Direktur SPs UPI: Mau Ikut Program PPG, Berlakulah sebagai Seorang Perencana

Bandung, UPI

Di dalam pembelajaran sepanjang hayat ada satu aspek yang paling penting, yaitu bahwa guru zaman sekarang itu harus menjadi seorang engineer, seorang perencana. Yang kedua, dia harus menjadi seorang peneliti. Misalnya saja ada peserta PPG yang mengatakan “Oh kelas saya ini anaknya pasif, atau anaknya hiperaktif”, itu hanya berdasarkan pada pertimbangan rasional saja.

“Saya sangat menginginkan ke depan itu didasarkan pada data, jadi berpikir secara ilmiah. Berpikir secara ilmiah dimulai dari identifikasi masalah, kemudian dia mengumpulkan data, merumuskan hipotesis, menguji, kemudian menyimpulkan. Jadi metode berpikir ilmiah sangat- sangat penting diterapkan dalam posisi dalam mindset sebagai pembelajar mandiri,” tegas Direktur Sekolah Pascasarjana UPI Prof. Dr. H. Syihabuddin, M. Pd.

Pernyataan Direktur Sekolah Pascasarjana UPI Prof. Dr. H. Syihabuddin, M. Pd., tersebut diungkapkan dalam sebuah wawancara usai mengikuti kegiatan Sumpah Profesi Guru bagi lulusan Pendidikan Profesi Guru Periode Bulan Desember Tahun 2022 di Universitas Pendidikan Indonesia yang dilakukan secara daring dan luring terbatas di Gymnasium Kampus UPI Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 229 Bandung, Selasa (21/03/2023).

Diungkapkan Prof. Syihab,”Sepanjang tahun 2022 kemarin, sebanyak 4500 orang guru telah lulus PPG. Itu rata-rata sekitar 85% lulus, baik kategori 1 maupun kategori 2. Saya sangat senang sekali, tapi tentu saja ini masih terus kita tingkatkan.”

Untuk menjadi calon peserta PPG, ada 2 hal yang harus mereka persiapkan agar bisa mengikuti programnya dengan baik.

“Pertama mereka harus memiliki tekad yang kuat, karena itu modal utama. Motivasi, kehendak, dan kemauan yang kuat, karena itu luar biasa pentingnya bagi seorang guru. Jadi dia harus percaya, yakin menanamkan kepada dirinya bahwa ini lah pilihan karir bagi dia untuk membahagiakan dirinya, memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Jadi yang pertama itu tekad atau niat,” tegas Prof. Syihab.

Kedua, lanjutnya, tentu saja dia harus membekali diri dengan kemampuan teknologi digital. Itu bisa dipelajari secara mandiri.

Ketiga, dia juga harus sudah mulai membaca Content Knowledge (CK)-nya. Orang dari misalnya ekonomi, ya harus sangat paham berkenaan dengan itu. Tentu itu harus didukung dengan kompetensi-kompetensi yang lain.

Dikatakannya,”Tapi yang paling penting dari semua itu adalah guru itu menjadi pembelajar sepanjang hayat. Ini sikap yang tidak bisa ditawar lagi pada PPG yang sekarang. Pembelajar sepanjang hayat itu sebuah keniscayaan bagi kita pada saat ini.”

Program Pendidikan Profesi Guru ini melibatkan 500 orang dosen dari berbagai prodi dan jurusan, dan dibantu dengan para guru pamong, serta fasilitator IT.

“Dalam kesempatan yang sangat baik ini, saya ingin menyampaikan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada para dosen yang telah memberikan segalanya untuk membimbing, melatih para guru, mulai dari kegiatan pendalaman materi kemudian workshop, pendampingan PPL dan ujian,” ungkap Prof. Syihab.

Demikian pula dengan peran guru pamong dan fasilitator IT juga. Guru pamong lah yang sebenarnya membimbing dan menjadi teman diskusi para peserta guru PPG, sehingga mereka berhasil dalam performance-nya, dalam uji kinerja ini. Pun fasilitator IT yang memperkenalkan para guru dengan teknologi digital.

PPG Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) sangat dipercaya oleh masyarakat baik dari Jawa Barat maupun dari luar daerah. Terutama kepercayaan itu diberikan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi. UPI selalu memperoleh tugas untuk membimbing atau menyelenggarakan PPG dalam jumlah yang terbanyak dibanding universitas atau perguruan tinggi lainnya.

Diungkapkan Prof. Syihab,”Contohnya kepercayaan yang diberikan Provinsi lain misalnya Aceh dan Riau. Aceh itu ingin menitipkan pembinaan gurunya ke UPI. Kemudian, Riau. Mereka juga menitipkan sejumlah gurunya untuk dididik di UPI. Jadi kita benar-benar memperoleh kepercayaan itu.”

Yang paling penting, lanjutnya, kepercayaan itu harus kita terima dan kita respon dengan sebaik-baiknya, memberikan pelayanan dengan sebaik-baiknya. Siapkan guru dengan sebaik-baiknya. Tingkatkan kualitas untuk memberikan pelayanan terbaik kepada mereka, kita hadir untuk mereka.

Untuk mendukung semua itu, UPI melakukan ada 4 tahapan. Pertama, tahap perencanaan. Pada perencanaan ini, mengevaluasi kegiatan PPG di tahun-tahun sebelumnya seperti koneksi internet ataupun pembelajarannya.

Setelah perencanaan, kemudian implementasi, lanjut ke evaluasi, kemudian dilakukan pelaporan.

“Di pelaporan ini, saya selalu menegaskan pentingnya evaluasi terhadap seluruh kegiatan dan disitu harus ada rekomendasi. Rekomendasi ini sangat penting untuk memberikan pelayanan terbaik pada kegiatan PPG berikutnya. Jadi senantiasa seperti itu, mulai dari perencanaan, implementasi, evaluasi dan pelaporan itu satu kegiatan yang utuh untuk meningkatkan kualitas PPG,” tutup Prof. Syihab.

Sebagai informasi sebanyak 2.178 orang guru mengikuti prosesi Pengambilan Sumpah Profesi bagi Lulusan Pendidikan Profesi Guru (PPG) Periode Desember Tahun 2022 di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) tahun 2023.

Adapun rincian lulusan Program Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan sebanyak 1.989 orang, Dalam Jabatan Ex-PLPG sebanyak 84 orang, Dalam Jabatan PGP sebanyak 18 orang, Pra Jabatan 3T Berbeasiswa Berasrama sebanyak 1 orang, Pra Jabatan Bersubsidi sebanyak 4 orang, dan Pra Jabatan Mandiri sebanyak 82 orang. (dodiangga)