Dosen Prodi Pendidikan Tata Busana FPTK UPI, Rintis Desa Fashion Berbasis Revolusi Mental
|Cirebon, UPI
Sebanyak 3 dosen Program Studi Pendidikan Tata Busana Departemen Pendidikan Kesejahteraan Keluarga Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan (FPTK) Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) melakukan monitoring dan evaluasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat terkait Pengembangan Desa Binaan Berbasis Kemitraan dengan tema Rintisan Desa Fashion Berbasis Revolusi Mental di Desa Kalitengah, Kecamatan Tengah Tani Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Selasa (27/11/2018).
Menurut Ketua Tim Program Dra. Katiah, M.Pd.,”Ketiga dosen yang dimaksud adalah Dra. Katiah, M.Pd., Dr. Mally Maeliah, M.Pd., dan Mila Karmila, S.Pd, M.Ds. Kami melihat di satu sisi bahwa jika berbicara pengabdian pada masyarakat tujuannya adalah memberdayakan masyarakat. Kami melihat, produksi batik dengan tema revolusi mental ini dikerjakan oleh seseorang yang ahli, yang mempunyai semangat tinggi di tengah kondisinya yang sangat terbatas. Terbatas dari sisi ekonomi, pendidkan, dan lainnya.”
Pengabdian pada masyarakat ini fokus pada perintisan Desa Fashion Berbasis Revolusi Mental dengan lokasi dan khalayak sasarannya adalah masyarakat Desa Kalitengah, Kecamatan Tengah Tani, Kabupaten Cirebon, ungkapnya. Kegiatan ini merupakan tindak lanjut program KKN Tematik Revolusi Mental yang dilakukan oleh mahasiswa UPI selama 40 hari.
“Permasalahan yang terjadi di lapangan, banyak ditemui masyarakat yang mempunyai keahlian dalam membatik namun belum tersalurkan dengan baik. Banyak pembatik yang masih bekerja di perusahaan orang lain dengan kata lain sebagai buruh, mereka belum mempunyai keberanian untuk usaha sendiri. Kreativitas yang menghasilkan motif batik yang berkarakter tidak terwadahi,” ungkap Kepala Pusat Pemberdayaan Masyarakat dan Pengembangan KKN LPPM UPI.
Permasalahan lainnya, masih banyak masyarakat yang berada digaris kemiskinan, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk membuka usahanya sendiri. Contohnya Ibu Tati, sebagai buruh pabrik dia punya cita-cita untuk menyekolahkan anaknya hingga perguruan tinggi. Ini yang kita apresiai, mengapresiasi semangat yang tinggi di tengah keterbatasan sejalan dengan semangat revolusi mental. Berbicara revolusi mental, kita berupaya merubah pola pikir mereka melaui integritas, etos kerja, dan gotong royong.
Dikatakan lebih lanjut,”Dengan motif batik revolusi mental, kita terjemahkan sebagai bentuk integritas, sementara itu dari sisi etos kerja, kita sentuh semangatnya, sebagai contoh, yang awalnya dalam 1 minggu itu hanya mampu memproduksi 1 produk, ditingkatkan menjadi 2 produk atau lebih, dan diarahkan untuk disiplin dalam menyelesaikan produknya. Kemudian sifat gotong royongnya kita kuatkan lagi, seperti dalam pemasaran, bagi produsen yang tidak mampu memasarkan dapat dibantu oleh pihak lain.”
Secara geografis, ungkapnya, Desa Kalitengah berdekatan dengan Desa Trusmi dan kami yakin dengan terus menerus dilakukannya pengabdian pada masyarakat di Desa Kalitengah akan banyak diikuti prodi lain dan disesuaikan dengan kebutuhan desa. Diharapkan Desa Kalitengah akan lebih maju dari sekarang.
“Jika berbicara KKN Tematik Revolusi Mental, Pak Kuwu Kalitengah sepakat dengan UPI untuk mengemas KKN Sepanjang Tahun, dan bagi mahasiswa asal Cirebon yang menginginkan KKN di Cirebon dapat tetap mengusung tema KKN Tematik Revolusi Mental yang dapat dipadukan dengan tema lain. Kemajuan yang dirasakan pasca diselenggarakannya KKN Tematik Revolusi Mental, kami melihat sudah ada warna yang berbeda, ada keberanian para pembatik untuk mengembangkan ide dan gagasan motif. Kami merencanakan untuk meluncurkan motif lain, seperti motif Citarum Harum, atau bahkan motif Prodi Tata Busana,” harapnya.
Sementara itu dalam kesempatan yang sama, Kuwu Desa Kalitengah Kenedi mengatakan”Aktifitas warga Desa Kalitengah, Kecamatan Tengah Tani, mayoritas adalah pengrajin batik, ada membuatnya dengan cara tulis maupun printing, juga ada yang membuat kue kering dan sudah masuk showroom. Kehadiran Tim UPI dirasakan dapat merubah, membantu masyarakat lebih maju. Diharapkan, UPI masih tetap hadir untuk melakukan pembimbingan atau pendampingan. Bimbingan seperti pembuatan video, mengajarkan IT, membantu pemasaran, serta membantu pengelolaan sampah. (dodiangga)