Dosen UPI Raih Juara Pada Kompetisi Internasional Senilai 2 Juta Dolar

Bandung, UPI – Dosen Program Studi Arsitektur Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), Dr.Eng. Beta Paramita, S.T., M.T., bersama tim sukses meraih juara pada kompetisi Million Cool Roofs Challenge yang diselenggarakan oleh Clean Cooling Collaborative  pada 1 Maret 2022. Million Cool Roofs Challenge merupakan kompetisi senilai 2 juta USD yang diikuti oleh berbagai negara dari seluruh penjuru dunia. Sebagai pemenang, Dr.Eng. Beta berhak membawa pulang hadiah sebesar 750.000 USD atau sekitar 10 miliar rupiah lebih.

Prestasi ini diraih melalui kolaborasi bersama Dr. Ravi Shankar Srinivasan  dari University of Florida serta Milleninium Solution, Amerika Serikat. Dengan nama proyek, Cool Roofs Indonesia, Dr.Eng. Beta beserta tim melakukan pengembangan dan produksi cat berjenis MS-Thermashield tersebut. Cat inilah yang dikembangkan oleh Dr.Eng. Beta untuk menciptakan cool roofs yang terjangkau di Indonesia.

Cool Roofs Indonesia sebagai pilot project di tanah air telah melapisi 70.800 meter persegi atap di 13 kota yang tersebar di 8 provinsi. “Cool roofs ini telah tersebar ke Aceh, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, hingga NTT,” ujarnya. Adapun kota-kota tersebut adalah Langsa, Bangka Belitung, Jakarta Tangerang, Bandung, Sukabumi, Garut, Subang, Tasikmalaya, Jepara, Pontianak, Kupang, dan Manado.

Secara kasat mata, cat cool roofs tidak berbeda dengan cat-cat yang ada di pasaran. Terlebih lagi, cat ini baru diproduksi dengan warna putih. “Cat ini masih menggunakan warna dasar karena cat ini masih berada pada skala laboratorium dan belum pada skala besar. Jadi, untuk dilihat secara kasat mata itu agak susah dibedakan dengan cat biasa,” ujar Dr.Eng Beta.

Cat yang dihasilkan oleh Cool Roofs Indonesia telah teruji dan tersertifikasi oleh CRRC (Cool Roofs Rating Council). Lembaga yang berbasis di Portland, Amerika Serikat, ini berwenang  secara khusus untuk memberikan sertifikasi pada produk cool roofs. “Jadi CRRC ini dia memberikan apa yang kami produksi itu telah memenuhi persyaratan mereka,” imbuhnya.

Suatu atap dikatakan cool roofs  apabila mampu merefleksikan radiasi solar sebesar 0,8 atau 80% secara langsung. Adapun Cool Roofs Indonesia telah berhasil memproduksi cat dengan kemampuan merefleksikan radiasi matahari  sebesar 88%. Hal ini terbukti melalui dampak yang diberikan cat pada atap-atap rumah di berbagai kota di Indonesia. “Perbedaan suhu yang bisa kita dapatkan, di Tangerang itu kita 40 derajat, setelah pengecatan itu drop menjadi 29 derajat di siang bolong,” ujarnya.

Berdasarkan riset yang dilakukan, diketahui bahwa suhu kawasan perkotaan di Indonesia semakin meningkat. Fenomena ini disebut dengan Urban Heat Island. “Saat matahari terbenam, seharusnya suhu sudah turun,” tuturnya. Namun, karena cahaya matahari di siang hari tidak terefleksikan dengan baik, cahaya matahari mengendap pada material rumah. “Ini yang kemudian mengakibatkan timbulnya Urban Heat Island di kota-kota di Indonesia,” ujar Manajer Proyek Cool Roofs  Indonesia itu.

Untuk itu, Dr.Eng Beta merekomendasikan cat ini untuk digunakan di atap-atap rumah di Indonesia. Hal tersebut juga mempertimbangkan Indonesia sebagai negara tropis. Dengan demikian cool roofs diproyeksikan dapat menurunkan suhu dalam ruangan rumah-rumah di Indoesia. “Di kota-kota yang diujicobakan, suhu dalam ruangan terbukti menurun secara signifikan,” pungkasnya.

 (Finan Azka, Jurnalistik UPI).