DKM Al Furqon selenggarakan Pengajian Pegawai dan Dosen UPI bertajuk “Ramadhan dan Etos Kerja”

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al Furqan Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan Webinar Pengajian Pegawai dan Dosen dengan tema “Ramadhan dan Etos Kerja” Kamis (29/04/2021). Kegiatan ini dilaksanakan melalui aplikasi Zoom Meeting dan disiarkan langsung di kanal Youtube TVUPI Digital. Kegiatan ini dihadiri oleh Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan, Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.P serta para pegawai dan dosen di lingkungan  UPI.

Pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Ust. M. Ramdan Mubarok, S.Pd. dan dilanjutkan dengan sambutan-sambutan, yang pertama dari Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS. Selaku Ketua Panitia Ramadhan 1442 Mesjid Al Furqon.  Selanjutnya sambutan dari Prof. Dr. H. Agus Rahayu, M.P selaku Wakil Rektor Bidang Sumber Daya dan Keuangan. Tausyiah yang juga merupakan acara inti disampaikan oleh Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar, M.A selaku Imam Besar Masjid Istiqlal sebagai penceramah  dan moderator Dr. Syaifullah Syam, M.Si.

Dalam ceramahnya Nazarudin mengatakan, “Bagi kita orang beragama, seharusnya semakin kuat pemahaman agama maka semakin kuat pula etos kerja kita. Ada kriteria yang dapat digunakan untuk mengukur diri kita di Bulan Suci Ramadhan ini. Pertama kriteria awam dimana masih standar, kadang masih menunda bahkan meninggalkan ibadah jadi sekadar menunaikan kewajiban saja. Kedua, ahlul ‘tha’ah sudah mulai menjadi lebih baik dari segi ibadah, perilaku maupun etika keagamaan.” Menurutnya ukuran ibadah dapat dianggap sebagai formalitas walaupun targetnya kini pahala dan tolak bala. Ketiga, ada ahlul ‘ibadah dimana orientasinya terletak pada target kualitatif, salah satunya yaitu merasakan ibadah sebagai sumber kebahagiaan dan ukurannya pada substansi. Keempat, ahlullah dengan emosi yang sepenunya telah berada dalam beribadah. Selain itu, sudah tidak memiliki target terhadap Allah dan maqam spiritualnya yaitu Maqam Adna.

Saran menarik bagi kita yang ingin memahami hakikat Al-Qur’an yaitu dengan memahami apa arti iqra’ pertama, kedua, ketiga dan keempat dalam QS. Al-‘Alaq. Erat kaitannya dengan peristiwa turunnya Al-Qur’an pertama kali di Gua Hiro dapat menjadi perumpamaan dalam kriteria pengukuran diri yang telah disebutkan sebelumnya. Ibarah untuk orang awam, isyarah untuk khawas, lathaif untuk para wali dan haqaiq untuk Para Nabi.

“Bukan cuma kita yang bisa menafsirkan Al-Qur’an tetapi Al-Qur’an pun bisa menafsirkan kita karena Al-Qur’an bukan makhluk biasa tetapi kalamullah”, demikian ucap Prof. Dr. K.H. Nasaruddin Umar M.A di akhir tausyiahnya. (Nadiyatulkhair – Caraka Muda, Kontributor Humas UPI)