Yoni Hermawan, Jalani Sidang Terbuka Promosi Doktor Pendidikan Ekonomi di Universitas Pendidikan Indonesia

Bandung, UPI

Yoni Hermawan Dosen Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas Keguaruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Siliwangi menjalani Sidang Terbuka Promosi Doktor Program Studi Doktor Pendidikan Ekonomi Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) di hadapan sidang terbuka senat guru besar Universitas Pendidikan Indonesia. Sidang berlangsung di Ruang Auditorium Gedung FPEB Lt. 6 Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Senin (30/1/2023).

Hadir sebagai Promotor Prof. Dr. H. Disman, MS., Co promotor Prof. Dr. H. Eeng Ahman, M.Si., Prof. Dr. H. Suwatno, M.Si., sebagai Anggota, dan Prof. Dr. H. Hari Mulyadi, M.Si., sebagai penguji Internal, sementara itu Prof. Dr. Dedi Purwana E.S., M.Bus., sebagai penguji Eksternal. Yoni mengusung judul Studi Kompetensi Kewirausahaan Mahasiswa Perguruan Tinggi di Jawa Barat.

Ujian ini merupakan salah satu syarat bagi Yoni untuk menyelesaikan pendidikan S-3 bidang Doktor Pendidikan Ekonomi. Dijelaskannya,”Penelitian ini telah menghasilkan novelty yaitu model Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan berbasis Pendidikan Kewirausahaan, melalui strategi paralel Intensi Kewirausahaan, Efikasi Diri dan Orientasi Kewirausahaan. Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan terhadap Kompetensi Kewirausahaan para mahasiswa Perguruan Tinggi di Wilayah Priangan Timur Jawa Barat, dilakukan pada kondisi yang bersamaan dengan masa pandemi COVID-19 juga dianalisis sebagai masukan dalam pengembangan kompetensi kewirausahaan para mahasiswa untuk bangkit dan berkembang di masa krisis.”

Ditegaskannya bahwa Pendidikan Kewirausahan merupakan faktor pembentuk Kompetensi Kewirausahaan dan sangat efektif apabila didukung Intensi Kewirausahaan, Efikasi Diri dan Orientasi Kewirausahaan. Lebih dari itu, Pengembangan Kompetensi Kewirausahaan, dipengaruhi oleh Pendidikan Kewirausahaan, dan sangat efektif apabila didukung melalui Intensi Kewirausahaan Efikasi Diri dan Orientasi Kewirausahaan. Variabel mediator dianalisis melalui process Andrew Hayes, Model 80 yang masih jarang dilakukan oleh peneltiti sebelumnya.

Dalam penelitiannya, berdasarkan kajian teori yang telah disusun dalam kerangka pemikiran, preposisi, premis dan uji hipotesis, serta hasil temuan dalam penelitian ini, ditemukan bahwa membentuk Peningkatan Kompetensi Kewirausahaan berbasis Pendidikan Kewirausahaan, Efikasi Diri dan Orientasi Kewirausahaan melalui Intensi Kewirausahaan. Hal tersebut menjawab pertanyaan secara mendasar bagaimana proses terbentuknya kompetensi kewirausahaan.

“Dari hasil analisis data dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa Kompetensi Kewirausahaan mahasiswa Perguruan Tinggi di Jawa Barat Wilayah Priangan Timur pada umumnya berada pada kategori rendah artinya kompetensi kewirausahaan masih belum berkembang dengan baik. Dimensi kompetensi kewirausahaan yang masih rendah dari hasil penelitian yaitu Conceptual competency, Opportunity competency, learning competency, dan relationship competency, serta Personal competency,” ungkapnya.

Sedangkan Variabel Pendidikan kewirausahaan, intensi kewirausahaan, efikasi diri dan Orientasi Kewirausahan dan Pendidikan Kewirausahaan sudah termasuk kategori tinggi, ungkapnya lagi. Hal ini mengandung makna bahwa para mahasiswa Perguruan Tinggi di Jawa Barat Wilayah Priangan Timur, sudah memperoleh atau mengenal pendidikan kewirausahaan secara baik, meskipun dalam indikator-indikator tertentu masih perlu ditingkatkan.

Orientasi kewirausahaan pada rata-rata sudah termasuk kategori tinggi, katanya, namun apabila dilihat dari indikator tertentu masih perlu ditingkatkan. Kontribusi terbesar pada orientasi kewirausahaan adalah Competitive aggressiveness. Kemudian dimensi yang paling berkontribusi pada intensi kewirausahaan yaitu Perceived desirability.

Dikatakannya,”Variabel efikasi diri menunjukkan kategori pada tingkat rata-rata yang tinggi akan tetapi sama secara keseluruhan para mahasiswa sudah memiliki efikasi diri yang lebih tinggi rata-rata dari setiap indikator, hal ini mengandung arti bahwa modal utama untuk mengembangkan kompetensi kewirausahaan menunjukan trend lebih baik.”

Selanjutnya, dimensi yang memberikan kontribusi terbesar dalam merefleksikan kompetensi kewirausahaan adalah aspek sikap. Dimensi yang paling berkontribusi merefleksikan efikasi diri yaitu Strength (Kekuatan Keyakinan).

Dalam simpulannya Yoni mengemukakan, bahwa pendidikan kewirausahaan mempunyai pengaruh positif terhadap Komptensi kewirausahaan mahasiswa, terhadap efikasi diri, dan berpengaruh pada semakin tingginya orientasi intensi kewirausahaan mahasiswa.

“4 komponen pendidikan kewirausahaan yaitu strategi, pendanaan, kurikulum dan pendidik dapat memengaruhi intensi kewirausahaan mahasiswa di Jawa Barat yang pernah mengikuti mata kuliah kewirausahaan. Artinya semakin efektif Pendidikan kewirausahaan maka semakin tinggi kompetensi kewirausahaan seiring dengan meningkatnya intensi kewirausahaan, efikasi diri dan orientasi kewirausahaan mahasiswa yang telah lulus mata kuliah kewirausahaan di Perguruan Tinggi Wilayah Priangan Timur Jawa Barat,” tegasnya. (dodiangga)