VCDLN Karya Prof. Deni Darmawan dan Tim Jalani Verifikasi Kelayakan Program Matching Fund

Bandung, UPI

Masalah hilirisasi merupakan suatu masalah yang cukup pelik untuk diatasi, banyak diantara riset-riset hanya berakhir sebagai karya ilmiah dan model yang dilahirkan tidak masuk ke dalam dunia industri. Oleh karena itu, program matching fund diharapkan menjadi jalan keluar terutama bagi perguruan tinggi yang masih kesulitan melakukan bridging dengan dunia industri. Sementara itu, UPI sejak awal sudah bergandengan tangan dengan pihak perusahaan. Jadi apapun yang kita lakukan, sudah betul-betul diperhitungkan, bukan hanya hasil risetnya tetapi permasalahan hasil risetnya juga sudah dikaji bersama dengan dunia industri, akhirnya semua pihak diuntungkan, termasuk masyarakat.

Pernyataan tersebut ditegaskan Rektor Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Prof. Dr. H. M. Solehuddin, M.Pd., M.A., usai melakukan kegiatan Verifikasi Kelayakan Program Matching Fund atas riset dengan tema TVUPI-Android-IOS Sebagai Layanan PJJ, E-Learning-Blended melalui Multiplatform Mitra Industri dalam Bentuk VCDLN di Ruang Rapat Gedung University Center Jl. Dr. Setiabudi No.229, Kota Bandung, Senin (10/5/2021).

“Riset yang diinisiasi oleh Prof. Dr. Deni Darmawan, M.Si.,MCE., (Universitas Pendidikan Indonesia), Prof. Dr. Dinn Wahyudin, MA. (Universitas Pendidikan Indonesia), Dr. Yana Setiawan, M.Pd. (Universitas Pendidikan Indonesia), ndri Suryadi, M.Kom. (Universitas Terbuka) dan Dian Rahadian, M.Pd. (Institut Pendidikan Indonesia) tersebut, merupakan sebuah riset yang relevan dan sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) UPI 2021-2025. Hal itu bisa dilihat dari Visi UPI sebagai perguruan tinggi yang berjati diri pendidikan. Diharapkan, keberhasilan riset ini menjadi salah satu penguat eksistensi UPI dalam bidang pendidikan,” tegasnya.

Kedua, lanjutnya, terkait inovasi, UPI mempunyai kewajiban untuk melangkah ke depan sekalipun dalam kondisi pandemi. Pembelajaran harus tetap dilakukan sekalipun dengan menggunakan strategi Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Riset ini merupakan langkah pengembangan dan penyempurnaan dari apa-apa yang universitas rencanakan dan alami.

Dikatakannya,”Riset ini juga diyakini relevan dan dapat memenuhi harapan dari Bapak Presiden dan Mas Menteri yaitu menyelenggarakan pendidikan yang bekualitas untuk semua anak bangsa dan terjangkau dalam konsep Merdeka Belajar-Kampus Merdeka.”

Sementara itu, dalam jalannya verifikasi kelayakan program matching fund yang diselenggarakan melalui zoom meeting terungkap bahwa Verifikasi kelayakan program bertujuan untuk menegaskan dan atau memperjelas desain rekacipta dan tahapan implementasinya, serta memastikan kelayakan dan prospek keberhasilan. Verifikasi kelayakan akan menghasilkan rekomendasi kepada Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi sebagai dasar penetapan pendanaan.

Prof. Dr. Deni Darmawan, M.Si.,MCE., sebagai Ketua Pelaksana Riset menjelaskan bahwa di tengah kondisi pandemik Covid-19 memaksa semua pihak berusaha mencari solusi terbaik, khususnya dalam sistem layanan pembelajaran yang lebih optimal. Berbagai kebijakan, regulasi, teknologi dan strategi adaptif terus digulirkan. Ragam inovasi terus ditantang untuk mampu menghadirkan terobosan baru, tidak terkecuali dari para peneliti insan Dikti termasuk dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI).

Dikatakannya,”Saat ini, UPI telah membangun TVUPI yang berusaha menyuguhkan ragam materi pembelajaran jarak jauh melalui program siarannya. Hal ini bisa dilaksanakan melalui kerja sama teknologi pertelevisian di TVUPI dengan mitra Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI) yaitu PT. Borsya Digital Smartindo (Bandung), PT. MSN Group (Jakarta) dan PT. Lapak Musik (Jakarta).”

Melalui kerja sama dengan tiga mitra DUDI ini, ungkapnya, ragam program telah dikembangkan dan diciptakaan dalam mendukung layanan pendidikan yang adaptif. Terutama dalam mencari solusi pembelajaran di tengah pandemik covid 19. Sebagai salah satu inovasi baru dalam teknologi ini dikembangkan sebuah pendekatan Virtual Digital Learning Nusantara (VCDLN).

“Pendekatan ini mencoba mengkolaborasikan sejumlah potensi dari berbagai pihak, yaitu pemerintah, masyarakat, industri, perguruan tinggi, dinas pendidikan, sekolah, dosen, guru, mahasiswa dan siswa sebagai Community Digital Learning yang kreatif dan inovatif, baik sebagai pengembang konten (content developers) yang berkualitas maupun sebagai pengguna (users) dalam layanan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ),” ujarnya.

Mengingat teknologi televisi relatif murah, dengan jangkauan yang luas dan tidak membutuhkan kuota yang mahal, maka TVUPI sebagai bentuk VCDLN dalam Inovasi Reka Cipta ini menjanjikan dikembangkannya layanan PJJ, e-learning, blended learning yang dapat diakses melalui Android, IOS, Streaming, Channel Satellite.

Dengan demikian, tegasnya lagi, diyakini program VCDL yang dikembangkan TVUPI dapat memberi konstribusi dalam upaya memecahkan persoalan pembelajaran dan mengatasi kehilangan kesempatan belajar (learning loss) dan kecenderungan menurunnya kompetensi (deficit competencies) sebagai akibat belajar di rumah (learning from home) akibat pandemi Covid-19 yang mendera selama setahun ini.

Dengan demikian tingkat akses pembelajaran bisa ditingkatkan, dan kesulitan belajar siswa, terutama jenjang Pendidikan dasar dan menengah, dapat diatasi secara sistemik melalui layanan VCDL yang dikembangkan. (dodiangga/ravie)