Yogi Firmansyah: Terobsesi Ayahnya yang Menjadi Guru

1-1BERBESAR hatilah menjadi pendidik. Berbesar hatilah menjadi guru. Bangun dan raih prestasi setinggi-tingginya bersama dengan anak harapan bangsa. Yakinlah akan potensi yang ada pada diri pemuda tanah air. Yakinlah bahwa suatu saat nanti Indonesia menjadi bangsa yang terpandang dan disegani negara lain.

“Mengenal Kampus UPI bermula dari cerita ayah saya yang dulu ingin sekali kuliah di IKIP Bandung (sekarang UPI), namun tidak pernah tercapai hingga sekarang. Ayah saya merupakan guru sekolah dasar, pekerjaan mulia, pekerjaan yang membuat saya bangga, mengingat tugas guru yang berat selain mendidik juga bertanggung jawab atas perkembangan anak didiknya,” kata Yogi Firmansyah lulusan terbaik mewakili Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia (FPOK UPI) yang akan mengikuti Wisuda Gelombang III di Gedung Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung, Selasa dan Rabu (14-15/12/2015).

Bermula dari cerita itu, laki-laki yang lahir di Karawang, 18 Oktober1993 ini sadar bahwa darah guru, darah pengajar, dan darah pendidik mengalir di dalam dirinya. Maka pada tahun 2011, sebelum Ujian Nasional dilaksanakan, ia saya sudah bertekad kuat dan yakin memilih Universitas Pendidikan Indonesia sebagai tujuan setelah lulus sekolah. Ia bertekad menjadi guru mengikuti jejak ayah dan kakak perempuannya yang lebih dulu sukses.1-2

Pada tahun itu, putra pasangan Syaefudin Halwani, S.Pd. dan Iis Lilis ini mengikuti Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) Undangan sebagai calon mahasiswa di UPI dengan pilihan Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi (PJKR). Sebelum hasil SNMPTN Undangan diumumkan, banyak temannya mendaftar dan mengajaknya untuk ikut SNMPTN Tulis. Karena, katanya, lulusan SLTA tidak boleh terlalu berharap pada SNMPTN Undangan.

“Namun saya yakin atas hasil belajar yang selama tiga tahun saya tempuh. Saya yakin dengan nilai saya, bahwa saya akan mampu masuk UPI melalui SNMPTN Undangan. Dan Alhamdulillah puji syukur kepada Allah SWT ketika pengumuman, saya satu-satunya siswa dari SMAN 3 Karawang yang lolos SNMPTN Undangan ke UPI dan ‘membalas dendam’ keinginan ayah saya yang dulu ingin kuliah di IKIP Bandung (UPI),” ujar Yogi Firmansyah.1-3

Menjadi guru merupakan cita-citanya, bukan hanya karena ayahnya yang guru, tapi lebih dari itu. Guru merupakan profesi yang mulia, sebagai orang tua kedua anak apabila berada di sekolah. Seseorang yang tegas, pekerja keras, penyayang, dan mempunyai sisi lembut demi mencerdaskan siswanya. Menjalankan tugasnya penuh dengan rasa ikhlas dan sabar.

“Contoh sifat seperti itu yang membuat saya bercita-cita kuliah di UPI, terlebih saya sangat kagum dengan sosok guru honorer di daerah terpencil. Mereka begitu tulus dan bersemangat dalam melaksanakan tugasnya, memberikan ilmu kepada anak didiknya, walaupun gaji mereka jauh dari kata cukup, bahkan ada yang tidak mendapatkan gaji sama sekali,” kata Yogi selanjutnya.

Lulusan SMA Negeri 3 Karawang ini termotivasi dengan hadist Rasulallah saw., yang bunyinya,“Apabila seseorang meninggal dunia maka putuslah semua ibadahnya, kecuali tiga hal, yaitu sedekah jariah, doa anak yang saleh, dan ilmu yang bermanfaat.”1-4

Tidak bisa dimungkiri bahwa lulus dengan predikat cumlaude merupakan impian setiap orang. Bukan hanya menjadi kebanggaan diri sendiri tapi juga dapat menjadi kebanggan orang tua dan keluarga. Namun banyak mahasiswa yang justru merasa tertekan dengan target yang ingin dicapainya, salah satunya lulus dengan predikat cumlaude tersebut.

“Saya tidak menyangka sebelumnya dengan prestasi yang saya dapatkan ini, karena jujur semasa perkuliahan saya tidak pernah menargetkannya. Apabila ditanyakan apa kiat sukses belajar selama kuliah agar mendapatkan nilai kuliah yang baik, saya hanya bisa mengatakan bahwa yang pertama kita cukup fokus dan bersungguh-sungguh terhadap apa yang sedang dikerjakan,” katanya.1-5

Maksudnya, kata dia, ketika sedang melakukan atau mengerjakan sesuatu, mahasiswa harus fokus pada kerjaan tersebut, jangan memikirkan hal lain dulu. Seperti saat perkuliahan, dia cukup fokus terhadap materi yang diberikan dan bersungguh-sungguh mengikuti perkuliahan. Selepas perkuliahan tersebut dan menjalankan aktivitas yang lain, misalnya latihan softball, ia fokus langsung ke latihan softball. Begitu juga ketika dalam organisasi fokus dulu pada acara di organisasi itu, dengan berfokus pada setiap kegiatan yang dilakukan, maka hasilnya pun akan maksimal.

Kedua yang menjadikan dirinya mendapatkan nilai baik pada perkuliahan yaitu belajar dari teman. Maksudnya, ilmu tidak hanya datang dari dosen maupun buku perkuliahan, tetapi di luar itu banyak sekali cara yang bisa dilakukan untuk mendapatkan ilmu. Salah satunya yaitu belajar bersosialisasi, berdialog, dan bertukar pikiran dengan teman maupun senior mengenai materi kuliah yang sulit dipahami, bahkan dengan junior sekali pun sekalian mengingat kembali materi yang sudah didapatkan.1-6

Ketiga, kiat mendapatkan nilai baik saat kuliah yaitu mengikuti perkuliahan dengan duduk di bangku paling depan dekat dengan meja dosen. Selama perkuliahan, Yogi tidak pernah duduk di belakang atau bahkan di barisan kedua, selalu paling depan dan dekat meja dosen. “Mungkin itu salah satu kiat saya agar tetap fokus selama perkuliahan, sehingga materi dapat dipahami dan ketika UTS maupun UAS dapat mengerjakan dengan baik.

Paling terakhir serta tidak boleh dilupakan yaitu berdoa dan ikhtiar kepada Allah SWT atas segala usaha yang telah dilakukan, karena sebaik-baiknya rencana manusia, hasil akhir tetap ada di tangan Allah SWT,” ujar Umpire dalam International Softball Championship Partha & SIMS Anniversary 2015 di Yogyakarta ini.1-7

Baginya, UPI merupakan universitas yang memberikan kesempatan besar kepada seluruh mahasiswa untuk dapat mengmbangkan bakat dan potensi yang dimiliki di luar kemampuan akademik yang sedang ditempuh. Banyak sekali unit kegiatan mahasiswa yang terdaftar. Dan Yogi mengikuti Unit Kegiatan Mahasiswa Baseball-Softball UPI, yaitu wadah bagi mahasiswa UPI untuk menyalurkan hobinya pada kegiatan olahraga baseball dan softball. Bersyukur sekali bahwa UPI memiliki salah satu lapang softball dari tiga jumlah lapang softball di Kota Bandung.

“Setelah menjadi anggota selama dua tahun pada masa akhir perkuliahan, saya menjabat sebagai bendahara umum di UKM Baseball-Softball UPI. Mengikuti dua kejuaran besar yaitu Kejurnas ITT CUP 2015 dan Kejohanan Sofbol Terbuka UTHM Tingkat Internasional 2014 di Johor, Malaysia. “Dan yang paling terbaru, saya masuk sebagai anggota Umpire Kota Bandung yang bernaung di Korps Umpire Cabang Perbasasi Kota Bandung,” kata Yogi.1-9

Selain aktif di UKM Baseball-Softball UPI, ia juga aktif sebagai anggota Gymnaestrada PJKR UPI. Dia memang tidak termasuk ke dalam salah satu UKM di UPI, tetapi nama Gymnaestrada PJKR UPI sudah melambung di Kota Bandung bahkan di telinga dua Menteri Pemuda dan Olahraga yang menjabat pada masa SBY dan Jokowi yaitu Roy Suryo dan Imam Nahrawi. Karena dengan Gymnaestrada itu, ia sudah tambil di depan Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, Roy Suryo, dan Imam Nahrawi.

“Bahkan melalui Gymnaestrada ini saya berhasil masuk berita di salah satu surat kabar lokal Radar Karawang (http://www.radar-karawang.com/2013/01/raih-prestasi-sejak-muda.html), sebuah prestasi yang patut dibanggakan,” kata Yogi.1-10

Di luar kegiatan UKM dalam berorganisasi, Yogi aktif pada Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Indonesia (HMP PJKR FPOK UPI). Menjadi pengurus pada tingkat kedua masa kuliah, dan pada tingkat tiga menjadi Sekretaris Umum HMP PJKR FPOK UPI. Setelah selesai, pada akhir masa perkuliahan, dia juga menjabat sebagai Sekretaris Umum Dewan Pengawas Mahasiswa (DPM) HMP PJKR FPOK UPI.

“Banyak pengalaman dan ilmu yang diperoleh selama menjadi pengurus HMP PJKR FPOK UPI yang tidak bisa kita dapatkan pada perkuliahan formal di kelas. Salah satunya yaitu pengalaman memberikan materi, bimbingan, pengenalan kampus kepada mahasiswa baru, yang dilakukan secara bersama-sama dan kekeluargaan dengan teman-teman yang lain,” kata Yogi.

Di samping menjadi pengurus di kedua organisasi tersebut, Yogi bersama teman-teman sekelas PJKR-A angkatan 2011 yang lebih dikenal dengan PJKR Rica-Rica, yaitu sering mengadakan silaturahmi dan pengenalan UPI khususnya FPOK ke sekolah di luar kota Bandung. Dengan konsep silaturahmi melalui pertandingan persahabatan, seperti cabang olahraga futsal, bola voli, bola basket, sepakbola, bulutangkis, sampai sepak takraw, mereka mengenalkan FPOK UPI ke setiap sekolah teman sekelas. Bahkan daerah Jawa Barat sudah didatangi semua, mulai Subang, Karawang, Indramayu, Bogor, Tasikmalaya, Garut, Purwakarta, Cirebon, Sukabumi, bahkan sampai ke Pangandaran.

“Pada tingkat dua, kami mengadakan kegiatan bakti sosial kepada salah satu panti asuhan di daerah Tegallega Bandung. Kegiatan ini dilakukan bukan tanpa dasar, karena mengacu pada Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu Pengabdian Pada Masyarakat. Kegiatan ini pula yang menyadarkan mereka bahwa bukan semata-mata gelar yang ada di belakang nama kita, tetapi apa yang dapat kita berikan dengan gelar tersebut kepada masyarakat,” ujar Yogi selanjutnya.

Dengan berbagai kegiatan yang dilakukan semasa kuliah, tidak jarang dia harus berangkat gelap pulang juga gelap. Namun itu bukan suatu alasan untuk tidak berprestasi, tetapi justru dapat dijadikan sebagai acuan untuk mendapatkan prestasi yang sebaik-baiknya. Memaksimalkan waktu yang tersedia menjadi pedoman dia dalam melakukan dan mengerjakan setiap kegiatan, Alhamdulillah semuanya lancar.

“Kegiatan dan berorganisasi di luar perkuliahan, tidak sepenuhnya mengganggu tujuan utama datang ke kampus UPI. Jangan khawatir dengan mengikuti kegiatan non-akademik. Malah sebaliknya dengan berorganisasi, kita bisa meningkatkan kemampuan pengetahuan, dalam mengadakan kegiatan, menjalankan roda organisasi, dan bahkan meningkatkan kemampuan afektif (sikap dan sosial),” kata Yogi.

Dengan sering bertemu orang lain maka kemampuan berbicara juga terlatih, menjadi tahu karakteristik setiap orang, bekerja sama, saling menghargai dan menghormati, dan sikap lainnya. Kemudian kemampuan psikomotorik juga berkembang dengan mengikuti kegiatan olah raga yang diadakan secara bersama-sama.

Berikut prestasi Yogi yang diraih selama kuliah. Ia sukses memenangkan beberapa prestasi, di antaranya:

  1. Sebagi Atlet menjadi Kategori 5 Grup Terbaik Pada GfA Funtastique Festival – Gymnaestrada Nasional 2012 di Jakarta.
  2. Sebagai pelatih, membawa SMAN 6 Bandung Juara 3 Line Dance Se-Jawa Barat dalam UPI Fun Youth Cup II Tahun 2013.
  3. Perwakilan Prodi PJKR pada seleksi Mahasiswa Berprestasi Tingkat Fakultas Tahun 2014.
  4. Sebagai Atlet menjadi Juara 1 Kejohanan Sofbol Terbuka UTHM Tingkat Internasional 2014 di Johor, Malaysia.
  5. Masuk sebagai anggota Umpire Perbasasi Kota Bandung Tahun 2015.
  6. Sebagai Umpire dalam Kejuaraan Softball Partha & SIMS Anniversary 2015 Se-Asia Tenggara di Yogyakarta.

Sekali lagi ketika sudah lulus dan mendapatkan gelar sarjana, hal pertama adalah bukan mengenai gelar yang ada di belakang nama, melainkan apa yang bisa dilakukan, perbuat dan berikan dengan gelar tersebut terhadap masyarakat umum. Karena masih banyak anak di pelosok daerah belum beruntung merasakan bangku sekolah, mendapatkan pendidikan yang layak, sudah sepatutnya lulusan UPI bersyukur dengan apa yang sudah didapatkan, dan Yogi ingin berbagi ilmu yang sudah didapatkan dengan mengikuti program SM3T, kemudian melanjutkan kuliah ke S2, dan dapat memberikan manfaat serta inspirasi bagi semua orang. Aamiin. (WAS/Dodi)