VCDLN dalam Konteks Etnopedagogi Budaya Melayu Provinsi Riau

Dalam memperluas dan mengembangkan kajian serta memberikan manfaat secara lebih luas, maka tim VCDLN yang dibina Professor Dinn Wahyudin dengan ketuanya Deni Darmawan selama 3 hari melakukan kontak luring bersama para tokoh melayu di Provinsi Riau. Acara diseminias dan kolaborasi secara etnometodologi dalam ragka pengembangan produk program Etnopedagogi yang memiliki nilai-nilai praktis budaya melalyu diselenggarakan di Dinas Pendidikan Provinsi Riau. Kegiatan dimulai dengan menyampaikan Informasi yang bernuansakan aktivitas dan peran aktif dari pengurus IKA UPI khususnya yang berhubungan dengan program bidang Pendidikan.

Dalam kesempatan diskusi ilmiah yang cukup akrab dalam membahas dan menggali nilai-nilai budaya melalyu yang dapat dijadikan input dalam sejumlah program Pendidikan di persekolahan. Beberapa kajian budaya, ata istiadat, religius dan sejumlah warisan peradaban melayu sangat potensial untuk dikemas menjadi konten-konten Pendidikan yang akan menjadi bahan pembelajaran bagi para peserta didik.

Nara sumber yang menjadi sumber penggalian nilai-nilai budaya melayu dipimpin langsung oleh Kabid Dinas Pendidikan dan Juga Widyaiswara Pak Marwan dan juga para alumni UPI yang aktif menjadi penggerak dalam memberikan masukan-masukan mengenai nilai-nilai budaya melayu. Dalam konteks etnopedagogi, banyak membutuhkan upaya dan pemikiran-pemikiran baru yang mungkin bersumber dari nilai-nilai budaya local yang dapat diproses dan dikonversi menjadi konten Pendidikan dan pembelajaran yang akan bernilai tinggi. Khususnya dalam memberikan masukan bagi para generasi-generasi bangsa yang harus lebih mengenal lebih jauh dan mendalam mengenai sejumlah budaya-budaya yang dimiliki Nusantara ini.

Dalam konteks VCDLN maka kontribusi konten dari aspek budaya-budaya nusantara sangat dibutuhkan salah satunya adalah konten melayu, Betawi, sunda, batak, makasar, papua, jawa, bali dan semua budaya-budaya yang memiliki nilai juang tinggi dalam mempertahankan dan memperkaya keutuhan budaya nasional. Sebagai tindaklanjutnya maka upaya-upaya ini akan difasilitasi melalui bentuk Kerjasama yang bisa dirancang melalui program pembelajaran jarak jauh maupun mengembangkan konten yang difasilitasi melalui training secara online. PEluang-peluang Kerjasama sebagaimana ditawarkan dalam bentuk pelatihan seperti RPL  (Rekonstruksi Pembelajaran Lampau) dan program lainnya telah disampaikan melalui paparan yang disampaikan Ketua Program Studi Pengembangan Kurikulum Doktor Laksmi Dewi. Kerangka Kerjasama yang disampaikan baik melalui IKA UPI maupun melalui program Kelompok Kerja tingkat Fakultas merupakan peluang yang ditawarkan kepada pihak Dinas Pendidikan Provinsi Riau akan sangat strategis jika hal ini dapat ditindaklanjuti dan dilaksanakan dengan optimal.

Respon pak Marwan sebagai WI sangat tertarik dengan RPL (Rekognisi Pembelajaran Lampau), ini merupakan hal yang baru bagi pihak Dinas Pendidikan, mengingat mulai dari jenjang Pendidikan dasar sampai dengan Pendidikan lanjutan bahkan mungkin perguruan tinggi bisa menjadi peluang melakukan pengembangan konten-konten budaya lampau yang dapat dikemas melalui pembelajaran dalam nunasa VCDLN. Dalam kajian RPL ini disampaikan Dr. Yulia Rachmawati bahwa program ini telah mendapatkan hibah dari Dirjen Dikti, dimana beberapa program yang berbasis RPL telah menghasilan para lulusan yang diselenggarakan oleh UPI. Dimana Program RPL ini diperuntukan bagi mereka yang melakukan transfer pembelajaran namun tidak menerima yang telah mengalami DO. Namun lebih kepada bukti-bukti pengalaman belajar yang dibuktikan dengan dokumen resmi seperti transkrip, atau keterangan lainnya. Jandi itulah yang menjadi dasar untuk mendapatkan layanan program RPL dari UPI untuk para calon peserta program RPL.

Respon positif dari pihak Dinas Pendidikan bahwa peluang untuk mengikuti RPL ini sangat menarik dan berpeluang untuk dapat dilaksanakan kerjasamanya. Selanjutya untuk peluang-peluang diseminasi dan upaya membangun komunitas pengembang konten pembelajaran jarak jauh yang berorientasi VCDLN akan sangat strategis. Sebagai rekomendasi dari Pak Marwan bahwa untuk membangun komunitas Kontributor konten VCDLN inshaalloh akan dilakukan Bersama Kelompok Kerja Mata Pelajaran (MGMP) untuk setiap mata pelajaran.

Untuk melakukan langkah awal dalam melakukan Kerjasama dan sejumlah kegiatan-kegiatan baik mengenai upaya peningkatan kualifikasi S2, S3 dengan kepakaran-kepakaran yang dibutuhkan Dinas Pendidikan Provinsi Riau akan disosialisasikan. Tentinya sejumlah indikator- dan peraturan yang diberlakukan akan menjadi dasar dalam menentukan adanya peluang yang akan diambil. Sebagai contoh dalam kebutuhan nara sumber dan beasiswa yang selalu didiskusikan di tingkat MGMP ini membutuhkan dorongan dan motivasi serta panambahan peluang kebijakan yang ada. Sebagai Informasi 20 Magister dan 10 Doktor yang berasal dari para guru mata pelajaran di lingkungan MGMP untuk tiap jenjang pendidikan sangat dibutuhkan.

Beberapa program Muatan Lokal yang berpeluang dikemas dalam  bentuk konten VCDLN disampaikan oleh Pak Marwan bahwa dari Dinas Pendidikan Riau sudah mengemas dokumen dan kontennya termasuk Kurikulum Mulok, pengajar, sudah siap. Namun dari aspek Buku Teks masih belum banyak, jadi ini sangat berpeluang untuk dilakukan Kerjasama penulisan buku-buku referensi mengenai Budaya Melayu.

Beberapa peluang lainnya dalam konteks tindaklanjut Kerjasama adalah adanya kebutuhan guru-guru Pendidikan Khusus, dimana ketika ada RPL mungkin akan banyak guru-guru Pendidikan Khusus yang membutuhkan peningkatan kualifikasi mulai dari S1, S2 untuk para pendidik. Upaya untuk mewujudkannya bahwa maka peran aktif dari anggota IKA UPI yang berada di lingkungan Dinas Pendidikan Provinsi Riau akan strategis jika ini dilakukan dengan segera (Deni Darmawan)