Leli Halimah, “Pendekatan DAP, Best Practice Dalam Menstimulus Pendidikan Anak Usia Dini”

Bandung, UPI

Kemajuan suatu bangsa di masa depan dalam berbagai sektor kehidupan, sangat tergantung pada generasi muda yang mungkin saat ini masih berada pada kelompok anak usia dini. Kelompok usia tersebut akan menjadi investasi dan sumber daya manusia yang berkualitas apabila dipersiapkan dengan baik. “Terkait pendidikan anak usia dini banyak mengungkapkan bahwa agar potensi semua aspek perkembangan anak berkembang secara optimal, maka pembelajaran yang relevan dengan perkembangan anak yaitu melalui bermain”, demikian diungkapkan Dr. Hj. Leli Halimah, S.Pd., M.Pd pada kegiatan pemaparan Kepakaran Calon Guru Besar, yang dilaksanakan Kamis, 3 Februari 2022 di Ruang Rapat Lantai 1 Gedung I Kampus UPI di Cibiru.

Pada kesempatan tersebut Dr. Hj. Leli Halimah, S.Pd., M.Pd menyajikan makalah kepakarannya yang berjudul “Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini Berbasis Developmentally Appropriate Practice”. Lebih lanjut beliau menyampaikan bahwa berkaitan dengan pentingnya bermain bagi anak usia dini, kurikulum pendidikan anak usia dini idealnya harus lebih mengutamakan untuk memfasilitasi anak bermain, dan itu menjadi salah satu karakteristik dari pengembangan kurikulum yang menerapkan pendekatan praktik yang sesuai perkembangan anak atau dikenal dengan developmentally appropriate practice (DAP). Berbagai hasil kajian literatur menunjukkan bahwa bahwa kurikulum pendidikan anak usia  dini (PAUD) yang menerapkan pendekatan DAP merupakan best practice untuk menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak secara optimal.

Hasil studi literatur terkait pengembangan kurikulum PAUD berbasis DAP mengungkapkan pentingnya memfasilitasi anak untuk bermain dengan menyediakan lingkungan sesuai dengan kebutuhan individu anak, sesuai kelompok usia anak, dan sosial- budaya anak. Kondisi ideal tersebut berbeda dengan hasil studi lapangan secara tidak terstruktur dalam konteks implementasi kurikulum PAUD yang pernah penulis lakukan.

“Berdasarkan hasil pengamatan, masih banyak layanan PAUD yang cenderung mengkondisiskan anak untuk belajar baca, tulis, hitung secara formal. Kegiatan pembelajaran yang disediakan sebagian besar menggunakan lembar kerja yang harus anak  ikuti sesuai dengan petunjuk dari guru, dengan kata lain anak kurang diberikan pilihan untuk bermain sesuai minatnya masing-masing”, ujar Leli Halimah.

Selain itu, penataan lingkungan kelas yang saat ini diterapkan juga masih cenderung kaku dengan ketersediaan alat main yang minim, belum memanfaatkan bahan-bahan alami yang ada di lingkungan sekitar anak, termasuk belum dimanfaatkannya lingkungan luar kelas untuk menjadi area bermain bagi anak.

Dijelaskan, bahwa kurikulum pada esensinya dapat dipandang sebagai jantungnya pendidikan dan berfungsi sebagai alat atau instrumen untuk mencapai tujuan pendidikan. Oleh karena itu, berfungsi atau tidaknya kurikulum sangat bergantung pada pihak yang menggunakannya, dalam hal ini adalah para pendidik termasuk peran aktif keluarga. Menyikapi hasil studi literatur baik mencakup landasan teoretik, hasil penelitian, dan pengalaman penulis dalam pengembangan kurikulum PAUD pada umumnya memberikan arahan untuk menerapkan pendekatan DAP, sebagai upaya yang baik dalam pelaksanaan pemberian layanan bagi anak usia dini.

Dalam prosesnya, dosen program studi PGPAUD Kampus UPI Cibiru ini mencoba menerapkan hasil kajian literatur untuk menelaah dokumen kurikulum 2013 PAUD yang saat ini sedang dikembangkan. Hasil telaah tersebut mengarakan pada suatu keyakinan bahwa para pengembang kurikulum pada level nasional yang dituangkan dalam Permendikbud Nomor 146 Tahun 2014 pada dasarnya selaras dengan pendekatan DAP.

Hal penting lainnya yang perlu dikaji yaitu terkait pemahaman dan penerapan ide- ide yang dituangkan dalam dokumen kurikulum tersebut oleh para pendidik. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut berkenaan dengan protret lapangan dalam mengimplementasikan pendekatan DAP. Hal ini diperkuat oleh keyakinan ia bahwa “betapa pun baiknya kurikulum tidak serta merta menghasilkan lulusan yang berkualitas. Keterkaitan antara kurikulum yang baik dan lulusan yang berkualitas sangat tergantung pada pemahaman, kreativitas, dan dedikasi dalam mengimplementasikan berbagai ide besar para pengambil kebijakan oleh para pengembang kurikulum di lapangan, termasuk pada jenjang PAUD”, tegas Dr. Hj. Leli Halimah, M.Pd. (DN)