Atase Tenaga Kerja Kedutaan Jepang Tingkatkan Kerja Sama dengan UPI

Bandung, UPI

Urgensinya saat ini adalah bahwa Jepang kekurangan tenaga kerja, sementara di Indonesia dengan jumlah penduduk yang banyak, mayoritas belum memiliki pekerjaan dan ini menjadi masalah sosial. Permasalahan inilah yang menjadi pokok bahasan untuk ditindaklanjuti. Perusahaan-perusahaan di Jepang dan pihak-pihak terkait sangat membutuhkan tenaga kerja asing, khususnya dari Indonesia.

Pernyataan tersebut terungkap dalam pertemuan antara Atase Tenaga Kerja Kedutaan Jepang yang diwakili oleh Mr. Sasaki Hiroki dengan Pimpinan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) yang diselenggarakan di Ruang Rapat Partere, Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa (7/6/2022).

Diungkapkan Mr. Sasaki Hiroki,”Di Jepang, karena populasi terus menurun, kekurangan tenaga kerja telah menjadi masalah sosial. Di sisi lain, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dan rata-rata usia penduduknya masih muda, sehingga mempromosikan pemuda Indonesia untuk bekerja di Jepang dianggap sebagai situasi yang saling menguntungkan bagi kedua negara. Namun, belajar bahasa Jepang merupakan salah satu tantangan berat bagi orang Indonesia yang ingin bekerja di Jepang.”

Melalui pertemuan ini, ujarnya, banyak informasi yang kami peroleh tentang UPI dan berbagai program di dalamnya, ini menjadi catatan buat kami untuk memikirkan langkah konkrit berikutnya seperti apa, dan tindak lanjutnya apa.

“Oleh karena itu, kedatangan kami ini dimaksudkan untuk bertukar pendapat tentang bagaimana bekerja di Jepang dan pendidikan bahasa Jepang, hal ini bertujuan dalam rangka memahami permasalahan di bidang pendidikan bahasa Jepang di Indonesia,” tegasnya.

Universitas Pendidikan Indonesia, ungkapnya lagi, merupakan salah satu universitas yang cukup dikenal di Jepang. Hal ini, karena UPI menyelenggarakan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang bagi sarjana dan magister, dimana para lulusannya memiliki kualifikasi tinggi. Kualitas lulusannya memenuhi keinginan user di Jepang. Demikian juga dengan calon pekerja dari luar UPI, mereka akan digembleng oleh tim dari UPI agar sesuai dengan yang disyaratkan perusahaan-perusahaan di Jepang.    

Ditegaskannya,”Saya ingin mengucapkan terima kasih yang tulus atas kerjasama yang erat dan ramah yang telah anda berikan ke Jepang.”

Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Staf Ahli Universitas Prof. Ace Suryadi, M.Sc., Ph. D., mengatakan bahwa dengan kehadiran Atase Tenaga Kerja Kedutaan Jepang Mr. Sasaki Hiroki ke UPI memberikan keyakinan kepada kita bahwa UPI harus mengembangkan program yang terarah dan sistematis dengan demikian bisa semakin cepat untuk merealisasikannya.

“Adapun program yang dibangun adalah Pendidikan dan Pelatihan bagi calon tenaga kerja yang akan dikirim ke Jepang. Kedua, membuat Program Internship. Program ini sudah dilakukan oleh tim dari Prodi Pendidikan Bahasa Jepang, dan selanjutnya akan dilanjutkan dan diperluas,” tegasnya.

Indonesia dan Jepang akan bekerja sama untuk pelatihan ini, ungkapnya. Kita punya program yang sangat penting dan itu sudah berjalan. Salah satunya adalah persiapan mendirikan Fakultas Vokasi, namun sebelum adanya Fakultas Vokasi, kita merencanakan program pelatihan secara sistematis dalam 5 bidang pelatihan.

Dikatakannya,”Kita bekerja sama dengan PT. UPI Edun agar program lebih flexible, di Subang maupun di Kuningan. Kita tahu bahwa Bandung, Subang dan Kuningan mempunyai tingkat pengangguran yang termasuk tinggi terutama untuk lulusan SMA dan SMK. Kita bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten masing-masing untuk mengelola program pelatihan ini.”

Program pelatihan ini memiliki 2 orientasi, ungkapnya. Pertama, menyiapkan tenaga kerja di dalam negeri. Kedua, menyiapkan tenaga kerja yang siap untuk bekerja di Jepang. Program ini ada kemungkinan berada di 3 tingkatan. Pertama, D0 (Diploma Nol), yaitu program pelatihan untuk bekerja di Jepang. Kemudian D2 (Diploma 2), program pendidikan satu tahun, serta D3 (Diploma 3) dalam 5 keahlian prioritas, yaitu Keperawatan (caregiver), Hospitality (hotel & restaurant), Pengolahan (manufactured), Bangunan (construction), Teknologi Informasi dan Komunikasi (ICT), Pengolahan makanan (food factory), Pemeliharaan & Perawatan (cleaning management), serta Aviation (Ground Handling).

“Programnya dibagi 2, yaitu, Program Keahlian dan Program Bahasa Jepang. Di dalam program keahlian, kita ingin bekerja sama dalam pengembangan kurikulum, kurikulum yang disesuaikan dengan kurikulum industri di Jepang atau di Indonesia. Untuk sertifikasi bahasa Jepang dan sertifikasi kompetensi keahlian itu langsung di sertifikasi oleh Jepang, jadi disini kita hanya mengelola saja. Kami sudah punya jejaring di Jepang, jadi lulusan kami sudah bisa bekerja di Jepang atas dasar kerjasama yang jelas,” ungkapnya lagi.

Diharapkan, ujarnya, bagi mahsiswa aktif UPI agar bisa bekerja di industri di Jepang selama 1 tahun, kemudian bisa mengikuti proses pendidikan bahasa Jepang, lalu diberikan sertifikasi skill dan penempatan lulusan di Jepang untuk pekerja, terakhir kita bisa mendidik sensei atau dosen-dosen kita di Jepang. (dodiangga)