Amirush Shaffa Raih 1st Runner Up International Broadcasting Competition 2018

Australia, UPI

Amirush Shaffa Fauzia berhasil meraih peringkat first runner up dalam ajang International Broadcasting Competition, dalam  rangka HUT Radio PPI Dunia ke-9 tahun 2018. Sabtu, (19/05/18).

Lomba yang dimulai sejak bulan Maret ini diikuti ratusan peserta dari seluruh dunia. Melalui seleksi yang ketat, pada tahap kedua terpilih delapan besar untuk kembali diseleksi dalam kurun waktu dua minggu. Masuk ke babak berikutnya, Shaffa, panggilan akrabnya, terpilih menjadi finalis tiga besar untuk kembali diseleksi. Pada babak final yang diadakan pada 16 Mei 2018 dengan host Surya dari Australia, akhirnya Shaffa mewakili Universitas Pendidikan Indonesia terpilih sebagai 1st runner up, setelah peserta dari Wageningen University Belanda, serta juara ketiga dari Unri.

Adapun the judge atau juri yang berjumlah tiga orang pada lomba ini yakni Aneisya Cassandra (Jerman),  Former Radio Announcer, Former Co-Host Radio Show TV, dan Favorite MTV VJ Hunt; DJ Arie (Indonesia), yakni Broadcast Trainer Communication Coach dan Owner of DJ Arie Broadcasting School; serta Inya (Australia) sebagai Former Radio Announcer at Colors Radio dan Hard Rock FM.

Shaffa yang merupakan mahasiswa semester 8 Departemen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, FPBS ini melewati tahap-tahap penyisihan siaran hingga babak final dengan beberapa tema, salah satunya tema Kartini. Ia berharap pahlawan-pahlawan Indonesia tetap dihormati dan dikenang meski di luar negeri sekalipun. Karena pahlawan tetaplah pahlawan, jasanya tetap dirasakan hingga hari ini.

Selain ia memilih konsetrasi BIPA (Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing) di perkuliahannya dan kini sedang menjadi guru tutor untuk mahasiswa pascasarjana dari Tiongkok dan Korea Selatan, ia juga berharap dengan aktif mengikuti berbagai acara dan lomba di tingkat nasional maupun internasional, ia dapat membawa misi bahasa Indonesia agar tetap utuh sebagai jati diri bangsa yang harus selalu dibanggakan di manapun ia berada. Ketika ditanya alasannya untuk mengikuti ajang bergengsi tingkat internasional ini, jawaban Shaffa singkat dan padat, yakni “Bahasa Indonesia harus mendunia”. (red-RS)