang terpilih tersebut agar dapat menjalankan amanah dengan baik untuk memajukan taraf hidup masyarakat melalui pendidikan yang berkualitas di wilayah terluar, terdepan, dan tertinggal. UPI harus berkonstribusi untuk kepentingan nasional, maupun global serta harus berfikir universal.

Sementara itu, Dekan Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan Universitas Pendidikan Indonesia (FPTK UPI) Dr. Eng. Agus Setiawan, M.Si., mengatakan, kegiatan yang sudah berjalan selama 4 tahun ini dimaksudkan sebagai salah satu solusi untuk membantu mengatasi kebutuhan guru produktif di SMK, dan ini merupakan bentuk dari concern kita.1-b

“Komitmen kami adalah melaksanakan proses pembelajaran di sekolah-sekolah 3T, dengan menyiapkan sarjana pendidik untuk memenuhi kebutuhan guru di daerah tersebut. Prioritas utamanya adalah untuk menghapus kesenjangan pendidikan. UPI mampu memenuhi pasar walau masih dalam tahap temoporer,” ujarnya.

FPTK UPI merupakan salah satu fakultas di UPI yang telah banyak menghasilkan guru di bidang vokasi yakni Pendidikan Teknik Mesin, Elektro, Arsitektur, Bangunan, Tata Busana, Tata Boga, PKK, dan Teknologi Agroindustri. Dibandingkan dengan bidang umum, kebutuhan guru dibidang vokasi lebih banyak karena bidang vokasi merupakan bidang produktif dan ini tidak dapat dipenuhi oleh guru bidang umum.

Lebih lanjut dikatakan, diantara para peserta ada yangmerupakan lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG), ini artinya kita tidak mengirim guru yang sedang belajar, kita mengirimkan guru jadi atau guru profesional. Harapannya ini akan menjadi kekuatan tersendiri dalam mengembangkan pendidikan, karena dikirimi guru bagus.

Pada tahun ke-4 ini ada motivasi yang tinggi melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah, mohon diniatkan untuk ibadah agar mendapatkan pahala, sehingga berbagai kesulitan dapat diatasi. Ini adalah kesempatan untuk menerapkan ilmu di bangku kuliah, karena seringkali berbeda, dinamika di lapangan lebih cepat. Kita akan dihadapi persoalan sosial budaya, padahal tantangan yang kita siapkan adalah bidang akademik, bisa jadi nantinya akan mengajar hal-hal yang diluar keahlian kita. Lakukan observasi untuk membuat kesan yang baik, pandangan sekolah terhadap kegiatan ini sangat positif dan dapat memenuhi harapan sekolah, pungkasnya.

Program ini diikuti oleh 50 orang sarjana vokasi yang terdiri dari 15 orang untuk mengajar di daerah 3T dan 35 orang di daerah provinsi Jawa Barat dan Banten. Hadir pula Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Dr. Iwa Kuntadi, M.Pd., Wakil Dekan Bidang Keuangan dan Sumber Daya, Drs. Budi Kudwadi, MT serta para Ketua Departemen dan Prodi di lingkungan FPTK UPI. (Dodi Angga)