Aan Anisah, Dosen UGJ Raih Gelar Doktor Pendidikan Ekonomi UPI

Bandung, UPI

Dalam upaya membangun perilaku keuangan yang rasional, variable pengalaman keuangan dan edukasi keuangan menjadi konsep baru dalam pengalaman belajar keuangan. Keduanya digabungkan dalam model conditional process.

Pernyataan tersebut terungkap dalam Sidang Terbuka Promosi Doktor atas nama Aan Anisah dengan NPM. 1906953 yang berhasil mempertahankan disertasinya yang berjudul Model Conditional Process Pada Pengaruh Financial Learning Experience Terhadap Financial Behavior (Survey pada Dosen Bidang Ekonomi Wilayah Jawa Barat bagian Timur). Sidang berlangsung di Ruang Auditorium Gedung FPEB Lt. 6 Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (30/1/2023).

Aan Anisah merupakan mahasiswa Program Doktoral Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), yang juga Dosen Pendidikan Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati (UGJ) mengungkapkan bahwa menggabungkan variable pengalaman keuangan dengan edukasi keuangan menjadi konsep baru pengalaman belajar keuangan atau financial learning experience, financial literacy, financial attitude, subjective norm dan financial behavior yang dibingkai dengan model conditional process terkait dengan perilaku keuangan dengan menggabungkan variabel mediasi atau financial literacy dan Financial attitude dan moderasi dari subjective norm dapat menjadi solusi dalam upaya membangun perilaku keuangan yang rasional. Ini menjadi novelty pada penelitiannya.

Hadir sebagai Promotor Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si., Co promotor Prof. Dr. H. Disman, MS., Prof. Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si., sebagai Anggota, dan Dr Endang supardi M.Si., sebagai penguji Internal, serta Prof. Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus., sebagai penguji Eksternal.

Diungkapkan Aan,”Dalam upaya meningkatkan financial behavior, Dosen Bidang Ekonomi Wilayah Jawa Barat bagian Timur perlu mendisiplinkan anggaran yang telah dibuat dan konsisten melakukan pencatatan atas penerimaan dan pengeluaran secara rutin setiap bulan. Intinya adalah harus membuat laporan keuangan, mereview dan menganalisis pengeluaran, membedakan kebutuhan dan keinginan serta hindari pengeluaran yang sifatnya keinginan.”

Sisihkan dana darurat untuk keperluan yang tidak terduga, ujarnya lagi. Kemudian hitung rasio tabungan dan rasio pinjaman/hutang. Pikirkan untuk memiliki investasi pada usia produktif.

“Dosen juga sebaiknya membaca biografi dari orang-orang yang sukses, harapannya dapat menginspirasi,” tegasnya.

Lain halnya dengan upaya untuk meningkatkan financial learning experience, mereka harus meningkatkan keberanian dan percaya diri dalam mengambil tindakan keuangan yang penuh ketidakpastian. Disamping itu, jalinlah komunikasi secara intensif dengan keluarga, teman maupun rekan kerja maupun ahli keuangan tentang pengalaman mengelola keuangan.

Lebih lanjut dikatakan,”Dalam pandangan financial literacy, para dosen aktif mengikuti pendidikan dan pelatihan, seminar, coaching, workshop tentang keuangan. Informasi ini juga bisa diperoleh melalui berbagai sumber termasuk internet.”

Sementara itu, dalam upaya peningkatan financial attitude, mereka harus mampu menghilangkan perasaan ragu-ragu, curiga dan cemas ketika membeli barang dan menemukan harga barang tersebut di toko lain lebih murah. Dalam mengurangi perasaan cemas, gelisah bahkan stress, sebaiknya kembangkan perilaku kognitif, perilaku yang memprioritaskan kesejahteraan keuangan.

“Dalam upaya untuk meningkatkan subjective norm, sebaiknya menjalin komunikasi secara intensif keluarga, teman untuk mendapatkan dukungan terkait pengambilan keputusan keuangan. Bina lah hubungan yang harmonis antar anggota keluarga, teman sejawat, lingkungan kerja maupun orang yang dikagumi, sehingga akan mempermudah mendapatkan dukungan dari mereka pada saat pengambilan keputusan keuangan,” katanya.

Menurutnya, kesimpulan yang dapat ditarik dari model financial behavior yang dipengaruhi oleh financial learning experience dengan financial literacy dan financial attitude sebagai mediasi dan subjective norm sebagai moderasi menyatakan bahwa variabel financial behavior, variabel financial learning experience, variabel financial attitude, dan variabel subjective norm pada Dosen Bidang Ekonomi Wilayah Jawa Barat bagian Timur termasuk pada kategori tinggi. Makna bahwa sebagian besar dosen pada dasarnya sudah memiliki perilaku yang baik dalam hal konsumsi, manajemen cash-flow, tabungan dan investasi, serta manajemen kredit. Dimensi consumption dan dimensi credit manajemen termasuk kategori sangat tinggi, sementara cash flow manajemen dan saving manajemen dinilai sudah tinggi.

Financial learning experience berperan penting dalam meningkatkan financial literacy dan membentuk financial attitude, juga membentuk financial behavior dosen. Sementara itu, financial literacy berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial attitude dan financial behavior,” ujarnya.

Demikian pula dengan financial attitude yang memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap financial behavior dosen. Financial literacy dan financial attitude memediasi secara serial pengaruh financial learning experience terhadap financial behavior. Norm subjective juga berpengaruh positif dan signifikan terhadap financial behavior, serta memoderasi pengaruh financial learning experience, financial literacy dan financial attitude, pungkasnya. (dodiangga)