FGD dan Misi UPI Menuju Reputasi Global

Bandung, 2 Juli 2025

Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) terus meneguhkan komitmennya untuk bertransformasi menjadi perguruan tinggi bereputasi internasional. Dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) Peningkatan QS Ranking UPI yang digelar pada Rabu, 2 Juli 2025 di Auditorium FPEB, hadir dua tokoh sentral dunia akademik nasional: Prof. Dr. Rina Indiastuti, M.SIE., Rektor Universitas Padjadjaran periode 2019–2024, dan Prof. Dr. H. Didi Sukyadi, M.A., Rektor UPI.

Dalam sambutannya, Rektor UPI Prof. Didi Sukyadi menekankan pentingnya semangat kolektif untuk membawa UPI ke tingkat yang lebih tinggi. Ia menyatakan bahwa UPI ingin belajar dari UNPAD yang dalam lima tahun berhasil melompat dari peringkat 800+ ke 400-an dalam pemeringkatan internasional. “Kita tidak bisa berlari, tapi harus terbang seperti rudal,” ujarnya menggambarkan kecepatan perubahan yang dibutuhkan.

Prof. Didi juga mengajak seluruh sivitas UPI untuk memaknai proses ini sebagai bagian dari perjalanan bersama, bukan sekadar target institusional. Ia mendorong setiap unit di UPI untuk bergerak aktif mendukung visi internasionalisasi universitas.

Sebagai narasumber utama, Prof. Rina Indiastuti berbagi pengalaman berharga selama memimpin UNPAD menuju pemeringkatan global. Ia menekankan bahwa branding universitas bukan sekadar hasil, tapi proses yang terukur, konsisten, dan kolektif. Salah satu indikator utama menurutnya berasal dari Times Higher Education (THE WUR) yang sangat memperhatikan:

  • Publikasi internasional bereputasi dari para dosen.
  • Keterlibatan aktif dosen dalam forum ilmiah internasional, bukan hanya sebagai peserta, tetapi sebagai pemakalah dan panelis.
  • Kolaborasi penelitian lintas negara yang menghasilkan dampak dan jejaring global.

“Semua perguruan tinggi punya cita-cita sama: unggul dan bereputasi. Tapi yang membedakan adalah strategi dan konsistensi dalam pelaksanaannya,” ujar Prof. Rina.

Ia juga menyampaikan bahwa UPI sudah memiliki kekuatan yang mulai terbaca oleh sistem pemeringkatan QS, khususnya di bidang pendidikan, bahasa, dan psikologi. Ia mendorong UPI untuk terus membaca “radar QS” dan menyesuaikan kekuatan akademiknya agar makin terdorong ke atas.

“Artinya, tubuh UPI sudah terlihat di peta dunia. Tinggal bagaimana kita memperjelas siluetnya dan mengisinya dengan reputasi,” ungkapnya.

Menutup kegiatan, Rektor UPI menyampaikan, “Kita tidak ingin hanya menjadi pengamat kemajuan universitas lain. Kita ingin menjadi bagian dari perubahan itu, dengan cara kita, semangat kita, dan keunggulan yang kita miliki.”

Lebih dari sekadar posisi dalam tabel pemeringkatan, forum ini menjadi ruang untuk menyegarkan kembali mimpi bersama: mewujudkan UPI sebagai universitas unggul dan diakui dunia. Ada semangat yang menular, ada inspirasi yang dibawa pulang, dan yang terpenting: ada kesadaran bahwa perubahan hanya mungkin terjadi jika dilakukan bersama-sama. (CS)