Diluncurkan Buku Elektronik untuk Tunanetra

Bandung, UPI

DPP Pertuni, bersama Yayasan Mitra Netra, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), dan Yayasan Damandiri akan menyelenggarakan “Sosialisasi dan Pelatihan Penggunaan Buku Elektronik (E-Pub) untuk Tunanetra, Kamis, 26 Januari 2017 di Gedung Achmad Sanusi Kampus UPI Jln. Dr. Setiabudhi No. 229 Bandung.

Kegiatan yang diselenggarakan dalam rangka HUT Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) ke-51 ini merupakan pembuka serangkaian sosialisasi dan pelatihan yang akan dilaksanakan di berbagai wilayah di Indonesia. Rencananya, Menkominfo Rudiantara akan hadir untuk meresmikan rangkaian kegiatan ini. Selain itu, pada sesi talkshow terkait buku epub untuk tunanetra akan dihadiri pula oleh walikota Bandung, Ridwan Kamil sebagai narasumber.

Sebagaimana warga negara Indonesia pada umumnya, penyandang tunanetra juga memiliki hak yang sama, salah satunya hak untuk berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi.Hal ini telah diamanahkan pada Pasal 24 huruf b pada UU no.8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas yang menyebutkan, “Hak berekspresi, berkomunikasi, dan memperoleh informasi bagi penyandang disabilitas meliputi hak  untuk mendapatkan informasi dan berkomunikasi melalui media yang mudah diakses”. Salah satu bentuk media  yang dapat diakses oleh tunanetra  untuk memperoleh informasi, yaitu buku-buku dengan format yang aksesible, seperti buku Braille, buku audio, serta buku elektronik yang dapat dibaca oleh perangkat lunak pembaca layar pada komputer dan telepon pintar yang dimiliki tunanetra.

Untuk meningkatkan fasilitasi akses buku bagi tunanetra, di akhir tahun 2016, Yayasan Mitra Netra telah meluncurkan perpustakaan buku digital online yang diberi nama Pustaka Mitra Netra (www.mitranetra.web.id). Pada perpustakaan ini telah diunggah ratusan jenis buku yang jumlahnya terus akan bertambah. Buku-buku tersebut dibuat dalam bentuk elektronik versi E-Pub yang struktur bukunya disesuaikan dengan struktur buku asli sehingga sangat aksesibel bagi tunanetra.  Pengunggahan buku elektronik ini akan terus dikembangkan pada tahun-tahun berikutnya.

Yang dapat menjadi anggota Pustaka Mitra Netra adalah tunanetra–baik yang masih memiliki sisa penglihatan (Low Vision) maupun yang buta total yang telah mendaftarkan diri serta memenuhi persyaratan menjadi anggota. Salah satu persyaratan yang dimaksud, yaitu mengisi formulir pendaftaran dan melampirkan keterangan bukti ketunanetraan yang ditandatangani pimpinan organisasi/lembaga ketunanetraan seperti Pertuni.

Aria Indrawati, Ketua Umum Pertuni menjelaskan, Pertuni mengapresiasi dan mendukung kehadiran perpustakaan buku E-Pub yang diinisiasi oleh Yayasan Mitra Netra tersebut. Selama ini di masyarakat memang telah ada buku epub. Namun, buku epub yang ada tidak dalam format teks, melainkan dalam format JPG – yaitu file hasil pemindaian, yang hanya dapat dibaca dengan penglihatan, dan tidak dapat dibaca dengan perangkat lunak pembaca layar pada gadget tunanetra.  “Itulah sebabnya, pada tahun 2017, Pertuni pun menjalin kerja sama dengan Yayasan Mitra Netra untuk meresmikan sosialisasi penggunaan E-Pub dalam mengakses perpustakaan khusus untuk tunanetra, dan melatih tunanetra di seluruh Indonesia – secara bertahap dan terus menerus – untuk menjadi  pengguna perpustakaan online untuk tunanetra ini,” jelas Aria.

Menyadari luasnya wilayah Indonesia, Sosialisasi dan pelatihan Penggunaan Buku epub untuk Tunanetra ini akan dipusatkan di beberapa kota di Indonesia, yang diikuti oleh tunanetra pengurus dan anggota Pertuni yang berada di kawasan sekitar kota/propinsi tersebut. Pembagian wilayah diputuskan berdasarkan estimasi banyaknya tunanetra pengguna internet, yakni diawali di Kota Bandung, Jawa Barat. Setelah itu, sosialisasi dan pelatihan akan berlanjut ke Yogyakarta, Malang, Denpasar, dan Manado.

Bandung dipilih sebagai kota pertama tempat dilaksanakannya sosialisasi dan pelatihan penggunaan buku epub untuk tunanetra, mengingat Bandung merupakan kota yang menyimpan sejarah awal perjuangan tunanetra Indonesia. Sedangkan, dipilihnya UPI sebagai lokasi penyelenggaraan kegiatan, dikarenakan UPI merupakan universitas yang meluluskan tunanetra pertama dan terbanyak di Indonesia.

Sosialisasi dan pelatihan pertama ini akan dilaksanakan dengan beberapa rangkaian acara. Diawali dengan sidang terbuka dari seorang doktor tunanetra, Tri Bagio—tunanetra keempat yang memperoleh gelar doktor di UPI, berlanjut dengan peresmian sosialisasi dan pelatihan oleh Menkominfo, Rudiantara, kemudian dilanjutkan dengan talkshow seputar penggunaan buku E-Pub untuk tunanetra dengan narasumber Menkominfo, Rudiantara; Walikota Bandung, Ridwan Kamil; Ketua Umum Pertuni, Aria Indrawati; Ketua Yayasan Damandiri, Subiakto Cakra Wardaya; serta Rektor UPI, Prof. Dr. Furqon, M.A., Ph.D.  Sesi berikutnya, sosialisasi dan pelatihan akan diberikan kepada sekitar 200 tunanetra yang hadir.

Peserta diutamakan tunanetra yang aktif sebagai pengurus dan anggota Pertuni di wilayah Bandung dan sekitarnya. “Selain itu, diharapkan pula sosialisasi dan pelatihan ini dapat diikuti oleh pelajar/mahasiswa tunanetra yang masih menempuh jenjang pendidikan, baik siswa maupun mahasiswa. Dengan demikian, peserta tersebut dapat memanfaatkan layanan Penggunaan Buku Elektronik ini sebagai sarana belajar mereka secara optimal,” ujar Tri Bagio, Koordinator Sosialisasi dan Pelatihan yang juga Ketua III DPP Pertuni.

Materi yang akan disampaikan dalam sosialisasi dan pelatihan, yaitu cara menggunakan Perpustakaan Online buku E-Pub, serta cara membaca buku E-Pub dengan menggunakan laptop atau smart phone. Metode penyampainnya pun cukup sederhana. Peserta akan dibagi ke dalam beberapa kelompok kecil. Setiap kelompok didampingi oleh 1 orang instruktur. Selanjutnya, peserta akan diminta langsung mempraktikan instruksi yang disampaikan oleh instruktur.

Dengan kehadiran Perpustakaan buku elektronik E-Pub ini diharapkan tunanetra akan memiliki pilihan baru dalam membaca buku, sehingga mempermudah mereka untuk memperoleh bahan bacaan dan referensi yang dibutuhkan. Selanjutnya, dengan apa yang disampaikan melalui sosialisasi dan pelatihan tersebut, Peserta dapat mengajak tunanetra lainnya untuk bergabung menjadi anggota perpustakaan online buku E-Pub termasuk para tunanetra yang sedang berwirausaha. “Dengan demikian, semakin banyak tunanetra yang mengetahui keberadaan perpustakaan buku E-Pub serta dapat memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari,” jelas Tri. (DN)